Recognizance

2.1K 286 39
                                    

Setelah memastikan semua awaknya turun dari kapal, Naruto melangkah cepat menuruni tangga. Akhirnya pelayarannya selesai hari ini. Semua berjalan lancar seperti rencana. Kemudian ia bergegas menuju ke kantor pusat untuk menyampaikan laporannya.

"Bagaimana perjalananmu, Naruto?" Kakashi bersandar di kursinya. Ia dengar kapal niaga itu akan segera kembali ke Jepang.

"Tak ada yang istimewa." Naruto bediri di seberang meja kerja besar milik Kakashi.

Kakashi tertawa renyah "tunjukan sedikit antusiasmu, kudengar kapal niaga yang kau bawa itu menjadi transaksi besar-besaran para pengusaha China?"

Naruto hanya menghela napas panjang "aku tidak begitu peduli soal bisnis mereka." Ia hanya melakukan pekerjaannya saja, membawa semua penumpang di atas kapal ini dengan selamat hingga kembali ke Jepang.

"Kau akan dapat bonus besar, Naruto. Seharusnya kau bekerja dengan sedikit lebih cerdas. Kau bisa dapat relasi yang bagus di kapal itu." Pesan Kakashi dengan serius.

Naruto tahu, ia tidak bodoh. Beberapa pengusaha nampaknya berencana berlayar kembali dalam waktu dekat dan mereka akan mencari Nahkoda tetap untuk perusahaannya. Jika mereka puas dengan pekerjaannya kali ini, pasti ia akan mendapatkan pekerjaan itu.

"Naruto, apa kau menyesal menolak pelayaran ke Kumejima?" Kakashi bertanya santai, tentu pelayaran ke Kumejima tetap menghasilkan lebih banyak uang.

"Ya, aku menyesal. Harusnya aku yang mendapatkan pekerjaan itu." Sahut Naruto, jika saja ia tahu lebih cepat bahwa Hinata memutuskan untuk meluruhkan kandungannya, ia pasti akan tetap berlayar ke Kumejima.

Kakashi mendengus "kau memang bodoh, Naruto." Jujur saja, ia masih kesal karena Naruto membatalkannya secara tiba-tiba. Karena dirinyalah yang mendapatkan makian dari client soal pembatalan itu.

"Jika ada tawaran lagi, aku akan mengambilnya." Mulai sekarang ia akan fokus pada pekerjaannya seraya mencoba menghapuskan bayang-bayang Hinata dalam kepalanya.

"Tentu saja, tapi jika kau membatalkan lagi. Aku akan benar-benar menendangmu dari pusat, kau dengar itu?" Wanti Kakashi dengan keras. Seharusnya memang tidak ada pembatalan di hari menjelang keberangkatan. Namun saat itu Naruto memohon bahkan nyaris berlutut padanya untuk mengundurkan diri dari pelayaran ke Kumejima sehingga ia membiarkannya.

"Hm, tentu saja." Naruto bergumam, ia siap memulai lembaran baru kehidupannya. Berlayar sejauh yang ia inginkan dan menghasilkan banyak uang. Ia tak tahu kalau sebentar lagi mungkin dirinya akan berubah pikiran.

...

"Naruto, kau sudah kembali?" Kiba terbelalak saat mendapati Naruto masuk ke asrama.

"Ya, baru saja." Naruto melangkah masuk ke dalam kamar asramanya seraya memegang sebuah tas besar berisi pakaian kotor di tangannya.

"Bagaimana perjalananmu?" Tanya Kiba berbasa-basi.

"Tak ada yang istimewa, aku mabuk laut selama perjalanan." Naruto duduk di kursi yang ada di kamarnya.

"Kau mabuk laut?" Kiba tertawa terbahak-bahak setelah itu. Bagaimana bisa seorang Nahkoda mengalami mabuk laut?

"Entahlah, aku tak pernah merasa mabuk laut sebelumnya. Baru kali ini aku merasakan mual separah itu." Ujar Naruto seraya bersandar.

"Seperti wanita hamil saja." Kiba masih tertawa keras sambil mengusap genangan air matanya.

Naruto kemudian terdiam saat Kiba mengatakan soal wanita hamil. "Kiba."

Kiba menghentikan tawanya seraya menarik napas dalam "ya?"

LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang