Terima kasih buat kalian yang udah vote dan komen di part 33 dan part sebelum-sebelumnya.
Tapi,part 33 komennya membludak bagi aku. Dan bener-bener bikin aku happy.
Buat yang vote juga lebih dari 350 makasihh yaaa.
Kalian best lah pokoknya yang sering vote komen.
Maapkan aku teman-teman
Besok aku kasih hadiah spesial karena udah menghargai author ini 😭😭
Ditunggu yaa
Terima kasih 😘
&
Selamat membaca ❤😈🌚😈🌚
Fernandez bersandar di tembok. Oliv tengah di periksa.
"Tuan, minum dulu" Dello mengulurkan minuman pada Fernandez.
"Terima kasih Dello" pengawal juga asisten pria tua itu mengangguk sambil tersenyum.
Suara langkah kaki terdengar. Fernandez menoleh ia melihat para anak, menantu juga cucu-cucunya datang.
Mereka masih menggunakan pakaian tidur mereka.
"Daddy! Oliv kenapa?? tanya Georgia dengan wajah panik.
"Tenang-tenang. Biarkan Dello yang menceritakan, daddy tidak kuat berbicara" kata Fernandez. Semua orang kini menatap Dello.
Pria itu menghela nafas. Kemudian ia bercerita dari awal hingga akhir. Para pria mengepalkan tangannya.
Sedangkan para wanita mereka menutup mulutnya dengan tangan masing-masing secara bersamaan.
Tak lupa Dello memberikan bukti semua yang ia dapatkan.
"Cukup. Dimana Isaac sekarang?" tanya Venzelo.
"Tuan Isaac, kita tinggalkan di ruang bawah tanah" kata Dello.
Venzelo dan para pria lain pamit menuju rumah besar. Fernandez mengiyakan.
Dello ikut dengan Venzelo.
Kini tinggal Fernandez, menantunya juga tiga cucu perempuannya.
Tak lama kemudian dokter dan suster keluar.
"Bagaimana dengan keadaan menantu saya dokter?" tanya Georgia.
"Menantu anda sudah baik" kata Dokter Albert."Cucu saya dok?"
"Cucu anda juga baik. Beruntung anda membawanya kemari dengan cepat. Tapi, untuk saat ini biarkan nyonya Oliv bed rest selama dua minggu demi kebaikan sang bayi juga sang ibu" jelas Dokter Albert.
Mereka menghembuskan nafas lega.
"Oh, ya untuk saat ini jangan membebani pikiran nyonya Oliv. Jangan sampai dia menangis atau kepikiran. Lebih baik buat nyonya Oliv tertawa itu akan membuat bayinya lebih baik. Mood nyonya Oliv jangan sampai berantakan" kata Dokter Albert.Mereka mengengguk mengerti.
"Baiklah, jika nyonya Oliv sudah sadar. Boleh pencet tombol merah di sebelah ranjang. Saya permisi""Terima kasih Dokter" Dokter Albert tersenyum kemudian berjalan menjauh.
Mereka semua memasuki ruangan Oliv. Dan Georgia meneteskan air matanya melihat Oliv yang terbaring di kasur.
Georgia mendekat kearah Oliv, ia mengusap lembut kening Oliv.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreaks[END]
RomanceCerita lika-liku tentang Olivia Clark yang berada di negri orang. Di New York Oliv merasakan patah hati juga bahagia secara bersamaan. Ia juga bertemu dengan jodohnya di New York. --------------------- KALAU CARI CERITA YANG MASALAHNYA RINGAN, YA...