38

5.8K 520 45
                                    

Selamat membaca ❤

😈🌚😈🌚

Satu minggu kemudian...

Isaac sedang bersiap berangkat kerja. Sebenarnya dia malas berangkat, ia ingin sekali menghabiskan waktu bersama Oliv.

Tapi, apa daya perusahaan yang ia pegang tengah bermasalah. Karena saah satu investor membuat skandal.

Kini, Isaac tengah memeluk tubuh Oliv.

"Aku akan merindukanmu" bisik Isaac. Oliv tersenyum, ia mengusap punggung pria itu dengan lembut.

"Cepat berangkat, nanti terlambat" ujar Oliv. Isaac masih tidak melepaskan pelukannya.

"Isaac, berangkatlah. Kau hanya bekerja setengah hari. Kau seperti akan pergi bertahun-tahun saja" suara Fernandez membuat Isaac mendecak kesal.

Akhirnya Isaac melepaskan pelukannya. Lalu, ia menciumi seluruh wajah Oliv.

"Aku berangkat. Telfon aku jika ada apa-apa. Love you"

"Love you too, byee" Oliv melambaikan tangannya pada Isaac.

Kemudian wanita itu berjalan kearah dapur untuk minum.

"Oliv, kau tau perusahaan besar Frisor?" tanya Fernandez. Oliv mengerutkan dahinya.

"Pernah dengar kek. Kenapa?"

"Dia yang membuat skandal. Kau tau apa skandalnya. Pewaris Frisor terduga jika ia telah memperkosa puluhan wanita"
Oliv terkejut ketika mendengarnya.

"Dab karena skandal itu banyak perusahaan yang berinvestasi di Frisor mengalami penurunan saham. Dan termasuk kita" kata Fernandez dengan nada getir di akhir.

"Kakek tidak siap menjadi miskin. Lebih baik aku mati daripada menjadi miskin" ujar Fernandez.

"Kenapa begitu kek? Kan kita bisa memulai dari nol lagi"

"Tidak mungkin bisa. Karena biayanya besar. Lagi, para wanita diluaran sana tidak akan melemparkan tubuhnya pada kakek"

Oliv menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ucapan Fernandez.

"Kakek kalau boleh tau, Wellace menanam saham berapa persen?" tanya Oliv.

"Empat puluh lima persen" ujar Fernandez.

"Bukannya kakek, menanam saham di berbagai perusahaan besar. Pasti penurunan saham di Frisor bukan masalah besar"

Fernandez terdiam. Lalu, pria tua itu tertawa.

"Ah, maafkan kakek. Kakek lupa" ujarnya lalu pergi keluar dari dapur. Oliv menghela nafas melihat tingkah Fernandez.

Setelah itu Oliv mengikuti Fernandez dari belakang.

"Kakek. Kemarin malam ada perempuan berpakaian seksi, itu siapa?" tanya Oliv.

"Oh, dia meminta bantuan pada kakek. Yasudah kakek bantu" jawab Fernandez.

Oliv mengangguk. Lalu, ia melakukan rutinitas seperti biasa jika pagi hari yaitu, mengecek usahanya yang ada di Indonesia.

Mata Oliv menatap terkejut apa yang ia lihat.

"Kakek pesawat jet kakek masih berfungsi kan?" tanya Oliv.

"Tentu saja masih berfungsi memangnya kenapa?"

"Ini usaha Oliv di Indonesia ada masalah. Oliv harus kesana" ujar Oliv. Fernandez diam, lalu ia mengambil ponselnya.

"Ah, pesawat jetnya sedang di pakai Ashton" ujar Fernandez.
Oliv menghela nafas.

"Yasudah tidak apa." Oliv tersenyum maklum. Wanita itu membuka website pemesanan tiket pesawat.

Dan untuk tiket hari ini, tidak ada. Adanya besok. Mau tidak mau Oliv memilih berangkat besok.

Setelah memesan tiket untuk besok. Oliv kembali sibuk dengan pekerjaannya. Hanya saat makan siang ia beristirahat.

Bahkan ketika Isaac sudah pulang Oliv tidak menyadarinya.

Tubuh Oliv terlonjak ketika Isaac mencium pipinya.

"Maaf" ujar Isaac.

"Tidak, bukan salahmu. Aku terlalu fokus hingga melupakanmu" ujar Oliv sambil tersenyum.

Isaac juga tersenyum ia mencium bibir Oliv dan di balas oleh wanita itu.

"Oh, ya aku besok harus ke Indonesia" ujar Oliv. Isaac menatap Oliv tidak suka.

"Kenapa mendadak" ujar Isaac kesal.

"Aku baru tau jika ada masalah disana. Dan aku harus ada disana" ujar Oliv. Isaac beranjak dari tempat duduknya.

"Tidak. Aku tidak mengijinkanmu" ucap Isaac dengan nada kesalnya.

"Lalu, kamu ingin usahaku hancur?"

"Kamu kan bisa mengurusnya dari sini"

"Tidak bisa Isaac. Aku harus kesana. Ini sangat penting. Aku tidak mau usaha yang aku dirikan hancur hanya karna aku tidak datang ke Indonesia." Oliv kekeuh ingin ke Indonesia.

"Terserah kamu" Isaac keluar kamar. Ia menutup pintu dengan kasar. Oliv menghela nafas. Kemudian ia menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah itu ia membersihkan tubuhnya lalu, ia tidur.

.

Pagi-pagi sekali Oliv berangkat. Hanya Fernandez yang mengantar Oliv ke bandara.

"Kakek, jaga diri kakek ya. Oliv berangkat" wanita itu memasuki area bandara. Setelah mengurus segala macam hal.

Oliv duduk di ruangan tunggu khusus untuk yang menduduki kursi First Class.

Kini Oliv tengah mengantri untuk masuk ke dalam pesawat.

Sebelum benar-benar masuk Oliv menolehkan kepalanya ke belakang. Lalu, wanita itu masuk ke dalam pesawat.

Isaac terbangun ketika matahari sudah terbit. Mata pria itu menatap jam tangannya.

Ia langsung berdiri. Isaac berlari menuju kamarnya juga Oliv.

Dan tidak mendapati Oliv.
Buru-buru Isaac turun kebawah. Ia hanya mendapati Fernandez membaca majalah.

"Kakek. Dimana Oliv?" tanya Isaac.

"Oliv sudah pergi sejak lima jam yang lalu" ujar Fernandez.

Tubuh Isaac melemas. Ia terduduk di sofa. Mata pria itu terpejam.

"Kakek! Kakek! Isaac!" suara keributan itu membuat Isaac dan Fernandez menoleh kearah pintu masuk.

"Oliv dimana?" tanyanya.

"Oliv, pergi ke Indonesia. Dia mengurus masalah yang terjadi di sana" jawab Fernandez.

Bastian terduduk ketika mendengarnya.

"Kenapa?" tanya Isaac bingung.

"Oliv. Oliv. Namanya ada di daftar kecelakaan pesawat"

😈🌚😈🌚

Siapkan tisu untuk part selanjutnya. 😶

Maap kalau ceritanya aneh.😭

Terima kasih ❤💙💚

Heartbreaks[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang