VIII

15.4K 586 6
                                    

Selamat membaca ❤

🌚🌚😈😈🌚🌚

Oliv menatap Fabio dari tempat duduknya. Sepulang dari pesta seminggu yang lalu Fabio sudah jarang memakainya dalam artian berhubungan 'seks' .

Oliv tidak munafik, ia rindu sentuhan Fabio.

Biarlah ia menikmati ini untuk sementara. Oliv menatap jadwal Fabio.

Wanita itu berdiri, kemudian masuk ke dalam ruangan Fabio.

"Fabio, lusa kau harus ke Jepang untuk pertemuan bisnis. Apakah aku harus ikut" Fabio mentap Oliv.

Pria itu menghela nafas, "Tidak usah, Oliv. Kau beristirahatlah" ujar Fabio. Oliv menggigit bibir bawahnya.

"Fabio, kau tidak menginginkan ini?" Tangan Oliv memainkan payudaranya.

"Tidak untuk sekarang Oliv" Oliv memandang kecewa Fabio. Lalu, ia keluar tanpa mengucapkan sekata pun.

Oliv terduduk di sofa apartemen Fabio. Wanita itu menatap ponsel yang menampilkan penjualan apartemen.

Oliv sudah memantapkan hatinya, ia ingin keluar dari apartemen Fabio.
Oliv tau jika Fabio sudah bosan dengannya.

Wanita itu menekan dadanya yang sakit. Ia mengeluarkan air matanya. Sakit.  Cinta nya bertepuk sebelah tangan.

Oliv buru-buru menghapus air matanya saat mendengar suara kode sandi untuk membuka pintu.

Tak lama suara tawa laki-laki terdengar.

"Oh, Fabio siapa dia?" Oliv menoleh ia kemudian berdiri dan menatap tiga orang asing di depannya.

"Ah, dia Oliv. Sekertarisku" Oliv tersenyum kearah mereka.

"Oliv. Kenalkan yang disebelah kiriku dia Kenneth" Oliv menjaba tangan Ken. Dan dibalas ramah oleh lelaki itu.

"yang disebelah kananku dia Gio" Oliv tersenyum pada Gio. Dibalas kedipan mata oleh lelaki itu.

"Dan yang disebelah Gio, ada Zack" Oliv menganggukan kepalanya mengerti.

"Pak Fabio, boleh saya bicara berdua dengan anda?" Oliv mengatakan dengan gugup. Fabio menganggukan kepalanya.

Ia menyuruh ketiga sahabatnya untuk duduk atau mengambil makanan di kulkas milik pria itu.

"Ada apa?" tanya Fabio saat mereka berdua sudah di kamar Fabio.

"Eum, aku mau pindah" Fabio mengangkat sebelah alisnya.

"Itu, Itu aku ingin sendiri" Oliv berkata dengang gugup.

"Kapan?" Oliv sedikit terkejut reaksi Fabio. Ia kira Fabio tidak akan setuju. Oliv tersenyum miris.

"Hari ini" ujar Oliv.

"Oh, kalau begitu aku akan menyuruh ketiga temanku keluar. Aku akan mengantarmu ke apartemen barumu" ujar Fabio.

"Tidak, kau tidak usah mengantarku. Aku bisa sendiri" ujar Oliv.

Heartbreaks[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang