X

13.9K 599 19
                                    

Selamat membaca ❤

Maaf kalau ada typo

😈🌚😈🌚

Oliv akhirnya keluar dari perusahaan Fabio. Di perjalanan pulang Oliv memikirkan teriakan Fabio.

'Apakah Fabio marah karena dirinya keluar? Tidak, tidak mungkin.' pikir Oliv.

Bus yang ditumpangi Oliv berhenti tepat di halte dekat apartemennya.

Oliv turun dan berjalan sekitar lima blok untuk sampai ke apartemennya.

Di lobby apartemennya Oliv berpapasan dengan Isaac.

"Hai, Isaac" sapa Oliv. Isaac hanya menatap Oliv dan menganggukan kepalanya.

Oliv meringis, ia tau pria itu sedikit dingin. Atau memang dingin?. Maksudku cuek.

Kedua orang itu berjalan ke lift bersamaan. Memasuki lift. Oliv tersadar.

"Sebentar. Kau ingin menemui siapa disini? Bastian sedang perjalanan bisnis di luar kota" ujar Oliv.

Isaac menatap Oliv, pria itu menyeringai kearah wanita itu.

"Kau. Aku ingin menemuimu" ucapan Isaac membuat Oliv meremang.

Wanita itu hanya mengangguk ia tidak berbicara. Oliv terlalu gugup.

Oh, ayolah wanita mana yang tidak gugup jika berdampingan dengan pria separas David Gandy.

Ting...

Oliv dan Isaac keluar bersamaan dari lift. Oliv membuka kunci apartemennya.

Lalu, Oliv masuk dan Isaac mengikuti Oliv dari belakang.

"Sebentar aku buatkan minum dulu" ujar Oliv merasa Isaac mengikutinya sampai di dapur.

Pria itu masih terdiam. Ia menatap Oliv yang sedang membuat minuman untuknya.

Tak lama kemudian Oliv membawa dua minuman bersoda.

"Maaf aku hanya mempunyai ini" ujar Oliv. Isaac hanya mengangguk.

Oliv mengajak Isaac duduk di sofa.

Oliv pikir Isaac akan duduk di sofa single miliknya. Tapi, ia salah tebak.

Isaac malah terduduk di sebelahnya.
Canggung. Satu kata untuk keduanya.

"Oh, ya! Kenapa kau menemuiku?" tanya Oliv berusaha memecahkan ke canggungan mereka berdua.

"Hanya ingin" Oliv tersenyum gugup.

"Oh, aku-aku kira" Oliv tidak melanjutkan perkataannya. Tiba-tiba ia tidak bisa berpikir. Ia tidak tau harus berbicara apa lagi.

Oliv merasakan pergerakan di sebelahnya. Wanita itu melirik kesebelah. Ia melihat Isaac yang mengeluarkan ponselnya.

Lalu, Isaac memberikan ponselnya ke Oliv.

"Nomer ponselmu" ujarnya. Oliv mengangguk. Ia memberikan nomer ponselnya.

Setelah mengetikkan nomer ponselnya. Oliv membalikan ponsel itu kepada pemiliknya.

Isaac menyimpannya lalu, ia memasukan ponsel miliknya kedalam sakunya lagi.

"Aku permisi" Isaac berpamitan. Oliv mengangguk. Ia terkejut sekaligus bingung.

"Jadi dia kesini hanya meminta nomer ponselku?" gumam Oliv.

Oliv menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia beranjak dan masuk kedalam kamarnya.

Ia merasakan ponselnya bergetar dan mendapati nomer baru menelponnya.
Oliv mengangkatnya.

"Halo?"

"Ini aku" Oliv mengulum senyumnya.

"Oh, hai. Ada apa?"

"Tidak ada. Hanya ingin memberitahu sampai bertemu besok."

"Iya"

Tut.

Panggilan ditutup oleh Isaac. Oliv tersenyum semakin lebar.

Ia merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. Berbeda saat bersama Fabio.

Saat Oliv hendak memasuki kamar mandi. Ia mendengar getaran ponsel miliknya yang ia taruh di meja rias miliknya.

Oliv tersenyum, itu pasti Isaac. 
Saat melihat siapa sang penelfon Oliv melunturkan senyumnya.

"Halo?"

"Oliv, bisakah kita bertemu nanti?"

😈🌚😈🌚

Saat ini Oliv tengah bersiap-siap untuk bertemu dengan Fabio.
Suara pesan dari ponselnya terdengar.

From: Fabio
'aku sudah di depan lobby'

Oliv mengabil tas kecil miliknya. Dan segera turun ke lobby.

Sesampainya di lobby Oliv melihat Fabio yang terlihat berantakan.

"Hai" sapa Oliv. Fabio tersenyum kearahnya. Lalu, ia memeluk tubuh Oliv.

"Maafkan aku" gumam Fabio.

"Maaf untuk apa?" tanya Oliv bingung. Fabio tidak menjawab ia masih memeluk tubuh Oliv dengan erat.

"Apakah kita akan terus seperti ini?" Oliv memecahkan keheningan mereka. Fabio terkekeh ia melepaskan pelukan mereka.

Pria itu mengecup bibir Oliv. Wanita itu terkejut.

"Hei, kenapa kamu begitu terkejut?" Oliv menggeleng-gelengkan kepalanya sambil.tersenyum canggung.

Akhirnya keduanya keluar dan memasuki mobil Fabio.

Diperjalanan menuju restoran Fabio terus mengecupi punggung tangan Oliv.

Bahkan sesampainya di restoran Fabio membuka-kan pintu untuk Oliv.

"Sebentar" Oliv berhenti tepat di depan pintu restoran. Fabio mengeluarkan kain. Dan mata Oliv ditutupi kain berwarna hitam itu.

"Kejutan" bisik Fabio tepat ditelinga Oliv.

Fabio menuntun Oliv memasuki restoran.

Tiba-tiba Fabio menahan tubuh Oliv. Lalu, ia membuka penutup mata Oliv.

Mata Oliv mengerjap, ia melihat meja yang sudah di dekorasi yang sangat romantis.

Oliv tersenyum malu karena mereka berdua menjadi sorotan orang lain. Oliv duduk dikursi yang Fabio sediakan untuknya.

"Olivia will you be my girlfriend?"


😈🌚😈🌚

TENANG SEMUA TENANG. MASIH ADA LANJUTANNYA. JANGAN MARAH-MARAH DULU.

SABAR YAA.

BESOK UP LAGI.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAA PLISSS.

AKU MINTA KALIAN KALAU GAK KOMEN YA VOTE AJA GAPAPA.

BUKAN APA, CUMA BIAR CERITA INI BISA DITEMUI OLEH ORANG BARU.

TOLONG YA VOTE DAN KOMEN.

CUMA TINGGAL KLIK BINTANG. UDAH ITU AJA.

MAKASIH ❤❤❤

TERIMA KASIH SUDAH
VOTE 💙
KOMEN ❤
DAN BACA 💚

Heartbreaks[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang