Dorr.
Kaget gak? xixixi. Double up buat kalian yang udah vote dan komen di part 33.
Jangan lupa di baca sampai akhir ya. Di akhir ada author note buat kalian. Dan wajib komen sebagai balasan.
Terima kasih 😘
&
Selamat membaca ❤😈🌚😈🌚
Terlihat seorang pria yang terduduk di kursi dengan ikatan yang melilit tubuhnya.
Isaac pria itu masih dalam penyesalanya. Sejak kemarin ia tidak mau makan.
Seluruh keluarganya sudah tidak kemari sejak dua hari yang lalu.
Pakaian Isaac juga tidak ganti. Pria itu tidak mau beranjak dari tempat duduknya.
Pintu kayu itu berderit. Isaac mendongakan kepalanya. Disana ada kakeknya sedang berjalan kearahnya.
"Kakek, bagaimana keadaan Oliv?" tanya Isaac dengan suara serak."Tidak tau" kata Fernandez. Lalu, pria tua itu duduk di hadapan Isaac.
"Kenapa tidak makan?" tanya Fernandez.
"Aku akan makan jika bertemu dengan Oliv" jawabannya membuat Fernandez berdecih.
"Bagimana jika kakek berkata Oliv hilang?" Isaac merenung.
"Tidak mungkin hilang. Pasti kakek yang menyembunyikan Oliv" kata Isaac. Fernandez terkekeh mendengar ucapan Isaac.
"Itu kau tau"
Keduanya terdiam.
"Sudah. Kakek ada urusan. Kakek hanya mampir disini untuk memastikan kau masih hidup atau tidak." ujar Fernandez lalu ia beranjak.
"Kakek tidak melepaskanku?" tanya Isaac dengan suara bergetar.
"Bukan kakek yang akan melepaskanmu. Tapi, nanti ada orang yang hanya bisa melepaskanmu. Oh, ya jangan mati dulu. Kakek malas mengurus pergantian surat waris. Makanlah, jangan malu-malu. Kakek tau kau lapar" ucap Fernandez lalu ia meninggalkan Isaac sendiri.
Lagi-lagi Isaac menunduk. Ia tidak tau harus apa. Ia tau dia menyesal karena tidak berpikir panjang terlebih dahulu.
Isaac mengerang. Lalu, isakan tangis pria itu terdengar.
Fernandez yang masih ada di balik pintu terdiam mendengar isak tangis Isaac.
Pria tua itu perlahan pergi dari ruang bawah tanah.
Ia kembali ke rumah sakit.😈🌚😈🌚
Sudah sejak satu minggu yang lalu Oliv keluar dari rumah sakit. Kini dia tinggal bersama Georgia.
Fernandez mengikuti Oliv. Pria tua itu tinggal dirumah anak Venzelo.
"Mom, seperti ini?" tanya Oliv. Georgia menangguk sambil tersenyum. Mereka berdua tengah membuat kaos kaki kecil.
Oliv bahagia selama seminggu ini di manja oleh Georgia.
"Oliv ingin sesuatu?" tanya Georgia. Wanita itu tampak berpikir.
"Puding coklat sepertinya enak" kata Oliv sambil mengusap perutnya.
Georgia tersenyum. Ia meletakan kainnya.
"Ikut buat mom" Oliv menatap Georgia dengan pandangan memohon.
"Boleh" Georgia mengangguk sambil tersenyum. Oliv tersenyum cerah, lalu ia dan Georgia berjalan kearah dapur.
Satu jam kemudian puding Oliv siap dimakan.Saat sedang makan puding Alex datang bersama Andro.
Oliv memeluk bayi itu dengan rasa rindu.
Begitu juga Andro. Ia tidak mau terlepas dari Oliv.
"Andro nya aunty apakabar" ujar Oliv sambil menciumi pipi Andro yang membuat bayi itu tertawa.
Andro menampilkan gusinya. Membuat Oliv gemas sendiri.
"Habis ini Andro punya temen main" ujar Oliv. Wanita itu sibuk menggoda Andro.
Fernandez beranjak diikuti Alex. Keduanya berjalan menuju belakang rumah.
"Bagaimana? Apakah benar Fabio pelakunya?" tanya Fernandez.
"Kita semua belum tau apakah Fabio benar pelakunya atau bukan. Karena buktinya belum akurat. Dan selama ini Fabio sibuk dengan pekerjaannya juga anaknya." jelas Alex.
Fernandez mengangguk.
"Sepertinya jika bukan Fabio pelakunya pasti pelakunya bukan orang biasa" ujar Fernandez. Alex mengangguk.
"Bagaimana keadaan Isaac?"
"Isaac, dia sedang sakit. Dan tidak mau makan" ujar Alex.
"Bagaimana bisa?" suara itu mengejukan Alex dan Fernandez.
"Isaac tidak apa-apa kan?" tanya Oliv dengan mata berkaca-kaca.
Alex dan Fernandez tidak menjawab.
"Aku ingin bertemu dengan Isaac" gumam Oliv. Alex melirik Fernandez yang menghembuskan nafas lelah."Ayo, kita bertemu dengan Isaac"
😈🌚😈🌚
Dilain tempat terdapat tiga orang yang sedang berdiskusi.
"Tidak ada informasi tentang Oliv dan Isaac?" tanya seseorang. Yang ditanya hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"Isaac menghilang, begitu juga dengan Oliv"
"Huh, susah sekali bermain petak umpet dengan orang yang lebih kaya" katanya.
"Cari informasi sampai dapat. Kita buat hubungan mereka retak. Lalu, lanjutkan rencana terkahir kita jika tidak ada pilihan lagi"
"Bagaimana jika kita masuk penjara? Aku tidak mau masuk penjara"
"Tidak akan tenang saja"
.
Fernandez mengantarkan Oliv keruang bawah tanah. Ia membukakan pintu untuk Oliv.
Tangan Oliv menutup mulutnya saking terkejutnya melihat keadaan Isaac.
"Isaac" pria itu tidak membuka matanya. Ia takut jika itu halusinasinya.
"Isaac, aku disini" kata Oliv lagi. Wanita itu menahan isak tangisnya.
Perlahan mata Isaac terbuka. Ia mengerjapkan matanya."Oliv" bisik Isaac yang masih dengan suara seraknya. Oliv berjalan mendekat kearah Isaac. Ia memeluk tubuh pria yang dicintainya.
Tangis Oliv pecah ia memeluk tubuh Isaac yang masih di ikat.
"Maafkan aku" bisik Isaac. Pria itu juga meneteskan air matanya.
Oliv beranjak. Kemudian ia melepaskan ikatan yang melilit tubuh Isaac.
Isaac memeluk tubuh Oliv dengan erat ketika tubuhnya sudah bebas.
Wajah pria itu disembunyikan di leher Oliv. Air matanya masih keluar.
"Oliv, maafkan aku" ujar Isaac lagi.
"Tidak apa-apa. Aku sudah tau." Oliv mengelus punggung Isaac dengan lembut.
😈🌚😈🌚
Ketemu dah, akikah udah gak sabar nemuin Oliv sama Isaac.
Maaf ya kalau ceritanya bosenin atau gak dapet feelnya.
Oh ya, cerita ini part nya mau di perpanjang nggak?
Kalau mau boleh nanti tamatnya aku lamain.
Komen yaa.
Terima kasih ❤💙💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreaks[END]
RomanceCerita lika-liku tentang Olivia Clark yang berada di negri orang. Di New York Oliv merasakan patah hati juga bahagia secara bersamaan. Ia juga bertemu dengan jodohnya di New York. --------------------- KALAU CARI CERITA YANG MASALAHNYA RINGAN, YA...