Banyak yang salah tebak ya di part 41.
Lah disini kalian bakalan tau.
Vote bentar yuk. Pencet tombol vote gak bikin pulsa habis kok xixix.
Terima kasih ❤
&
Selamat membaca ❤😈🌚😈🌚
Kini semua keluarga besar Wellace tengah berkumpul di rumah besar.
Semuanya menatap tajam kearah wanita berambut pirang.
"Kakek bertemu dengan wanita itu dimana?" tanya Bastian sambil melirik wanita yang terduduk di sebelah Fernandez.
"Club. Sejujurnya sekarang dia sedang hamil anak kakek" ucapan Fernandez membuat seluruh keluarga Wellace terkejut.
"Tidak mungkin. Dia itu pelacur kek. Dia sering tidur dengan lelaki berbeda" ujar Gerald.
"Kakek tau. Tapi dokter bilang usia kandungannya sudah dua minggu. Sedangkan kakek bertemu dengannya dua minggu yang lalu"
Semuanya terdiam.
Vadez beranjak dari tempat duduknya.
Sebelum benar-benar pergi ia berkata " Daddy mau nikah dengan dia terserah. Tapi, maaf keluargaku tidak akan datang ke pernikahan daddy dengan wanita murahan itu."
Lalu, ia berjalan pergi bersama sang istri.
Alex dan Erica menyusul kedua orang tuanya.
"Kau wanita jalang. Jika, kau ingin mengambil harta kakek. Kau terlambat karena harta kakek sudah di berikan pada anak dan cucunya" ujar Jelena. Lalu, ia berjalan pergi meninggalkan rumah besar.
Kini, tinggal Isaac,Oliv, Fernandez dan wanita berambut pirang yang bernama Jessica.
Tiba-tiba Isaac beranjak dari tempat duduknya. Oliv tersenyum tidak enak pada Fernandez. Kemudian ia menyusul Isaac.
Di kamar, Isaac terlihat sedang mengemasi barang-barangnya juga barang Oliv.
"Kita mau kemana?" tanya Oliv.
"Pindah. Sudah tidak ada alasan lagi kita tinggal disini. Begitu juga kakek sudah ada yang menemani"
"Pindah kemana?" tanya Oliv.
"Kerumah yang sudah aku beli"
"Kapan kamu beli?"
Isaac berhenti mengemasi barang-barang mereka.
"Sudah lama" ujar Isaac.
Oliv mengangguk. Ia hendak membantu Isaac. Tapi, pria itu malah menyuruhnya duduk.
Setelah mengemasi barang-barangnya. Isaac memanggil maidnya untuk membantunya.
"Mau kemana?" tanya Fernandez saat melihat Isaac turun membawa koper besar.
"Pindah. Aku tidak ingin ada parasit yang merusak hubunganku dengan Oliv"
"Apa maksudmu?" tanya Fernandez.
"Aku ingin pindah agar kesehatan Oliv stabil. Jika kami masih disini aku takut kesehatan Oliv menurun dan akan berakibat fatal pada bayi kami" jawab Isaac.
"Kesehatan Oliv stabil sejauh ia tinggal disini"
"Iya, tapi setelah wanita murahan itu datang. Aku meragukannya" ujar Isaac. Lalu, ia berjalan keluar dengan Oliv.
Mata Oliv berkaca-kaca. Sungguh, sejujurnya ia berat meninggalkan Fernandez. Tapi, apa yang dikatakan Isaac benar.
Tidak ada yang tau apa yang di rencanakan Jessica.
Di perjalanan menuju rumah baru. Oliv terus menangis.
Isaac hanya memeluk tubuh Oliv. Ia tidak bisa berkata-kata lagi.
Karena, ini jalan satu-satunya agar tidak ada masalah dalam hubungan mereka.
Isaac melepaskan pelukan Oliv. Lalu, ia mengusap air mata Oliv.
"Sudah. Kita bisa mengujungi kakek jika tidak sibuk" ujar Isaac. Oliv mengangguk sambil sesegukan.
"Lihat depan. Itu rumah kita" ujar Isaac sambil tersenyum. Perlahan Oliv menoleh kearah depan. Ia membelakan matanya terkejut.
"Woah" Oliv menggumam sambil sesegukan.
Mobil milik Isaac memasuki halaman rumah baru mereka.
Lalu, berhenti tepat di tangga masuk.
Seketika Oliv melupakan kesedihannya."Suka?" tanya Isaac sambil membukakan pintu untuk Oliv.
Kepala Oliv mengangguk. Ia memeluk tubuh Isaac.
"Terima kasih" gumam Oliv, ia juga mencium pipi Isaac.
Senyum pria itu terbit.
Tangan Isaac menggandeng tangan Oliv. Lalu, ia membawa Oliv ke kamar mereka."Ini akan menjadi kamar kita. Pintu itu menjadi pintu penghubung ke kamar anak kita nanti" ujar Isaac sambil menunjuk pintu berwarna hitam.
Isaac mengajak Oliv memasuki kamar anak mereka. Di sana sudah ada keranjang tempat tidur untuk bayi juga mainan.
Oliv menutup mulutnya saking terkejutnya.
"Suka?" Oliv mengangguk. Ia memeluk tubuh Isaac.
"Sekali lagi terima kasih" ujar Oliv. Wanita itu mendongakan kepalanya. Lalu, ia mencium bibir Isaac.
Ciuman Isaac menurun. Hingga ia berjongkok dan kepalanya tepat berhadapan dengan perut buncit Oliv.
Isaac menghujami ciuman di perut Oliv. Dan berhasil membuat Oliv tertawa."Tidak sabar menunggu jagoanku" ujar Isaac. Oliv tersenyum, ia mengelus lembut rambut pria itu.
"Isaac" mata pria itu menatap Oliv saat wanita itu memanggilnya.
"Yes, sweetheart?"
"Jika kau di suruh memilih. Pilihlah bayi kita. Aku ingin dia melihat dunia" ujar Oliv. Alis Isaac mengkerut.
Pria itu terkekeh dan berkata "cukup. Jangan bercanda. Kamu dan anak kita akan selamat".Oliv tersenyum tidak membalas perkataan Isaac. Kemudian keduanya membersihkan tubuh mereka.
.
Esoknya. Saat ini Oliv tengah bersiap-siap menuju supermarket.
Isaac sudah pergi bekerja sejak satu jam yang lalu.
Sejujurnya Isaac tidak memperbolehkan ia keluar. Tapi, Oliv bosan. Akhirnya ia ikut maidnya berbelanja ke supermarket.
"Nyonya, mobil sudah siap" ujar salah maidnya. Oliv mengangguk sambil tersenyum.
Ia berjalan terlebih dahulu. Diikuti dua maid di belakangnya.
Oliv memasuki mobil. Di sebelahnya ada maidnya.
Mobil range rover hitam keluar dari gerbang.
Dan tepat saat itu suara benturan keras terdengar di telinga Oliv.
Seluruh tubuhnya terasa sakit. Sebelum menutup mata sepenuhnya ia hanya bisa melihat maidnya yang terkapar penuh darah.
😈🌚😈🌚
Oliv selamat gak ya?
Atau
Bayinya selamat gak ya?Kalau komennya dikit ya jangan kecewa di pert selanjutnya.
Btw, part 40 sama 41 sepi yah.
Gak seramai sebelumnya 😭😭
Yaudah ya.
Spam next ➡
Terima kasih ❤💙💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreaks[END]
RomanceCerita lika-liku tentang Olivia Clark yang berada di negri orang. Di New York Oliv merasakan patah hati juga bahagia secara bersamaan. Ia juga bertemu dengan jodohnya di New York. --------------------- KALAU CARI CERITA YANG MASALAHNYA RINGAN, YA...