11

13.7K 669 18
                                    

📢VOTE DULU SEMUANYA 📢
BIAR SEMANGAT. KALAU MAU TRIPLE UP, PART 8,9,10,11 HARUS SAMPE 100 VOTE. KALAU NGGAK YA NUNGGU LUSA XIXIXIXI.⭐

❤SELAMAT MEMBACA❤

😈🌚😈🌚

Tubuh Oliv menggeliat saat mendengar gedoran pintu.

Oliv melangkah menuju pintu kamarnya dengan malas. Ia memutar kunci lalu membuka pintu kamarnya.

Oliv membalikan tubuhnya dan berjalan menuju kasur lalu ia menghempaskan tubuhnya di kasur.

"Really?" Oliv tidak menjawab ucapan Bastian.

"Oliv! Kau benar-benar" Bastian menjambak rambutnya sendiri. Lalu, pria itu sibuk mondar-mandir.

"Apakah itu benar?" tanya Bastian sambil menatap Oliv. Wanita itu membuka matanya ia menatap Bastian.

Flashback on...

"Olivia will you be my girlfriend" Oliv menutup mulutnya terkejut. Kini semua mata memandang keduanya.

Oliv meruntuki Fabio dalam hati.
Wanita itu mengulas senyum pada Fabio.

"Kita bicarakan nanti" ujar Oliv sambil berpura-pura malu.

Fabio tersenyum lebar dan berkata "apakah artinya kamu menerimaku?".

Oliv hanya menghendikan bahunya.
Fabio tersenyum mengerti dan ia kembali duduk dengan wajah santai.

Orang-orang yang menonton mereka bingung. Apakah artinya sang wanita menerima proposal sang pria?.

Setelah itu keduanya makan dengan diam. Hingga akhirnya di mobil Oliv menghembuskan nafas lega.

Fabio masih memegang tangannya. Di depan lobby apartemennya Oliv melepaskan tangan Fabio dari tangannya dengan lembut.

"Maaf aku tidak bisa menerimamu. Aku akan menikah" ujar Oliv. Fabio tersenyum geli menatap Oliv.

"Oliv, aku tau kamu tidak akan menikah. Kamu jangan mencoba membohongiku" ujar Fabio. Oliv tertegun. Wanita itu menghela nafas kesal.

"Oliv, jika kamu tidak mau berpacaran. Kita bisa langsung menikah. Aku tau kamu mencintaiku" lanjut Fabio sambil tersenyum.

"Memang aku mencintaimu, tapi rasa itu sudah hilang. Entah kapan. Maafkan aku Fabio. Aku tidak bisa menerimamu lagi" ucap Oliv.

Senyuman Fabio luntur seketika.
Melihat raut wajah Fabio. Buru-buru Oliv keluar dari mobil diikut Fabio.

Oliv berlari masuk. Beruntung ada satpam yang menjaga di depan lobby.

"Tolong saya!" teriak Oliv pada dua satpam itu. Dengan sigap kedua satpam itu menahan Fabio.

Fabio kalah kuat karena dua satpam itu dua kali besar dari tubuh Fabio.
Akhirnya Oliv bisa masuk dalam apartemennya dengan aman.

Flashback off...

Bastian menghela nafas lega. Pria itu memeluk tubuh Oliv dengan erat.

"Aku kira sahabatku yang cantik ini masih bodoh" gumam Bastian. Membuat Oliv menepuk punggung pria itu dengan keras.

"Sudah bersiap-siaplah aku akan mengantarmu ke kantor Isaac" ujar Bastian. Oliv mengangguk ia memasuki kamar mandinya dan meninggalkan Bastian.

Memang Bastian tau password apartemen Oliv. Ia juga tau password apartemen Bastian.

Bastian sering keluar masuk apartemen Oliv.

Saat ini Oliv tengah berdiri dibawah pancuran shower.

Ia teringat dengan perkataan terakhir Fabio sebelum ia masuk kedalam lift.

"Aku akan mendapatkan kamu dengan cara apapun Oliv! Aku Fabio Rouvas bersumpah akan mendapatkanmu dengan cara apapun itu!"

Oliv menundukan kepalanya. Ia menggeleng lalu mematikan shower dan mengambil handuk.

Setelah lima belas menit bersiap-siap. Oliv keluar dengan tas yang biasa ia gunakan untuk bekerja.

Di ruang makan Bastian sudah berpakaian rapi. Ia sedang bermain ponsel.

Oliv memasuki dapur dan memasak nasi goreng untuknya dan Bastian.
Tak lupa ia membawa makanan untuk makan siang.

"Bas, kamu mau bawa bekal makan siang tidak?" tanya Oliv.

"Mau" jawab Bastian.

Oliv keluar dari dapur membawa dua kotak bekal. Lalu, ia berbalik menuju dapur dan membawa roti bakar serta susu.

Akhirnya Oliv membuat nasi goreng untuk makan siang.

😈🌚😈🌚

Oliv belum masuk kedalam perusahaan yang dinaungi Isaac. Ia masih gugup dan tidak menyangka jika ia masuk kedalam perusahaan besar ini.

Tiba-tiba Oliv merasakan rangkulan di bahunya. Oliv tersentak. Dengan cepat ia menoleh kesamping.

"Hello, Oliv" sapa Emillio ramah. Oliv menghela nafas lega.

"Hai Emillio" Emillio masih merangkul bahunya. Keduanya berjalan bersamaan.

Banyak orang yang menatap bingung kearah Oliv. Dan bertanya-tanya siapa Oliv.

"Apakabar?" tanya Emillio. Pria itu menekan tombol lift khusus.

"Baik. Kamu apakabar?" tanya Oliv. Keduanya masuk kedalam lift.

"Aku sangat tidak baik" ujar Emillio memelas.

"Kenapa tidak baik?" tanya Oliv.

"Karena aku merindukanmu" goda Emillio. Oliv menunduk malu sambil mengulum senyum.

"Kuharap kamu betah kerja disini" Emillio mendekatkan bibirnya ke pipi Oliv.

"Ekhem" Suara itu membuat Emillio melepaskan pelukanannya dan ia juga kesal karena tidak jadi mencium Oliv.
Emillio menatap kesal kearah Isaac.

Dibalas tatapan tajam oleh pria itu.
Emillio tersenyum sambil memperlihatkan jarinya yang berbentuk 'V'.
"Maaf. Maafkan saya tuan raja yang terhormat" ucap Emillio sambil membungkukan badannya dramatis.

Isaac berdecak lalu membalikan tubuhnya dan berjalan masuk kedalam ruangannya.

Oliv dan Emillio mengikuti Isaac.

"Kenapa kau ikut-ikut" ujar Isaac pada Emillio. Pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Akhirnya Emillio memasuki ruangannya yang ada di depan ruangan Isaac.

Oliv duduk di sofa. Ia menatap ruangan Isaac.

"Kau menyukainya?" tanya Isaac. Oliv menatap Isaac sambil tersenyum.

Ruangan Isaac sangat rapih dan simpel. Juga jika Oliv disuruh tinggal disini Oliv tidak akan menolak.

Karena ruangannya sangat nyaman dan tidak membuat bosan
Isaac menatap wajah Oliv. Mata wanita itu sibuk mengagumi ruangan Isaac.

Tiba-tiba Oliv merasakan dagunya disentuh.

Oliv menatap Isaac yang juga menatapnya.

"Jangan menatap ruanganku terus. Aku tidak suka"

😈🌚😈🌚

BAKALAN TRIPLE UP KALAU PART 8,9,10,11 YANG VOTE 100.

HAYOO SIAPA YANG NUNGGU KAPAL OLIV-ISAAC BERLAYAR?

ATAU KALIAN TEAM OLIV-FABIO?

KALAU MAU TRIPLE UP LOH.

MAKASIH UDAH NUNGGUIN CERITA INI 😘

TERIMA KASIH SUDAH
VOTE ⭐
KOMEN 💬
DAN BACA❤

SHARE KE TEMEN KALIAN YA JANGAN LUPAA 📣📣

Heartbreaks[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang