43

5.3K 443 20
                                    

Terima kasih banyak sudah berkomentar dan spam komen di part 42. ❤❤😚😚

Lafv yuuu.😘😘

Vote bentar yuk.

Udah? Terima kasih.
&
Selamat membaca ❤

Maaf kalau ada typo ya.

😈🌚😈🌚



Ponsel mahal berwarna hitam milik Isaac bergetar.

Pria itu berdecak kesal karena ada yang mengganggu dirinya.

"Hallo!"

"Tu-tuan, maaf. Nona Oliv kecelakaan"

Tanpa berkata apapun. Isaac langsung berlari keluar. Ia turun menuju lobby.
Dan memasuki mobilnya yang sudah siap.

"Kalian sudah menangkap pelakunya?" tanya Isaac pada ank buahnya.

"Sudah, mereka belum mengaku"
Isaac menggeram marah.

"Putar balik. Kita menuju perusahaan Rouvas" perintah Isaac dengan nada marah.

Pria itu yakin ini pasti ulah Fabio.
Mobil Isaac berhenti tepat di depan gedung besar milik Rouvas.

Diikuti lima bodyguardnya. Isaac berjalan masuk.

"Maaf. Mr, kau ingin kemana?" tanya salah satu resepsionis yang mengejarnya. Isaac memberi arahan bodyguardnya untuk mengurusi resepsionis itu.

Akhirnya Isaac berhasil masuk. Dengan menggunakan lift tamu. Isaac memencet tombol nomer lift yang menuju ruangan Fabio.

Saat lift terbuka Isaac berjalan cepat menuju ruangan Fabio.

Tanpa mengetuk dan mengabaikan sekertaris pria itu. Isaac langsung masuk begitu saja.

Fabio terkejut dengan kedatangan Isaac. Pria itu berdiri menghampiri Isaac yang menatapnya marah.
Bugh.

"What the fuck! Wellace?!" Fabio meringis kesakitan.

"What the hell you doing?!" tanya Fabio tidak terima.

"Jangan pura-pura tidak tau. Kau kan yang menyebabkan Oliv kecelakaan!" bentak Isaac. Fabio, pria itu membulatkan matanya terkejut.

"Tentu saja tidak! Aku tidak mempunyai niat seburuk itu! Meskipun aku ingin menculik Oliv"

"Oh, calm down, man" sambungnya saat melihat Isaac hendak melayangkan pukulan.

"Mengaku atau seluruh keluargamu aku bunuh" Isaac menatap tajam Fabio.

"Aku sudah berkata yang sebenarnya. Jika kau tidak percaya, tanya sekertarisku apa saja yang kulakukan selama ini. Dia mengetahui apa saja yang terjadi" ujar Fabio.

"Lagipula aku sudah merelakan Oliv bersamamu. Aku hanya ingin fokus mengurus Aletta" lanjutnya.

Isaac menatap Fabio dengan tidak percaya. Sedangkan, Fabio memutar bola matanya malas.

"Sebentar" Fabio berjalan menuju meja kerjanya. Ia mengambil ponsel miliknya.

"Ini ponselku. Kau kan pintar dan hebat. Kau bisa melihatnya apa saja yang aku lakukan selama ini. Aku benar-benar tidak ada niatan untuk menyakiti Olivia" ujar Fabio sambil memberikan ponsel nya.

Isaac mengambil ponselnya dengan kasar. Lalu, ia memberikan ponsel Fabio pada orang kepercayaannya.

Dua puluh menitan berdiam-diam. Akhirnya orang kepercayaan Isaac memberikan ponsel Fabio.

"Tidak ada yang mencurigakan tuan" ujarnya. Isaac mendengus kesal.

Kemudian, cucu Fernandez itu berjalan keluar tanpa pamit.

Isaac semakin bingung siapa yang menyebabkan ini semua. Tidak mungkin kecelakaan yang dilibatkan Oliv tidak sengaja.

Isaac, menghela nafas frustasi. Pria itua khirnya menuju rumah sakit.

.

Dua jam sebelumnya...

"Tidak! Aku tidak mau!"

"Kenapa tidak? Kita tidak ada waktu lagi. Sudah cukup rencana kita yang terus gagal. Aku yakin rencana ini akan sukses" ujarnya sambil menyeringai.

"T-tapi bagaimana jika tidak berhasil. Dan kita tertangkap? Aku tidak mau mati" ujar salah satu dari mereka sambil menangis.

"NISA! Kau jangan takut. Karena kita tidak akan tertangkap" ujar perempuan berambut pirang itu.

Perempuan yang bernama Nisa itu menangis dipelukan lelaki yang bernama Dave.

"Seharusnya kita tidak bertemu" gumam Nisa sambil sesegukan. Ia menyesal karena tergiur dengan ucapan perempuan berambut pirang itu.

Perempuan itu berkata jika mereka akan membalaskan dendam pada Oliv.

Nisa mau-mau saja karena ia di janjikan untuk dipulangkan ke Indonesia setelah membalaskan dendam pada Oliv.

Tapi, hingga sekarang Nisa tidak di pulang-pulangkan. Nisa takut karena rencana terakhir perempuan berambut pirang itu sangat menbahayakan.

Entah, mereka bisa lari atau tidak. Karena setau Nisa, keluarga Wellace tidak mungkin, tidak menemukan mereka setelah ini.

"Kalian harus ikut. Karena aku ingin kalian melihat rencana terakhirku. Setelah ini aku akan menepati janjimu" ujarnya sambil tertawa.

Perempuan berambut pirang itu menyuruh keduanya unutuk mengikutinya.

Sampailah mereka di garasi yang berisi truk besar.

"K-kau yakin?" tanya Nisa.

"Kau mau ikut tidak? Kalau tidak silahkan aku tidak akan membelikan tiket kepulanganmu" ancam si pirang.
Mau tak mau akhirnya Nisa mengikuti si pirang itu.

Sampailah mereka di area perumahan Isaac. Si pirang menghembuskan nafas lega.

Karena ia berhasil memasuki perumahan yang sangat ketat dengan penjagaan ini.

Si pirang menyeringai saat ada yang memberi tau jika Oliv memasuki mobil.

Si pirang menginjak pedal gas.

Dengan kecepat truk yang di bawanya. Si pirang menabrakan truk itu pada mobil yang di kendarai Oliv.

Perempuan itu tertawa dengan keras. Truk yang dikendarainya oleng. Ia mendengar suara tembakan.

"Fuck" gumamnya. Ia panik, belum lagi suara tangisan Nisa.

"DIAM!" teriak perempuan itu. Truk yang ia kendarai menubruk pohon besar.

Dan ia juga dua rekannya pingsan karena terbentur sesuatu.


😈🌚😈🌚

Tidur nyenyak karena udah tau siapa pelakunya.

Oh, ya kayaknya ada yang gak selamat nih 😬😬

BIGLAFF BUAT KALIAN YANG SPAM KOMEN DI PART 42 ❤❤❤😘😘

MAKASIH YA UDAH KOMEN DI PART 42 😘😘

Terima kasih ❤💙💚

Heartbreaks[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang