67. hadiah

536 86 62
                                    

Begitu sampai di pacuan, keempatnya turun bersamaan yang langsung di sambut dengan ramah oleh penjaga disana yang notabennya adalah anak buah dari keluarga Rendhika. "silahkan tuan muda, sudah ditunggu oleh Sir William." ujarnya mempersilahkan keempat anak itu memasuki area. Keempatnya berganti pakaian yang lebih aman terlebih dahulu.

Selesai berganti pakaian, keempatnya saling menyengir yang membuat beberapa penjaga disana merasa heran. "silahkan, Tuan muda." keempatnya berjalan beriringan menuju arena.

"gue mau pakai si Jalu!," ujar Haekal yang sudah memilih siapa yang akan menjadi jagoannya malam ini.

"yah, Anshel mau Jalu padahal,"sebenarnya agak geli untuk berbicara dengan nada seperti itu, hanya saja dengan sangat amat terpaksa harus Anshel lakukan, demi apapun, ia sedari awal tuh sudah ngebooking si Jalu.

"isokey, Ekal ganti sama Coco aja, Anshel boleh pakai Jalu." dengan senyum manis andalannya, Anshel berterima kasih.

"berarti Anshel sama Jalu, Ekal sama Coco, Langit mau Mina, jadi, Ren sama Oce?," Rendhika mengangguk untuk mengiyakan ucapan Langit barusan.

Usai berdiskusi keempatnya langsung menunggangi kuda pilihannya masing-masing, sungguh, keempatnya seperti merasa terlahir kembali setelah menunggangi kuda-kuda ini. Untuk permulaan, keempatnya masih beriringan dengan tempo yang santai, namun, lama kelamaan menjadi sebuah pertandingan yang katanya ada hadiah nya.

"deal?," tanya Rendhika, yang diangguki oleh tiga lainnya.

Keempatnya bersiap, dengan bantuan penjaga yang menghitung mereka mulai bersiap dengan jagoannya masing-masing. Saat hitungan ke tiga, mereka dengan lihai mengendalikan kuda-kuda tersebut seperti seorang atlet yang sudah ahli.

Pertandingan masih di pimping oleh Langit yang terus saja memuji kekuatan Mina, meskipun betina, Mina sangatlah kuat. Bahkan, jika dibandingkan dengan Jalu sih, jelas Mina yang masih kuat.

"ayo Mina, kita harus buktikan, bahwa betina tidak jauh lebih lemah dari para jantan, go!,"ujarnya sembari terus mengarahkan kuda itu.

Dan hebatnya, seakan-akan kuda betina itu memahami ucapan Langit, sehingga ia dengan sangat lihat melewati beberapa rintangan yang ada didalam arena. Benar saja, Mina dan Langit lah yang lebih dulu sampai di garis finish ketimbang tiga lainnya.

"good job, girl!," dengan bangga Langit mencium kuda betina itu dan tersenyum sombong kearah Haekal. Sebab saat terakhir kali mereka tanding dan Haekal memakai Mina, laki-laki itu kalah bahkan cedera saat Mina dengan sengaja menjatuhkannya.

"dasar betina. Liat yang bening dikit langsung tancap gas, giliran ama gue di jatohin, kampret."misuhnya.

"nasib bro,"ujar Anshel dan Rendhika bersamaan sembari menepuk punggung Haekal.

Saking asikanya bertanding, mereka sampai melupakan waktu, hingga kini sudah memasuki pukul 23.55 malam dan hal itu membuat Anshel seketika panik. "eh, udah mau jam 12, ayo pulang! Nanti si ayah marah,"

"sabar dulu, kita 'kan lagi nentuin hadiahnya!," timpal Haekal yang diangguki oleh Rendhika dan Langit.

"yaudah, Anshel ikut aja apa kata kalian. Anshel mending pulang duluan yah, bisa gawat kalo si ayah marah,"

"gak bisa gitu dong, tadi 'kan udah sepakat?,"

"ya tapi, ini udah jam bera—"

"—Happy birthday Anshel"

"Happy birthday Anshel"

"Happy birthday, happy birthday!"

"Happy birthday, Anshel!."

You're My Missing Puzzle Piece ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang