08.- udah bukan anak polos

969 83 47
                                    

"KOK LO JAHAT SAMA KAKA LO?!" gerutu Lia, matanya memicing menatap Lala sinis sembari berkacak pinggang

Lala terkekeh, ia berjongkok agar bisa mengusap perut buncit Lia--kaka nya.

"kamu yang sabar ya? You're mom emang agak galak, see? Aunty aja dimarahin, padahal aunty nggak salah apa-apa"

Lia mendengus, ia menoyor kening Lala yang membuat Lala meringis, "biasa aja dong mbak-nya!." kesalnya

Lia menatap Lala garang, "Heh! Gimana gue harus biasa aja?! Ini kabar bahagia Sasya, dan elo? Dengan teganya nggak ngasih gue kabar untung aja mommy Devi berbaik hati sama gue!." omelnya

Lala menyengir, "ya lagian, lo kan lagi di Jerman. Mana mau gue ganggu waktu elo"sangkalnya

Lia kembali mendengus, "dengerin gue ya!. Mau gue sesibuk apapun, kalo emang itu kabar dari elo pasti gue bakal seneng banget sya! Lo adek gue!." tegasnya

Lala menghembuskan nafasnya pelan, "iya deh, gue ngaku salah—maaf"cicitnya

Lia menghela nafasnya, ia memilih untuk memeluk tubuh adik nya itu, "baik-baik ya, jaga kesehatan lo, jangan terlalu diforsir kerja nya—sekarang lo bawa nyawa Sya"

Lala mengangguk, Lia mengusap kepala adiknya itu sembari tertawa kecil. "lo selalu bisa ya, selangkah lebih maju daripada gue—waktu itu lo nikah lebih dulu, sekarang? Anak lo udah mau dua"

Lala tertawa kecil, yang membuat Lia ikut tertawa.

"Buna?"

"iya?" Lala melongo' kan kepalanya kearah pintu dimana Gavin menyembulkan kepalanya.

"ada temen-temen ku dibawah, katanya mereka mau ketemu kamu" ujarnya

Lala mengangguk, "udah kamu buatin minum kan?"

"udah tadi sama si mbak, yaudah aku turun duluan ya?"

Lala mengangguk, Gavin menghilang dari pandangannya. "lo mau kebawah Sya?"

"iya"

"yaudah, ayo gue ikut" ujar nya sembari mengelus perut buncit nya

"bentar, gue mau iket rambut dulu"

Lala mengikat rambutnya secara asal yang membuat Lia berdecak, "lo yakin bakal nemuim temennya Gavin dengan daster dan rambut kuncir asal begitu?"

Lala mengangguk, ia menatap Lia heran. "emang ada yang salah?"

Lia menggeleng, "enggak sih, palingan Gavin bakal uring-uringan nantinya" celetuknya yang membuat Lala terkekeh kecil

Keduanya berjalan kearah lift untuk turun ke lantai bawah dan menemui teman-teman Gavin.

"yah?"

"eh, bun—kenalin, istri gue"

Lala tersenyum ramah dengan para pria disana, "Lala" ujarnya.

"Vin?"

"hm?"

"pantes lo betah dirumah, tiap diajak nongkrong ogah-ogahan melulu, tau-tau nya" celetuk salah satu pria disana yang membuat Gavin mendengus

"awas ye mata lo!" kesalnya

"Anshel kemana yah?"

"di belakang lagi main sama Nael"

"yaudah, aku ke belakang ya?"

Gavin mengangguk, "semuanya, saya permisi ya? Silahkan dinikmati hidangan seadanya" pamit Lala

Lala berjalan kearah halaman belakang, sebelumnya ia telah berpisah dengan Lia sejak keluar lift--dengan Lia yang langsung ke halaman belakang dan Lala yang lebih dulu menyapa teman-teman Gavin

You're My Missing Puzzle Piece ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang