11. Emergency!!

856 74 105
                                    

Beberapa bulan kemudian

"Aduh Nael ini sakit banget!." Lia terus merintih memegangi perut besarnya itu

"ya terus aku harus gimana ini?" tanya Nael dengan panik, keringat bercucuran di pelipisnya

Lia berdecak, suaminya ini pura-pura bodoh atau bagaimana? "YHA! TELEPHONE SIAPA KEK! ANAK LO MINTA KELUAR INI WOY!." sungguh, Lia sudah tidak tahan

Pinggangnya terasa remuk sekali, air matanya terus mengalir membasahi kulit putihnya

Dengan nekat Nael segera menggendong istrinya dan membawanya kerumah sakit yang kebetulan jaraknya tidak jauh dari rumah yang mereka tinggalkan

"duh, sabar ya Li... Sebentar lagi kita sampai kok"

Tak lama setelah mengucapkan kalimat penenang itu, keduanya sudah sampai depan rumah sakit, Nael segera keluar dan meminta bantuan pada perawat yang berjaga disana

Lia sudah dipindahkan ke brankar, "Duh, mas ini kunci mobil saya tolong parkirin ya? Istri saya mau melahirkan"

Setelah memberikan kunci mobil nya pada security yang berjaga, Nael segera berlari mengejar para perawat yang membawa brankar istrinya

Sembari berlari ia juga mengabari keluarganya bahwa Lia akan segera melahirkan

"sus, sakit" rintihnya

Lia sudah masuk kedalam ruang persalinan namun dokter bilang ini baru pembukaan keempat, Lia yang mengetahui hal itu langsung menggeram kesal, pinggangnya sudah remuk sekali rasanya

"sayang, tahan ya?" Nael sedari tadi terus saja menggenggam tangan istrinya itu dan mengecupnya berulang kali

"g-gimana m-shh-mm-mau t-ttahan! I-ini shh-ssakit bb-banget!." Lia kembali menangis dan semakin mengeratkan genggamannya pada Nael

"jambak aku, pukul aku, cubit aku, terserah yang penting kamu nggak ngerasain sakitnya sendirian Li"

"hiks...hikss, sakit banget Tuhan!"

Sungguh, Nael rasanya sangat tidak tega melihat istrinya yang terus saja menangis kesakitan seperti itu, kalau bisa rasanya ia ingin menggantikan posisi istrinya itu

——

"ayo ibu, dorong terus ini kepalanya sudah kelihatan!." titah sang dokter

Lia menarik nafasnya dan membuangnya berbarengan denga mengenjan terus menerus

"jangan diangkat bu bokongnya, nanti robek"

"sshh-sakit dok! Aaarghhh!!" Nael meringis begitu rambutnya dijenggut oleh Lia denga keras, tidak apa-apa setidaknya ini tidak sesakit sang istri yang kini tengah berjuang bertaruh nyawa

"ayo sayang, kamu pasti bisa" bisiknya

Lia menarik nafasnya dalam-dalam menghembuskannya berbarengan dengan tangisan bayi yang memenuhi ruangan persalinan itu

Sungguh, rasanya lega sekali setelah bayi itu keluar, Nael menangis haru, ia menyatukan kening nya dengan kening Lia, "terima kasih sayang" bisiknya

You're My Missing Puzzle Piece ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang