"kandungannya dijaga, La. Jangan ngelakuin hal yang berat-berat dulu, jangan kecapek'an, inget!"
Lala tersenyum mendengar ocehan dokter wanita yang merangkap menjadi temannya itu.
"iya, gini-gini gue juga paham kali" sahut Lala tersenyum sombong yang membuat dokter tersebut mendengus dan menoyor kepala wanita yang duduk di sebelahnya itu
"wah, macem-macem lu sama putri kesayangan keluarga Fernando" ujar Lala yang memprovokasi, ia tersenyum jahil kala melihat raut panik dokter wanita itu
"bercanda anjir, panik banget lo"
"yaiyalah bego, siapa yang nggak panik kalau udah berurusan sama keluarga Fernando" ujarnya. Ya, ada benar nya juga sih.
"permisi?" Yusuf menyembulkan kepalanya di pintu ruangan, tersenyum kikuk kala melihat sang buna yang masih asik berbincang
"sini, masuk" titah Lala yang meminta remaja itu untuk segara masuk, Lala sendiri yang meminta Yusuf untuk datang dan menjemput dirinya, sebab Gavin sudah ia tugaskan untuk menjaga kedua putranya dirumah
"buna udah selesai?"
"udah kok, kamu mau langsung pulang?"
Yusuf mengangguk mengiyakan, "buna harus istirahat, jadi langsung pulang aja"
"aduh, berondong emang selalu sweet ya" celetuk dokter wanita itu yang dihadiahi lirikan sinis oleh Lala
"gue pamit dulu, kerja yang bener lo"
"bawel, dua minggu lagi jangan lupa balik lagi"
"iya, gue duluan ya"
"hm, hati-hati—bawa mobil nya hati-hati ya ganteng. Buna nya dijagain"
"iya tante"
Lala tertawa jahil, "duluan ya tante" godanya yang membuat dokter itu mendengus sebal, setua itukah dirinya?
———
"buna pulang—astaga, kalian ngapain?"
Lala menggelengkan kepalanya dan memijat pangkal hidungnya, ini ruang tengah sudah disulap menjadi kapal pecah oleh kelakuan tiga makhluk tampan itu
Nio yang tengah menunggangi sang ayah menyengir lebar, "Nio naik kuda!" pekiknya kesenangan
"heh, sembarangan. Ini tuh ayah!" protes Gavin dibawah sana
"tck, iya. Ayah 'kan kuda pribadi nya adek" jawab anak itu secara asal yang membuat Gavin berdecak tak habis pikir dengan jalan pikiran anak keduanya itu
"buna, Anshel pusing" adu si sulung yang langsung memeluk kaki sang buna dengan erat.
Dengan kekhawatirannya, Lala menempelkan punggung tangannya di kening si sulung, "nggak demam kok, emang kenapa kok bisa pusing?"
"ayah berisik, dari tadi main, ayah semangat banget kayak anak kecil, kaka 'kan pusing jadinya. Buna nggak mau cari ayah baru aja?"
"heh, lambe mu!" omel Gavin yang reflek menegakkan badannya yang membuat Nio kejengkang dan hampir kepentok meja kalau saja Yusuf tidak sigap menangkap anak itu
"ayah ish, dodol!" omel Nio yang menggaplok wajah tampan sang ayah
"sakit dek" keluh Gavin, yang tidak di respon oleh Nio.
"buna, liat. Ayah jahat 'kan? Ayo cari ayah baru aja, adek bosen sama ayah yang sok ganteng" rengek nya
Lala menatap kedua anaknya heran, ini kenapa tiba-tiba pada meminta ayah baru? Hey, dipikir mudah ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Missing Puzzle Piece END
RomanceSEQUEL OF AQUEENESYA *** "percayalah, bahwa skenario Tuhan jauh lebih indah dari yang kita harapkan" -Gavino Fadly Alamsyah. /// "Terima kasih Tuhan, atas karunia-Mu. Dan terima kasih telah meng-anugerahkan 3 malaikat kecil untuk kami" -Syahla Aquee...