Lala tersenyum melihat penampakan suami tampannya yang terlihat begitu damai dalam tidurnya, ia memilih untuk membuka tirai kamar mereka yang membuat cahaya matahari langsung masuk tanpa permisi
"wake up" bisiknya, Lala menepuk-nepuk pelan pipi suaminya itu agar terbangun dari tidurnya
"Mas Gavin? Hey, bangun!"
"eungh" suara nya yang serak khas bangun tidur saat melenguh seperti itu sukses membuat Lala menghela nafasnya, bahaya. Jantung nya nggak aman.
Gavin mengerjabkan matanya menyesuaikan dengan cahaya yang masuk dalam indera penglihatannya itu, dengan keaadan yang belum sepenuhnya sadar ia tersenyum lebar, "good morning, honey"
"aku bukan madu" sahut Lala singkat, kemudian menepuk lengan suaminya itu agar segera mandi
"aku mau bangunin anak-anak dulu, kamu mandi buruan. Habis itu sarapan, okey?"
"okey, buna!"
Lala menggeleng dan memilih berlalu dari hadapan Gavin, ia membuka pintu kamar yang tepat berada di sebelah kamarnya
Senyum hangat tercetak di kedua sudut bibirnya, kedua putra nya masiu tertidur dengan posisi saling memeluk satu sama lain.
Pertama, Lala lebih dulu mendekat pada Anshel yang kini tubuhnya telah dijadikan sasaran empuk sang adik alias di jadikan guling.
"kaka, bangun yuk. Katanya, mau sekolah"
Berhasil, hanya dengan usapan lembut di pipi nya, Anshel sudah membuka matanya dan tersenyum lebar
"selamat pagi, anak hebat!"
Anshel menyengir, sangat menggemaskan. Ia menggerakan tangan serta bibirnya seolah-olah membalas sapaan sang buna.
"kaka mandi ya? Susul ayah ke kamar, minta mandiin, okey?"
Anshel mengangguk, menuruti ucapan buna nya itu, sebelum membiarkan si sulung beranjak dari sana, Lala menyempatkan untuk mengecup kedua pipi serta kepala putra nya itu
Anshel berlalu, kini tinggal Lala yang tersenyum menatap Nio yang kini beralih memeluk boneka singa nya.
"adek, bangun yuk"
Untuk Nio, anak ini memang agak susah jika dibangunin, berbeda sekali dengan kaka nya, tetapi itu tak masalah bagi Lala, karena menurutnya. Setiap anak itu memang berbeda.
"Nio, buna hitung sampai 3, kalau nggak bangun, buna mau kerumah nya A' Bara, 1...2..." belum menyelesaikan hitungannya, bocah laki-laki itu sudah duduk dengan cengiran khas nya, namun tak lama kemudian tangisnya pun pecah
"Hiks... Nio mutel ni"
((Nio muter ni))
Lala tersenyum paham, ia langsung menggendong nya dan mengusap punggung kecil bocah itu. "cup-cup, udah ya"
Nio masih terisak, Lala mengecup kedua pipinya dan ajaibnya tangisan bocah itu langsung berhenti seketika
"mandi, yuk. Habis itu mam bareng, mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Missing Puzzle Piece END
RomanceSEQUEL OF AQUEENESYA *** "percayalah, bahwa skenario Tuhan jauh lebih indah dari yang kita harapkan" -Gavino Fadly Alamsyah. /// "Terima kasih Tuhan, atas karunia-Mu. Dan terima kasih telah meng-anugerahkan 3 malaikat kecil untuk kami" -Syahla Aquee...