25. - menjadi tamu

722 74 79
                                    

Gavin sudah siap dengan jersey nya, banyak kaum hawa yang menatap kagum dirinya yang tampak lebih tampan menggunakan jersey nya, tapi yang namanya Gavin, jika sudah terfokus pada satu titik, titik lain sudah tidak diperdulikan lagi olehnya.

"kamu mau ikutin om aja, atau mau berbaur sama murid yang lain?," tanya om Dharma yang hendak bangkit dari kursi sisi lapangan

"disini aja deh, om. Mau liat Gavin tanding,"

"sendiri? Nggak apa-apa emang?,"

"nggak apa-apa kok, kan rame ini," sahutnya sembari tersenyum manis

"yaudah, om tinggal ya?,"

"iya, om."

Selepas kepergian Dharma dari sisi lapangan, Lala benar-benar duduk sendiri ditengah ramai nya para siswi yang merumpi, tak lama ponsel nya berdering yang mau tak mau ia harus menjawab panggilan tersebut.

"halo?"

"..."

"Allahuakbar, ini manusia satu nggak ada capeknya apa neror gue?!" ujar Lala yang tampak menggerutu dengan si penelepon

"..."

"terserah deh ye, mau ngerencanain apa kek terserah elo. Ganggu hidup orang aja" kesalnya, Lala semakin mendengus mendengar balasan si penelepon di ujung sana

"..."

"okey, Lo minta Gue buat serius? Fine, Gue bakal serius sekarang, tunggu gue ya?"

Tut.

Lala kembali mengantongkan ponsel nya di saku rok nya, gadis itu tersenyum licik mengingat pembicaraan nya barusan.

"Dia yang mulai, dia juga yang harus mengakhiri," gumamnya.

"Hai? Boleh duduk disini?," tanya seorang perempuan dengan kulit sawo matang dan senyum yang manis

"eh, boleh kok. Silahkan," ujar Lala yang sedikit menggeser untuk perempuan itu duduki

"nama kamu siapa?,"

Lala tersenyum sembari membalas uluran tangan perempuan tersebut, "aku Lala,"

"hai, aku Mita,"

"kamu, bukan murid disini 'kan?" tanya nya hati-hati

Lala tersenyum, "bukan, aku dari sekolah lain yang diundang kesini sama pak Dharma,"

"berarti, kamu nanti mengisi acara ini?,"

Lala mengangguk sembari tersenyum sopan pada gadis yang berada di sampingnya saat ini,

"pak Dharma minta aku buat nyanyi, nanti kamu kasih aku semangat ya?,"

Gadis itu tampak tersenyum antusias, "pasti! Tanpa kamu minta, aku udah jelas bakal kasih kamu semangat kok!,"

Diam-diam Lala meringis, seketika ia tersadar bahwa dirinya bukanlah siswi SMA seutuhnya, dirinya adalah seorang ibu yang hanya diminta untuk memakai seragam SMA.

——

Lala mendengus sebal mendengar pekikan para kaum hawa yang tertuju pada Gavin, suaminya.

Priitt..

Permainan telah berakhir dengan tim Gavin sebagai pemenangnya, banyak dari mereka berbondong-bondong membawakan sebotol air mineral untuk Gavin dan anggota tim lainnya

"ini,"

Gavin yang tengah memegang handuk kecilnya menatap bingung pada gadis yang tengah memberikan sebotol air mineral pada dirinya

You're My Missing Puzzle Piece ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang