Diruangan VVIP yang sengaja dipesan oleh Rimba kini terpenuhi oleh Tania serta anak-anaknya, Lala menatap mereka satu-persatu dan mengamatinya.
"Bunda?"
Tania tersenyum hangat, menghampiri putri bungsu nya itu. "kenapa sayang?"
"Bara kemana?"
Tania sontak menatap putra-putranya yang kini menunduk, "bunda?"
Tania kembali menatap Lala dengan sendu, "Queen, Bara kan udah pergi"
"ya, kemana? Kantin atau kantor?" tak ada satupun yang menyahuti ucapan Lala yang membuatnya berdecak, "suami macam apa, istrinya lagi sakit malah pergi kerja. Aneh!" gerutunya.
Tak lama dokter yang bertugas datang menghampiri mereka
"bagaimana, sudah enakan?" tanya-nya pada Lala yang kini tengah tersenyum
"lumayan sih dok, yang nggak enak perasaan saya, masa saya lagi sakit suami saya malah pergi kerja" adunya pada dokter perempuan tersebut.
"bukannya, suami ibu ada di depan?"
Tunjuknya pada sosok pria jangkung yang kini berdiri tepat di depan pintu, "lho, bukan. Suami saya itu, Bara" sanggahnya.
Dokter tersebut tersenyum kearah Lala, "oh iya, saya lupa. Sabar saja ya, mungkin nanti bakal kesini kok"
Tania menatap dokter tersebut meminta penjelasan, ia menggiringnya keluar ruangan untuk diajak berbincang
"dok, keadaan istri saya baik-baik aja kan?" tanya Gavin yang langsung khawatir dengan keadaan Lala
"ibu Lala mengalami pertukaran dalam pikirannya, dimana pemikiran tentang masa lalu nya adalah masa yang saat ini ia jalani, bahkan itu adalah masa depannya" jelas dokter itu dengan berwibawa
Gavin mengernyit, " maksudnya, bagaimana ya dok?"
"Bara, sosok nama yang sepertinya mempunyai tempat khusus dalam memori kenangannya. Sosok itulah yang kini mengisi pertukaran pemikirannya" jelasnya secara mendetail.
Tania menunduk sedih, begitupun dengan Gavin yang mengusap wajahnya frustrasi.
"kalau sudah tidak ada yang ditanyakan, saya permisi. Untuk obat nya segera diantar nanti oleh suster" pamitnya
Sepeninggal dokter tersebut, Gavin menatap Tania dengan sendu, "bunda?"
Tania meliriknya tajam, "mau apalagi kamu? Belum puas nyakitin anak saya?!"
"maafin Gavin bunda, Gavin nggak bisa milih, Nanda juga butuh Gavin"
"istri sah kamu, serta anak yang berada di dalam kandungannya jelas lebih membutuhkan!"
"a-anak?"
"yeah, tapi kayaknya, Lala nggak bakal ngakuin kalau anak yang dalam kandungannya itu anak kamu. Karena pikirannya saat ini sedang dikuasai oleh Bara—sosok masalalu yang selalu tersimpan rapih dalam memori kenangan indahnya"
"Bun?"
"kenapa? Harusnya kamu seneng dong? Kan bisa mesra-mesra'an lebih lama sama selingkuhan mu itu"
"dia bukan selingkuhan Gavin, bunda"
"tapi, sikap kalian menunjukan jelas kalau kalian itu berselingkuh!"
"Gavin nggak selingkuh, bunda"
"percuma, kamu mau ngelak bagaimana pun. Lala tetap akan mengingatmu sebagai sosok yang hanya sebatas kaka kelas yang pernah ia taksir semasa smp dulu. So, nikmati hukuman yang diberi langsung oleh Tuhan"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Missing Puzzle Piece END
RomanceSEQUEL OF AQUEENESYA *** "percayalah, bahwa skenario Tuhan jauh lebih indah dari yang kita harapkan" -Gavino Fadly Alamsyah. /// "Terima kasih Tuhan, atas karunia-Mu. Dan terima kasih telah meng-anugerahkan 3 malaikat kecil untuk kami" -Syahla Aquee...