13.-finally, official

828 79 115
                                    

"IH DEMI APA?! SERIUSAN?!"

"GAUSAH NGARANG LE!."

"lo yakin?"

Leon mendengus sebal, sebab respon Darrel, Niel dan Lala seperti tak percaya bahwa dirinya benar-benar sudah memiliki kekasih

"lo yakin lagi nggak ngigo kan?" tanya Darrel was-was

Leon menabok lengan abang nya itu cukup keras, "nggak percayaan amat sih!." kesalnya

"y-ya nggak gitu, cuma kita kaget aja. Bisa-bisanya Raini mau sama modelan buaya darat kayak elo" celetuk Lala, yang di setujui oleh Darrel juga Niel

"tau ah, kesel banget gue. Punya pacar dibully, nggak punya pacar dibully, sakit hati dedek" dramanya, tangan nya sok-sok'an mengelap air mata yang membuat Lala, Darrel, dan Niel bergidik jijik

"alay lo Jamal!." cibir Niel

Sontak hal itu membuat Darrel dan juga Lala tertawa terpingkal-pingkal. "Jamal-Jamal, saha itu anying?" ujar Darrel disela-sela tertawanya

"TAU AH, MENI PUNDUNG AKU MAH!" kesal Leon yang memilih meninggalkan ketiga saudara nya yang masih asik menertawai Jamal.

"eh, ini jam berapa ka?"

"jam 11, kenapa?" heran Niel

"anterin Queen, ke starbucks grand indonesia yuk" pinta Lala pada kedua kaka nya

"mau ngapain?" tanya Darrel

Lala berdecak, "Queen lupa, hari ini ada janji sama Lia. Ayolah, anterin!"

"mau sama siapa?" bingung Niel

Lala tampak berpikir sejenak, "siapa aja deh, ayo!"

"yaudah gue aja bang, lo jagain tuh si buaya amazon, bahaya kalo lepas!." kekeh Niel

"yaudah yuk, Queen berangkat ya bang. Bye!" Lala mengecup pipi Darrel yang diikuti dengan Niel

——

"jadi kamu mau apa? Ayam bakar atau bakso?"

"bakso aja deh, kayaknya enak deh siang-siang makan bakso"

"okey, yuk"

Leon memakaikan Raini dengan helm yang ia ambil dari kamar Axel tadi secara diam-diam

"lain kali aku bawa mobil aja ya Rain? Biar kamu nggak kepanasan begini"

Beruntungnya Raini masih bisa mendengar suara Leon yang bercampur dengan bisingnya para pengendara

"kalo kamu bawa mobil yang standar aku sih nggak masalah ka, lah kamu? Bawa mobil yang harganya bikin nangis, mana makannya di pecel ayam pinggir jalan, apa nggak minder mereka"

"justru itu, kita harus tetap rendah hati. Meski pakai mobil mewah makannya tetap pecel ayam"

"terserah kaka deh, Rain ikut aja" pasrahnya

Keduanya sama-sama terdiam karena sibuk dengan pikiran masing-masing, siang hari ini keduanya memutuskan untuk keluar dan memakan bakso di tempat langganan Leon dan juga Lala

Sesampainya disana, Leon segera melepas helm nya juga milik Raini, sederhana tapi Rain suka.

"yuk!" Leon menggenggam tangan Raini menuju gerobak bakso malang di daerah cinere

You're My Missing Puzzle Piece ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang