23. -Bandung

719 77 37
                                    

"Bbubu~nnanaa"

"apa, nak?"

"nnanana"

Lala memutuskan untuk menghentikan packing nya sejenak untuk menghampiri anak nya yang terus berceloteh memanggilnya,

Mengambilnya dan membawa nya kedalam gendongannya, "anak buna kenapa?,"

"bbubu"

"aaah~gemasnya!," Lala menciumi hampir setiap inci wajah bayi laki-laki yang terlalu gemas dimatanya,

"Buna?"

Yusuf  menyembulkan kepalanya di balik pintu, "iya?,"

"Yusuf masuk, boleh?,"

"sini."

Yusuf melangkah masuk kemudian mencolek pipi gembul bayi yang tengah menyandarkan kepalanya di bahu sang buna

"besok, buna mau berangkat jam berapa?,"

"ayah minta jam 07.00 pagi, kamu mau bareng buna atau ikut rombongan sekolah?,"

"kata bu Pras, Yusuf suruh berangkat bareng sama rombongan sekolah. Katanya berangkat dari sekolah jam 07.00 juga,"

Lala mengangguk paham, "yaudah, besok buna sama ayah ikutin rombongan dari belakang,"

"tapi, emangnya buna yakin, nanti Anshel sama Nio gimana?,"

"Anshel udah di booking sama Sagara, Nio sama mommy Devi,"

"maaf ya buna, jadi merepotkan,"

Lala kembali menaruh Nio di box baby nya, kemudian menghampiri Yusuf dan mengusap bahu remaja laki-laki itu.

"jangan pernah bilang begitu sama buna, okey?!"

"maaf,"

"udah makan belum? Tadi buna masak sup daging,"

"belum, tadi pulang bimbel nggak sempet makan,"

"yaudah sana makan dulu, buna mau lanjutin packing,"

Yusuf mengangguk, kemudian berjalan keluar kamar dan memutuskan untuk turun ke lantai bawah untuk makan.

Saat hendak berjalan kearah ruang makan bel berbunyi yang membuatnya mau tak mau melihat siapa yang bertamu kali ini.

"siapa ya?,"

Yusuf mengerutkan dahi nya bingung melihat seorang wanita dengan pakaian formal khas orang kantoran

"ternyata bener ya, Lo simpenan istri nya pak Gavin?," Yusuf semakin mengerutkan keningnya bingung melihat wanita di depan nya itu tengah tersenyum miring

"hah?,"

"nggak usah sok polos."

Yusuf mengeluarkan smirk nya, "kalo  iya emang kenapa, masalah, hm?,"

"murah banget harga diri Lo sebagai laki-laki, mau aja dijadiin simpenan," sindirnya

Yusuf terkekeh sinis, "maaf ya tante, seenggaknya saya masih dianggap walau hanya sebagai simpenan, sedangkan anda? Udah murah, nggak dianggap lagi, masih mending kuaci. Walaupun murah, nyampah, tapi masih dianggap,"

Wanita itu menggeram kesal, "panggilin!"

"apasih nih orang gila!,"

Yusuf memilih masuk dan menutup pintu sedikit keras, "shit!" umpat wanita itu kala pintu tertutup sedikit keras

——

"gue pikir, kita perlu kerja sama" wanita itu mengangkat sebelah alisnya menatap heran pria yang kini tengah mengisap rokoknya

You're My Missing Puzzle Piece ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang