34.- Emosi yang membludak

735 91 60
                                    

Lia yang tengah asik bercanda dengan putri sulungnya, menghentikannya sejenak kala ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.

Dahinya mengerut, tertulis nama 'Tata' di layarnya, 'tumben sekali' pikirnya.

"halo, Ta?"

"adek Lo, Lala. Kecelakaan"

"hah?! T-ta? Kita jarang ketemu lho, minimal Lo nelepon gue tanya kabar kek, ini malah tiba-tiba bilang adek gue kecelakaan. Gue tau, selama seminggu ini dia nggak ada kabar" ucapannya terputus, karena Tata yang menyela-nya.

"nggak ada waktu buat ngoceh panjang, Li. Buru! Rumah sakit pelita, Bandung"

"o-okey"

Lia mendadak lemas, "Sya, Lo ngilang tanpa kabar. Tiba-tiba ngasih kabar kayak gini? Gila, surprise nya jago banget" lirihnya.

"mami, otay?"

Lia berusaha tersenyum dan berkata tidak apa-apa pada putri sulungnya, ia segera mengabari Nael dan yang lainnya.

Disisi lain, Rimba yang masih kelimpungan karena tidak menerima kabar dari adik bungsunya lantas tersenyum bahagia mendapat telepon darinya.

"halo, Queen?"

"maaf ka, ini Tata. Temennya Lala, Lala kecelakaan, sekarang ada di rumah sakit pelita, Bandung"

Tut.

"Queen?"

Rimba masih menatap ponselnya tak percaya, dirinya mematung, ia tak bisa berkata-kata, detak jantung nya seakan berhenti setelah mendengar kabar tersebut.

Dengan langkah lebarnya ia berlari keluar ruangan menuju lobby kantor dan segera tancap gas ke Bandung, perduli setan walau hari sudah malam.

Semua sudah mendengar kabarnya, Yusuf yang emosi langsung saja membogem wajah tampan Gavin, ia tak perduli jika Gavin yang mengadopsi nya.

"Ayah bego! Bego banget!"

Gavin diam, ia tak melawan dan tak menyanggah ucapan remaja dihadapannya itu, ia mengakuinya.

Memang, setelah kepergian Lala yang mendadak tersebut, suasana keluarga Fernando terasa sunyi tak ada kehidupan, begitupun dengan Gavin yang memang menyesali perbuatannya, mungkin.

"mau kemana?" sinis Yusuf begitu melihat Gavin mengambil kunci mobilnya

"mau ke Bandung"

Yusuf terkekeh sinis, "masih perduli? Kenapa nggak ngurusin selingkuhan ayah aja?"

"SHUT UP, YUSUF!"

"kenapa? Udah sadar, kalau yang Ayah lakuin itu, hal yang paling bego?!" sindirnya.

Gavin tak menanggapinya, ia memilih untuk meninggalkannya dan tancap gas menuju Bandung.

——

Suasana rumah sakit begitu ramai, satu-persatu kaka-kaka nya Lala datang dengan keadaan kacau nya, tak perduli jika ini sudah tengah malam

Diantara semuanya, Rimba dan Leon-lah yang terlihat sangat kacau dibanding yang lain, Rimba dan Leon sama-sama berjongkok di depan ruang ICU dengan wajah yang disembunyikan di antara lipatan tangan dan kakinya.

Diam-diam keduanya menangis tanpa suaranya, ia tak mau kejadian itu terulang untuk kedua kalinya. Cukup.

"Vin?"

Mendengar Axel menggumamkan satu nama itu, sontak Rimba dan Leon mendongak, dengan emosi yang masih tak terkendali Rimba langsung menghantam Gavin saat itu juga yang memimbulkan kericuhan.

You're My Missing Puzzle Piece ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang