"mohon maaf, apa sebelumnya pasien pernah melakukan operasi caesar?" tanya seorang dokter bedah pada Gavin dan juga Tania yang kini tengah duduk dihadapan dokter tersebut
Tania menggeleng, namun, seketika matanya membulat begitu Gavin mengucapkan kata, 'iya'
"sebelumnya, pasien memang pernah melakukan operasi caesar, dok"
Dokter tersebut tersenyum tipis, "baik, terima kasih atas info nya pak. Operasi akan segera dilakukan, mohon doa nya untuk kelancaran operasi ya, pak, buk"
Tania hanya diam, didalam hatinya terus bertanya, sejak kapan putri bungsunya pernah menjalani operasi caesar? Sedangkan saat melahirkan Nio saat itu melalui proses normal
"kalau begitu, kami pamit, dok"
Setelah nya, Gavin keluar ruangan diikuti dengan Tania yang benar-benar masih bingung dan tidak habis pikir, "bunda, Gavin tau kok, pasti banyak banget 'kan pertanyaan yang menggerayangi pikiran bunda sekarang terkait tentang operasi caesar"
Tania menatap menantu nya itu dengan intens, "maksud kamu, Lala pernah melahirkan dengan cara operasi caesar itu, gimana?"
Gavin tersenyum tipis, waktu yang tidak diinginkannya ternyata harus terjadi hari ini, siap atau tidak ia harus menerima semua konsekuensi untuk kedepannya.
"sebelumnya, Gavin mau minta maaf yang sebenar-benarnya sama Bunda, karena udah nggak jujur soal ini"
"maksud lo?" Rimba yang baru tiba langsung menyambar pembicaraan antara bunda nya dengan sang adik ipar.
"kayaknya, lebih baik diomongin sama-sama bun. Biar jelas" ujar Gavin, ia harus siap untuk jujur. Karena, selama apapun itu ia menyimpan rahasia ini, cepat atau lambat pasti akan terbongkar juga, persis seperti bangkai. Sepintar apapun kita menyembunyikannya, ujung-ujungnya pasti akan tercium juga.
"selepas operasi Lala, kita omongin ini sama-sama" putus Tania yang langsung berlalu meninggalkan Rimba dan juga Gavin.
"gue harap, setelah ini, nggak ada lagi kebohongan yang lo sembunyiin, Vin"
Meninggalkannya sendiri, Gavin menunduk. Ini memang salahnya dari awal yang tidak jujur, ia terlalu takut untuk menanggung risiko nya dan pada akhirnya, hari ini, detik ini ia harus sanggup menerima semuanya.
Ia, harus siap.
Gavin menitihkan air matanya begitu mendengar tangisan dari buah hatinya, ia bersyukur, sangat amat bersyukur. Tuhan begitu baik padanya.
Rimba yang melihat hal itu lantas memeluk nya, "selamat, Vin. Sekarang, gue emang meluk lo. Tapi, nggak tau kalau abis ini lo jujur tentang semuanya, mungkin, lo bakal kena bogeman—atau yang lain?"
Gavin tersenyum tipis, ia sudah tau risiko nya akan seperti ini dan ia harus siap.
Mendengar namanya dipanggil, Gavin masuk kedalam ruangan untuk mengadzani sang buah hati yang baru lahir, lagi-lagi ia mendapatkan seorang jagoan.
Air matanya terus menetes membasahi kedua pipinya saat mengadzani sang putra ketiga, ini, kali ketiga ia mengadzani sang buah hati dan ia sangat bersyukur atas kesempatan yang Tuhan kasih ini.
——
Lala sudah dipindahkan diruang inap bersama Raini yang menjaganya kali ini, sebab, yang lain tengah berkumpul disalah satu aula rumah sakit yang hari ini di sewa oleh keluarga Fernando.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Missing Puzzle Piece END
RomanceSEQUEL OF AQUEENESYA *** "percayalah, bahwa skenario Tuhan jauh lebih indah dari yang kita harapkan" -Gavino Fadly Alamsyah. /// "Terima kasih Tuhan, atas karunia-Mu. Dan terima kasih telah meng-anugerahkan 3 malaikat kecil untuk kami" -Syahla Aquee...