"udah boleh pulang nih Queen?" tanya Leon, ia berjalan menghampiri sang adik yang baru saja selesai memberikan asi pada bayi nya
"hu'um, paling kalau nggak nanti sore ya besok aku pulang" sahutnya
"dirumah Bunda dulu, atau langsung kerumah mu?"
"ke mansion Le, biar ada yang bantu" timpal Tania yang baru saja kembali dari toilet
"tapi sama Gavin nggak masalah Queen?"
"nggak lah, kenapa harus masalah. Toh, aku juga bakal aman-aman aja di mansion sama bunda, lagipula mas Gavin juga ikutan kok" jelasnya
"owh, syukur deh"
"-eh iya, astaga! Leon lupa hari ini ada janji sama Raini!" pekiknya heboh yang membuat bayi laki-laki Lala menangis karena terkejut oleh pekikan Leon
Tania dengan geram menjewer telinga putra nya itu, "a-awshh sakit bunda" rengeknya
"biarin! Rasain tuh, lagian berisik banget! Nggak liat tuh ponakan mu nangis, kasian Queen dari tadi capek tau" omelnya
"maaf nda" cicitnya
"sebelum ketemuan, diemin dulu ponakannya, nggak mau tau bunda" titahnya, jika Tania sudah turun tangan itu tandanya sudah tidak bisa dibantah
"iya-iya" pasrahnya
Lala yang melihat kesengsaraan diwajah Leon pun hanya bisa menahan tawanya, sebab jika ia tertawa sama saja akan membuat bayi nya menangis lebih keras
Leon mengambil bayi yang masih menangis di tempat tidurnya, ia menimang-nimang bayi tersebut agar diam dan kembali tertidur
"ssst..sstt, bobo lagi ya ganteng. Maafin om, emang nih mulut om ember banget, maafin ya cup-cup ayo bobo lagi... Kalo nggak bobo ntar kamu om jual lho, mau nggak?"
"Lele kayak pedofil, pfftt" celetuk Lala, jujur ia benar-benar menahan tawanya mati-matian agar tidak meledak
"harus om banget apa Le?"
"lho kenapa, pada umumnya kan keponakan manggil paman nya itu ya om, kenapasi? Lagian mendingan om daripada Leon bahasain Nio buat manggil Leon mbah kung, kan nggak lucu" ujarnya santai
"ndasmu loro!"
Lala sudah tidak bisa menahan tawanya, wajah Leon terlalu lawak untuk tidak ditertawakan, ia benar-benar tertawa yang membuat Leon mendengus karena bayi itu kembali menangis dan terbangun
"Queen" tegur Tania, Lala langsung memelankan tawanya
--
"Yaelah ka, ngapain sih?" jengah Raini, Leon hari ini lagi ceroboh, bahkan baru saja ia menabrak pohon di taman dekat rumah nya
Leon menyengir sembari menunjukan sepasang sandal swallow warna hijau yang dipinjami oleh abangnya Raini
"sandalnya lucu, aku suka! Mangkanya aku liatin terus" adunya, aih Raini hampir melupakan faktanya bahwa Leon tergolong laki-laki yang akan mengeluarkan sifat manja nya dengan wanita yang menurutnya benar-benar berharga dalam hidupnya
"ka?"
"hm?" dehemnya, senyumnya masih mengembang, setelah menatap Raini kedua bola matanya kembali teralihkan oleh sepasang sandal yang tengah digunakannya.
"kaka serius nggak tau sandal ini?"
Leon menggeleng, tatapannya lugu sekali dan sangat berbanding terbalik dengan julukannya sebagai buaya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Missing Puzzle Piece END
RomanceSEQUEL OF AQUEENESYA *** "percayalah, bahwa skenario Tuhan jauh lebih indah dari yang kita harapkan" -Gavino Fadly Alamsyah. /// "Terima kasih Tuhan, atas karunia-Mu. Dan terima kasih telah meng-anugerahkan 3 malaikat kecil untuk kami" -Syahla Aquee...