35. Tak ada izin

698 84 97
                                    

Sejak kemarahan Leon malam itu, Gavin benar-benar tak ada akses untuk sekedar masuk dan melihat kondisi istrinya.

Ia benar-benar sudah frustrasi menghadapi semuanya, ini terlalu tiba-tiba dan diluar dugaannya

Ia tak menyangka, jika Leon akan semarah itu dengannya. "hai, Vin?" sapa wanita yang diketahui adalah selingkuhan dari Gavin

"tinggalin aku sendiri!"

Wanita itu tak mendengar ucapan Gavin, ia semakin melangkah masuk menghampiri Gavin yang tengah menandatangi tumpukan berkasnya

"kenapa?" wanita itu memegang punggung tangan Gavin, suaranya melembut dengan senyum manis yang tercetak dikedua sudut bibirnya

"please, tinggalin gue sendiri. Gue butuh waktu" usirnya, Gavin benar-benar tak ingin di ganggu kali ini.

"tapi?"

"BISA NGGAK SIH, NURUT AJA GITU!" bentaknya, yang membuat wanita itu segera memegangi dadanya dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.

Seketika Gavin panik melihatnya, ia lantas menghampiri wanita itu, "sorry, Nan. Gue nggak maksud bentak Lo, maaf"

Wanita itu tersenyum, "it's okey, aku maklum kok"

"kamu udah makan, Nan?"

"belum, aku tadi belajar masak. Kamu cobain ya?" pintanya

Gavin tersenyum dan mengangguk mengiyakannya, "mana?"

——

"Na? Bobo?" Nio bertanya dengan raut wajah polosnya, Leon tersenyum pada keponakannya yang tengah tersenyum menatap wajah damai sang buna.

"iya, buna bobo. Nio doa'in buna ya, biar cepet bangun?"

Anak itu tersenyum menunjukan deretan giginya, "otay"

"Le?" Tania masuk dengan sekantung plastik hitam yang berada di tangan nya.

"darimana, bun?"

"kantin. Nih, bunda beli susu kotak sama air mineral buat kamu sama Nio"

Tania menatap putri nya yang tengah berbaring dengan berbagai macam alat yang menempel ditubuhnya, ia hanya bisa menatapnya melalui kaca ruang ICU.

"adikmu, kapan bangun ya?" suaranya terdengar lirih yang membuat hati Leon seperti teriris.

"kita berdoa aja, bun. Minta yang terbaik sama Tuhan" balasnya.

"permisi, bu" seorang dokter dengan diikuti perawat masuk kedalam ruang ICU untuk mengecek kondisi Lala

Dokter itu tampak memeriksanya, namun kernyitan timbul begitu saja di dahi nya, ada yang janggal.

Setelah selesai, dokter tersebut keluar dengan diikuti perawat yang ada. "permisi, bu? Boleh ikut saya keruangan, ada yang ingin saya bicarakan" pintanya pada Tania yang tengah harap-harap cemas.

"baik dok"

***

"kondisi pasien saat ini tengah mengandung, bu. Usia kandungannya sudah menginjak 4 minggu" jelasnya, Tania lemas.

Setetes air mata jatuh di pipinya, menghela nafasnya pelan dan berusaha tersenyum pada dokter wanita dihadapannya ini.

"terima kasih, dokter. Tapi, bagaimana keadaan janinnya, apa baik-baik saja?"

You're My Missing Puzzle Piece ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang