Chapter 58-'You Are My Big Reason" Part 1

9.5K 502 9
                                    

Playlist: If U Could See Me cryin' In My Room 🎶

Please coba in dengerin lagunya di atas.... Lagunya ngena banget. Apalagi waktu nulis part ini itu related banget 😫😭

Budayakan Vote atau tekan ikon bintang sebelum membacaa.

-Albharuel

_____________________

Dante memeluk Racel dengan erat seraya menangis menyaksikan keadaan Racelnya. Ia menutupi dada Racel dengan kuat agar Darah yang keluar dari tubuh Racel tidak terlalu banyak. Dante tidak peduli lagi jika darah Racel mengotori tubuhnya, ia hanya berharap jika Racelnya itu bisa bertahan hidup untuknya.

Dante merasakan jantung Racel masih berdetak.

"Wake up, Baby Girl,"  ucap Dante memohon kepada Racel seraya menangis.

 Dante mengharapkan keajaiban pada tuhan, ia ingin Racelnya tetap hidup untuknya.

Dante menatap tajam Nial, "Apa kau puas telah melakukan ini?!" teriaknya pada Nial dengan tinggi dan marah.

Nial menatap Racel dengan tatapan tidak percaya. Pria itu langsung menjatuhkan pistolnya ke lantai dengan lesu, ia terlihat menyesal, Bagaimana Nial tidak menyesal? Ia telah menembak sasaran yang salah, ia telah menembak Racelnya yang ingin ia miliki.

Nial memegang kepalanya sangat kuat dengan kedua tangannya sembil menggelengkannya. "Apa yang sudah kulakukan?!" ucapnya tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. 

Nial menoleh cepat ke arah Bella dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, "Ini hanya mimpikan Bell?" tanya Nial dengan suara yang terdengar hampir lirih dan gila.

Bella membalas Nial dengan menggelengkan kepalanya, "Kau gila Nial! Kau membunuh Racel!" ucap Bella membalas seraya menangis juga. Ia sangat sedih melihat Racel tertembak begitu saja oleh Nial, sialnya pria itu  adalah sahabat mereka!

Nial melengos di tempatnya setelah mendegar kalimat itu. 

Tanpa berkata-kata lagi, Bella pun pergi menghampiri tempat Dante dan Racel dengan cepat., meninggalkan Nial yang tadi ada di sampingnya begitu saja. Yang hanya Bella pikirkan saat ini adaalah keadaan Racel saja.

"Apa jantungnya masih berdetak?" tanya Bella langsung setelah sampai di depan Dante.

Dante mendongakkan kepalanya menatap Bella dengan tatapan sangat kacau, kemudian ia mengangguk dengan pelan dan lesu.

Bella melebarkan matanya, "Ayo kita pergi ke rumah sakit!" ucap Bella dengan tinggi.

Dante langsung menanggapi Bella dengan anggukan. Kemudian Dante berdiri menggendong Racel ala bridal style lalu mulai berlari meninggalkan ruangan tersebut diikuti Bella di belakangnya.

"Kalian, urus para bajingan ini semua," pesan Bella pada semua para pria yang masih tersisa di sana.

Semua pria itu pun menganggukkan kepalanya paham.

Dante dan Bella kini berlari dengan sekuat tenaga mereka untuk segara membawa Racel ke rumah sakit. 

Dante yang menggendong Racel sedari tadi juga tidak berhenti untuk merapalkan segala doanya pada Tuhan untuk menyelamatkan Racelnya. Ia harap Dewi fortuna berpihak padanya kali ini.

"Bertahanlah Racel," ucap Dante dengan lirih seraya masih berjalan.

Bella yang berlari di sampingnya tiba-tiba mengeluarkan ponsel lalu menelpon seseorang, "J kau dimana?" tanya Bella pada seseorang di seberang. 

Dante yakin orang yaang dipanggil J itu pastilah anak buah Bella. Sebenarnya Racel tidak tahu siapa gadis yang ada di sampingnya itu. Tapi dari cara berbicaranya dengan Racel saat di dalam dan mendengar mereka mengucapkan kata 'sahabat' berulang kali tadi, Dante jadi bisa menebak jika gadis yang bernama Bella disampingnya ini pastilah sahabat Racel. 

BELONGS TO THE JERK ✅ END [#1 RUSHEL SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang