Sabtu malam ini keluarga Bayu sudah ada di rumah Hanum. Ya, malam ini sesuai dengan kesepakatan kemarin, mereka akan melamar Hanum. Bayu datang bersama kedua orangtua, Ratih kakaknya dan Erik kakak iparnya. Anak-anak Ratih ada di Rumah Dian, adik neneknya di Jogja.
Mereka disambut oleh keluarga Ferdi dengan baik. Nampak juga di sana eyang dari pihak papanya, dan Rizal kakaknya.
" Ini keluarga kami Pak. Saya papanya Bayu dan ini mamanya." Papanya Bayu memulai percakapan.
" Bayu ini anak kami yang kedua, ini Ratih kakaknya, mungkin sudah kenal nggih, katanya kemarin ke sini. Kalau yang disebelah Ratih, itu Erik, menantu kami, suaminya Ratih. Maaf nggih Pak, kedatangan kami benar-benar mendadak sekali. Untungnya kami memang sudah berencana datang ke Jogja tadi pagi. Anak kami, Bayu itu sudah nggak bisa ditahan lagi kayaknya. Dari awal dulu sudah ingin kami nembung ke keluarga Bapak dan Ibu"
Keluarga yang mendengar pun tertawa.
" Jadi tadi malam, setelah dari sini, Bayu langsung telepon kami untuk menemaninya nembung ke Bapak Ibu. Wes pokoke kudu ( pokoknya harus) gitu katanya hahaha" Papanya Bayu masih melanjutkan percakapannya, yang membuat kami kembali tertawa.
" Jadi kami mohon maaf, jika kedatangan kami yang mendadak ini kurang berkenan di hati Bapak Ibu. " katanya lagi.
" Mboten nopo-nopo Pak. Kami sekeluarga justru senang sekali atas silaturahminya malam ini. Kami juga mohon maaf jika dalam menyambut kehadiran keluarga Bapak ibu banyak kekurangannya. Oh ya, kami kenalkan dulu keluarga kami, saya Ferdi papanya Hanum, ini mamanya Hanum, yang di sebelah sana itu, Rizal kakaknya. Oya, ini ada eyangnya Hanum dari pihak saya, pengen banget ke sini setelah tahu cucunya mau dilamar katanya. Dan ini Hanum, anak kami"
" Oh, ini yang namanya Hanum. Pantesan Bayu itu pengen cepet-cepet dihalalin katanya. Cantik sekali kamu nduk" sela mamanya Bayu.
Hanum pun hanya tertunduk malu. Bayu? sudah memerah mukanya, sedang yang lain tertawa kembali.
Setelah perkenalan keluarga selesai, akhirnya masuk ke acara inti lamaran malam itu.
" Ehm...untuk selanjutnya saya sebagai orangtua dari Bayu, ingin meminta anak kami sendiri menyampaikan maksud kedatangan kami ke sini. Ayo le, matur ( bilang) sendiri sama ayahnya ya"
Bayu pun mengangguk dan tersenyum. Terdengar dia menghela nafasnya.
" Bismillahirrohmanirrahim. Terima kasih atas waktunya untuk saya bisa matur ke Om dan Tante. Alhamdulillah, sudah sekitar dua setengah bulan ini kami melaksanakan ta'aruf, kami sudah saling bertukar biodata, sudah pernah bertemu untuk saling mengenal, yang tentunya pertemuan kami di dampingi oleh rekan dan saudara saya. Setelah berdoa, kami berdua merasa mantap untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Maka malam ini, saya mohon ijin kepada Om dan Tante, terutama kepada Faiza Hanum, bahwa saya berniat untuk memintanya menjadi istri dan pendamping hidup saya"
Bayu terlihat sangat lega bisa lancar menyampaikannya.
Ferdi tampak menarik nafasnya sebelum menanggapinya.
" Kami sebagai orangtua Hanum sangat bahagia atas kedatangan mas Bayu malam ini. Saya dan mamanya insyaAllah menerima permintaan mas Bayu untuk menjadikan Hanum istri dan pendamping hidup. Namanya sebuah pernikahan pasti bukan hanya butuh keputusan kami sebagai orang tua, tapi juga Hanum sebagai pihak yang akan menjalaninya. Maka dari itu, papa dan mama mau bertanya kepadamu nduk, apa kamu menerima lamaran dari Bayu?"
" Papa mama, mas Rizal dan eyang. Terima kasih atas kebahagiaan yang telah diberikan. Sekarang Hanum akan menjawab permintaan dari Pak Bayu...insyaAllah saya menerima permintaan Pak Bayu untuk menjadi mmm...istrinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...