Setelah menempuh perjalanan dengan bus selama kurang lebih 1,5 jam, akhirnya rombongan KKN sampai ke Kabupaten Purworejo. Mereka disambut dengan sangat baik. Setelah penyambutan di Kabupaten, para mahasiswa berpisah menuju kecamatan masing-masing. Di kecamatan tersebut masih ada acara penyambutan yang kemudian akan dilanjutkan menuju desa masing-masing.
Hanum kaget saat rombongan bus sampai di kecamatan yang menjadi tujuan KKN. Dia melihat ada suaminya di sana. Dia duduk di depan forum bersama dengan pejabat kecamatan yang menyambut rombongannya. Pak Bayu juga memberikan sambutan selaku wakil dari kampus.
Pak Bayu menyampaikan untuk KKN periode ini, dia akan memberikan kesempatan untuk kerja sama dengan salah satu kelompok KKN yang sudah ditunjuknya. Pak Bayu menjelaskan bahwa program ini berupa kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dimana beliau siap membantu menyokong dananya.
Bagaimana reaksi para mahasiswa ? Jelas mereka sangat berharap jika desanya yang akan ditunjuk. Siapa juga yang akan menolak? Kerja sama dengan dosen pembimbing dengan dana yang siap mengalir pula. Program jalan plus nilai A lagi. Tetapi ternyata di akhir sambutannya, Bayu menyebutkan nama desa yang akan diajaknya bekerja sama. Tahukah kalian ? Yah, desa yang ditunjuk adalah desa dimana kelompok Hanum berada. Tentu saja hal itu langsung mendapatkan respon positif dari teman-temannya. Hanya Hanum saja yang terlihat termangu.
"Heh...jangan melamun" ucap Shinta sambil mencubit lengannya.
"Hah..eh...maaf" balas Hanum kaget.
Apa-apan ini, pasti suaminya sudah merencanakan ini. Tapi kenapa tidak bilang-bilang?
" Heh..Num, ndengerin aku nggak sih?" kata Shinta sewot.
" Hah...ke..kenapa?"
" Kamu kenapa sih, dari tadi kayak nggak fokus? Oh, aku tau, kamu naksir ya sama dosen-dosen ganteng di depan ya?"
" Eh..enak aja, nggak ya, oya, kamu tadi bilang apa?"
" Itu Num, kamu lihat sendiri. Kalau KKN nya kayak gini, aku rela jika waktunya lebih lama Gimana nggak betah coba? DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) nya aja ganteng-ganteng kayak gitu. Ya Allah...nikmat mana yang Kau dustakan? Memang ya rejeki nomplok bener ini. Tadi kamu denger sendiri kan? Pak Bayu menunjuk desa kita untuk kerja sama dengannya? Itu berarti Num, beliau pasti akan sering ke posko. Nggak mungkin kan, beliau punya program tapi dalam pelaksanaannya dilepas? Aduuh...aku bayanginnya sudah nggak kuat. Apalagi ganteng banget kayak gitu, bersyukur banget aku. Mimpi apa aku semalam ya Allah.." ucap Shinta berapi-api. Hanum yang mendengar hanya geleng-geleng kepala.
"Dosen dua kok ya guanteng - guanteng semua to ya? Pak Bayu dan Pak Andre itu dosen mana sih? Eh, iya San, Pak Andre itu dosenmu bukan sih?" ucap Shinta sambil menepuk Sandi yang duduk di sebelahnya.
" Apa?" balas Sandi dengan nada malas.
" Pak Andre itu dosenmu bukan?"
" Hem"
" Yang jelas sih San?"
" Iya...iya"
" Ih bete amat mukanya, kalah saing ya ?" ejek Shinta
" Apaan sih, nggak lah"
" Eh Num, bukannya Pak Bayu tadi dosen Ekonomi ya? Berarti kamu kenal dong?" ujar Shinta lagi.
" Ke...kenal"
" Wahh...pengen rasanya aku pindah jurusan, bisa betah aku di kampusnya"
" Kalau kamu betah itu tandanya kamu bakal jadi mahasiswa abadi artinya nggak lulus tau" sahut Tirta sambil tertawa.
Kami yang berada disekitar Shinta tertawa sambil ditahan karena masih di forum.
" Kelompok mana yang akan saya ajak kerja sama tadi?" tanya Pak Bayu sambil menyebutkan desa yang akan kami tinggali. Kami pun tunjuk tangan. Beliau minta kami tinggal sebentar setelah acara selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...