Part 8

54.2K 4.6K 39
                                    

Bayu membuka handphone nya lagi, meneliti apakah benar alamat yang dicari sudah tepat. Setelah mengecek dan membaca lagi, Bayu lalu membuka pintu gerbangnya.

Sampailah Bayu di depan rumah berlantai dua. Rumah minimalis, dengan taman yang tidak terlalu luas, tapi mengesankan suasana asri. Tamannya pun tertata dengan apik.

Bayu lalu memencet bel rumah itu. Tidak lama kemudian, keluarlah sang pemilik rumah. Hanum. Terlihat wajah terkejut dari sang pemilik rumahnya.

Yaa, sore ini Bayu ke rumah Hanum.

" Assalammualaikum, Hanum?"

" Wa.. wa 'alaikumsalam Pak" Jawab Hanum sambil terbata-bata.

Hanum tidak menyangka bahwa tamu sore harinya ini Pak Bayu, dosennya sendiri. Ada apa beliau ke sini?

" Saya tidak dipersilahkan masuk ini?" Tanya Pak Bayu yang membuyarkan keterkejutannya.

" Oh ehk, iya..iya Pak, maaf, silahkan masuk dulu"

Hanum lalu mempersilahkan Pak Bayu untuk masuk ke ruang tamunya. Hanum duduk berseberangan dengan Pak Bayu. Bayu mengamati sekeliling dinding ruang tamu, dan seketika melihat pigura besar yang tertempel di dinding sebelah kiri. Foto keluarga. Ada ayah ibu, Hanum dan satu laki-laki, kakaknya. Bayu pun tersenyum. Cantik banget.

" Ehm, maaf Pak, ada perlu apa ya ke rumah saya?" tanya Hanum.

" Oh, ini mau mengantar buku yang kamu butuhkan untuk tugas kamu" suara Hanum mengejutkannya.

" Tapi kan bisa besok Pak, biar saya ambil di ruangan Bapak. Kalau seperti ini, saya yang tidak enak, sudah merepotkan Bapak."

" Siapa bilang, tidak repot sama sekali"

"Ehm, maaf ... Pak Bayu kok bisa tahu alamat rumah saya ?"

" Ya tahu dong, apa yang tidak saya tahu tentang kamu, apalagi cuma alamat. "

" Maksudnya gimana Pak?"

" Kamu lupa, kamu mahasiswa, yang tentu saja biodata lengkap kamu tersimpan di arsip kampus kan?"

Ehm, masuk akal. Iya juga.

" Oya, papa mama kamu di rumah ?" tanya Pak Bayu.

" Ehm, ada. Kenapa Bapak bertanya tentang orangtua saya?"

" Mau meminta ijin untuk bisa ta'aruf dengan kamu" jawab Pak Bayu cepat.

Hah... bercanda ini pasti.

" Ap-apa Pak? Bapak bercanda kan?" Tanya Hanum lagi.

" Tidak, saya tidak bercanda. Saya serius, sangat serius malah"

Duarr...Ya Allah ada apa ini? Kok mendadak dan secepat ini. Seketika kaki Hanum terasa lemas. Jantungnya berdetak hebat. Hanum sama sekali tidak menyangka, dosennya punya niatan seperti ini.

" Bukan karena Ghani kan ?" tanyanya lagi.

" Ghani siapa ?"

" Kemarin yang telepon saya waktu di ruangan bapak"

" Oh itu, nggak lah. Ngapain juga karena dia"

" Tapi kenapa bisa pak ?"

" Maksudnya kenapa bisa apa ?"

" Kok bapak tiba – tiba ke sini untuk ini ?"

" Tidak tiba – tiba Num, kamunya aja yang nggak peka – peka. Emang selama ini saya ngajak kamu diskusi tanpa ada maksud apa-apa ?. Setelah banyak diskusi denganmu justru membuat saya semakin memantapkan hati saya untuk menjadikan kamu sebagai istri saya"

Cinta Sang Dosen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang