Iringan sholawat melalui alat musik saxophone terdengar menggema di dalam gedung ini. Bayu yang berdiri di atas karpet merah didampingi kedua orangtuanya menunggu kedatangan Hanum yang berjalan tidak jauh di hadapannya. Senyum Bayu tidak berhenti melihat kehadiran istrinya yang hari itu luar biasa cantik di matanya. Dicampur dengan rindu yang berat membuat hatinya kian membuncah. Tidak sabar rasanya untuk segera memeluk istrinya jika tidak mengingat sekarang sedang berada di tempat umum.
Setibanya di depan suaminya, Hanum meraih tangan Bayu untuk dicium. Sebuket bunga yang dipegangnya pun diserahkan. Sembari memberikan bunga, Bayu memandangi wajah istrinya sambil berbisik " Mas kangen banget sama kamu". Mendengar perkataan suaminya, Hanum tersenyum. Bayu lalu mencium kening sang istri. Selesai mencium kening istrinya, Bayu memberikan lengannya untuk digandeng oleh Hanum. Keduanya pun melanjutkan jalan menuju pelaminan.
Suasana gedung pun tertata apik. Nuansa putih tulang sangat terasa, banyak tatanan bunga di setiap sudut ruangan. Di depan pelaminan terdapat banyak kursi yang berjajar rapi, mungkin sekitar enam baris dengan masing – masing baris terdiri dari sepuluh kursi dengan lorong di tengahnya. Para tamu yang akan memberikan ucapan selamat berada di sebelah kiri barisan kursi. Sebelah kanan ruangan terdapat meja – meja dengan kursi yang melingkarinya. Sajian makanan berada di belakangnya. Jadi para tamu yang hadir dipastikan dapat duduk semua jika melihat kursi yang disediakan.
Tamu undangan siang ini terbagi dari dua shift. Shift pertama untuk keluarga, teman dari orangtua Hanum dan Bayu yang ada di Jogja serta para dosen yang merupakan rekan Bayu, sedangkan shift kedua untuk teman – teman Hanum dan Bayu.
" Hanuum...selamat ya" teriak teman – teman kuliahnya. Berbondong – bondong mereka naik ke pelaminan. Satu per satu mengucapkan selamat dan mendoakan kedua mempelai.
" Foto bareng dong" ajak Mira. Mereka pun segera menempatkan diri disamping kanan kiri dan depan kedua mempelai. Mereka berfoto beberapa kali. Setelah selesai mereka menyalami pengantin itu lagi.
" Sekali lagi selamat ya, semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rohmah" ucap Dania yang pertama kali.
" Amiiin. Kita idem ya Num doanya" ucap beberapa temannya.
" Selamat ya Pak Bayu. Semoga bahagia " ucap Nasya.
" Doakan kami ya pak semoga cepat nyusul" ucapnya lagi.
" Amiin, semoga kalian semua cepat menyusul. Terima kasih sudah hadir" jawab Bayu.
" Iya Pak, sama – sama" jawab mereka kompak.
Keberadaan mereka sekarang pasti terlihat heboh, bagaimana tidak ? ada sekitar empat puluh orang yang maju ke pelaminan bersamaan di satu waktu. Tingkah mereka saat berfoto bersama dan jangan lupakan suara dan tawa bahagia mereka karena melihat temannya sendiri yang menikah dengan dosen idola di kampusnya.
Diam – diam Hanum tersenyum bahagia melihat teman – temannya bisa menghadiri acara resepsi ini dengan wajah yang juga memancarkan kebahagiaan seperti dirinya. Setelah Hanum membagikan undangan tempo hari, teman – temannya meminta Hanum bertemu -sebenarnya sedikit memaksanya- untuk menceritakan perjalanan cintanya dengan Pak Bayu dengannya. Perjalanan cinta ya ? Kalau ingat itu Hanum ingin tertawa, teman – temannya membuat istilah sendiri. Mereka penasaran kenapa dosennya bisa menikah dengan temannya tanpa ada yang tahu prosesnya sama sekali. Akhirnya mereka pun bertemu di salah satu warung makan lesehan dekat kampus. Dan di sanalah cerita perjalanan pernikahannya dia sampaikan. Respon kaget dan bahagia itu yang terlihat di wajah – wajah temannya. Kaget karena tidak menyangkanya dan bahagia karena pernikahan mereka. Padahal sebelum berangkat Hanum sempat khawatir jika teman – temannya kecewa. Tapi sungguh di luar perkiraannya, justru Hanum mendapatkan respon yang luar biasa, artinya tidak ada kekecewaan yang terlihat. Mungkin kecewanya kenapa harus melewatkan kisah mereka berdua hahaha.... Malah kata mereka, Pak Bayu pintar banget cari istri seperti Hanum karena mereka tahu banyak yang suka padanya. Hanya karena masih berstatus mahasiswa makanya mereka segan mendekati Hanum yang tidak ingin berpacaran. Bahkan ada yang bilang Pak Bayu gercep hahaha...kalau yang ini belum disampaikan Hanum ke suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...