Part 13

46.9K 3.7K 7
                                    

 Maaf ya teman-teman, tadi kurang konsen jadi ceritanya kurang pas.

 Ini sudah saya perbaiki. 

Semoga teman-teman mudah untuk mengikuti alur ceritanya ya.

 Selamat membaca

===========================================================================

" Gimana hasil sholatnya?"

Hanum tampak menghela nafasnya.

" Ehm..."

" Sebenarnya keputusannya masih besok sih ma, nanti malam aku mau sholat istikharah lagi.

" Kalau sejauh ini bagaimana?" Mama bertanya lebih lanjut.

" Kalau sampai saat ini Hanum ngerasa tenang aja ma"

" Ehm....rasanya ada yang beda nggak dengan yang dulu?"

" Jujur ya ma, memang dari rasa, hati hanum ngerasa lebih tenang gitu. Nggak tahu kalau yang dulu rasanya hati Hanum kayak resah terus walaupun sudah berdoa berkali-kali"

Memang Hanum bukan hanya sekali ini menjalani proses serupa. Dua tahun yang lalu, saat Hanum masih semester dua, Hanum hampir mau menikah. Tapi karena suatu hal, akhirnya pernikahan itu gagal. Dan itu cukup membuat Hanum agak trauma. Karena masalah yang terjadi dulu juga yang membuat Hanum seperti memiliki ganjalan untuk proses pernikahannya yang sekarang.

" Hmmm...boleh mama kasih pendapat?"

Hanum menganggukkan kepalanya menandakan persetujuannya.

"Kemarin papa dan mama sempat ngobrol tentang proses kalian. Kamu ingat kan waktu papa mengajak Bayu untuk sholat maghrib bareng?"

" Iya ma, aku ingat. Kenapa ma?"

" Mereka balik sholatnya lama kan? "

"Eh iya ma. Hanum baru nyadar"

" Nah waktu itu, papa mengajak diskusi Bayu, walaupun tidak banyak. Seperti biasalah kamu tahu pastinya. Dari situ papa bisa mengenal Bayu lebih banyak, walaupun tidak terlalu dalam"

" Terus terang waktu itu, papa dan mama juga kaget. Kamu bilang dosenmu datang. Ujug-ujug ke rumah untuk nembung kamu"

" Tapi, setelah hari itu, Bayu datang lagi ke sini. Pas kamu tidak di rumah. Kalau tidak salah, kamu lagi menginap di kos Dania untuk mengerjakan tugas."

"Dari pertemuan itu, mama dan papa lihat Bayu memang berbeda dengan laki-laki calonmu yang dulu, maaf..... baik secara pribadi maupun keluarganya. Bayu laki-laki yang baik, secara agama sepertinya juga sholeh. Kemarin juga bercerita tentang keluarganya. Kalau kesimpulan mama dan papa ya, keluarganya baik, sepertinya tidak mempermasalahkan ganjalanmu, yang menyebabkan kegagalanmu dulu. Bayu juga sudah mengkomunikasikan ke orangtuanya tentang kedatangannya ke rumah. Mama dan papa hanya ingin kamu mendapatkan pasangan yang tepat, bisa menjadi imam yang baik dan bisa membimbingmu. Pernikahan bukan sesuatu yang main-main, jika bosan sudah selesai terus berpisah."

" Pak Bayu tau masalah itu ma?"

" Tidak.....Bayu tidak tahu. Cuma kami bertanya tentang permasalahan yang dulu pernah membuatmu gagal menikah. Tapi tidak dengan menceritakan kalau itu pengalamanmu"

" Apa itu yang membuat papa seperti mudah memberi lampu hijau ma? Karena kalau Hanum lihat, papa sepertinya kelihatan tenang"

Papanya Hanum memang cukup tegas kalau berhubungan dengan pasangan hidup, terutama Hanum. Papanya sangat menyadari kelebihan yang dimiliki anaknya, sehingga beliau cukup protektif. Dari sejak SMP, jika ada laki-laki yang mau mendekati Hanum, harus seijin papanya. Dan Hanum tahu itu. Hanum sendiri merasa bahagia memiliki seorang ayah yang begitu melindungi kehormatan putrinya. Tidak mudah bagi teman-teman Hanum terutama laki-laki yang ingin mendekati putrinya, dengan dalih mengenal Hanum atau sekedar mengajak pacaran. Biasanya mereka akan diajak diskusi banyak dan hal itu yang membuat tidak sedikit dari mereka mundur teratur.

Cinta Sang Dosen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang