Sabtu siang ini, Bayu dan Hanum sudah sepakat untuk bertemu. Mereka akan didampingi oleh Sonia, saudara Bayu yang kebetulan juga menjadi dosen wali Hanum. Mereka akan bertemu di salah satu pemancingan yang ada di daerah perbatasan Jogja Bantul. Kenapa di sana? Karena Bayu mempertimbangkan lokasi terdekat dengan rumah Hanum.
Sebenarnya kemarin mereka akan ketemuan di kampus saja, tapi karena dirasa kurang nyaman, jadi mereka putuskan untuk bertemu di luar kampus.
Tepat pukul satu siang, Hanum sudah sampai di lokasi yang dituju, sesuai dengan jam yang sudah ditentukan. Dia mencari tempat dimana akan bertemu. Hanum menemukan Bu Sonia yang melambaikan tangannya. Hanum pun tersenyum dan mendekat.
" Assalammualaikum Bu" Hanum menjabat tangan dosennya itu.
" Wa'alaikumsalam. Sini duduk sebelah saya"
Hanum pun mengikuti perintah dosennya itu. Jangan ditanyakan lagi bagaimana dengan hatinya, deg-degan luarr biasa.
" Ndak usah tegang ya, walaupun di kampus saya dosenmu, tapi di sini kita keluarga, sebentar lagi. Insya Allah" Kata-kata Bu Sonia membuat perasaan Hanum menjadi lebih tenang.
" Oya, kenalin ini suami saya"
Laki-laki di depan Bu Sonia pun tersenyum dan menangkupkan kedua tangan di depan dada sambil menyebut nama " Prasetyo"
" Kalau itu, anak-anak saya. Sini Nak, kenalan dulu sama tante" Sonia memanggil kedua anaknya yang memilih duduk di dekat kolam yang ada air mancurnya. Mereka lalu berjalan menuju Sonia.
" Nafisa" salam anak yang besar kepada Hanum.
" Hafiz" salam anak yang kecil.
" Ini anak-anak saya Num, Nafisa itu kelas 1 SMP kalau adiknya kelas 4 SD. Mereka seusia dengan keponakannya Bayu". Sonia memberikan penjelasan kepada Hanum. Tidak lama mereka pamit dan ingin kembali ke tempat duduk semula. Lebih nyaman katanya.
" Jadi Hanum ini mahasiswanya Bayu ya? " Pak Pras bertanya pada Hanum. Suami Sonia, Prasetyo yang biasa dipanggil Pak Pras ternyata juga dosen, tapi beliau mengajar di Fakultas Teknik.
" Iya Pak"
" Wah gimana nih, Bayu bikin janji sendiri, datangnya telat sendiri" Pak Pras bicara lagi.
Sebenarnya telatnya belum lama juga sih, masih sepuluh menitan. Beruntung bagi Hanum sebenarnya, ada waktu untuk menata hatinya.
" Sebentar, kayaknya ada whatshapp dari Bayu. Oh dia telat pa, karena ada kecelakaan di jalan menuju ke sini, jalannya macet" Sonia membuka HPnya dan memberikan alasan kenapa Pak Bayu belum datang.
Pak Pras pun kelihatan mengangguk.
Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang terburu. Mungkin sedikit agak berlari. Ternyata Bayu.
" Assalammualaikum. Maaf...maaf semua ya, telat nih"
Kami pun menjawab salam bersamaan.
" Iya....nggak apa-apa. Bisa dimengerti. Terlambat yang tidak direncana... kan?" Bu Sonia bertanya ke Bayu. Bayu pun tersenyum.
" Kalau mahasiswa mu yang begini, kamu apakan Bay?" Pak Pras pun ikut menimpali. Tapi Bayu tidak langsung menjawab. Dia memilih duduk dulu, di sebelah Pak pras, dan itu artinya dia berhadapan dengan Hanum.
Setelah duduk, baru Bayu menjawab sambil tertawa.
" Tanya saja sama mahasiswa saya ini mas" .
Jawabannya yang spontan membuat Pak Pras dan Bu Sonia tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...