Part 6

55.7K 5.1K 41
                                    

Hanum sedang di kantin bersama dengan Dania. Mereka lagi menunggu kuliah jam kedua. Saat sedang makan baksonya, terdengar gawainya bergetar. Hanum memang memode silent handphone nya, karena tadi sedang kuliah. Dan sekarang getarannya berulang-ulang, pertanda ada panggilan masuk. Hanum juga belum sempat membuka handphone nya dari tadi.

Hanum agak lama mengangkatnya. Dia pikir siapa sih telepon terus, dari nomor tidak dikenal lagi. Dania yang lagi makan risih dengar HP Hanum getar terus

" Angkat tuh Num, risih aku dari tadi getar terus, makan jadi nggak konsen. Siapa tau penting" gerutu Dania.

" Sebentar, sekalian aku habisin" ujar Hanum.

Setelah selesai makan, Hanum melihat riwayat panggilan yang masuk ke gawainya. Hah...Pak Bayu ternyata. Ada apa lagi ?

" Kenapa ?" tanya Dania. Hanum lalu menunjukkan layar handphone nya.

" Pak Bayu ? " Belum juga menjawab, handphone nya berdering lagi. Hanum langsung mengangkatnya.

" Assalammualaikum"

" Waalaikumsalam"

" Kamu lagi dimana ?"

" Baru di kantin pak"

" Bisa ke ruangan saya sekarang "

" InsyaAllah bisa pak"

Setelah selesai, Hanum pamit ke Dania untuk ke ruangan Pak Bayu.

Sampai di depan ruangan, Hanum mengucapkan salam dan seperti biasa, dia langsung diminta untuk masuk dan duduk di hadapan Pak Bayu.

" Kamu masih ada kuliah ?"

" Masih pak, nanti jam sebelas" jawab Hanum sambil melihat jam tangannya.

" Berarti masih satu jam lagi ya" Hanum lalu menganggukkan kepalanya.

" Bisa bantu saya Num?"

"Bantu apa ya pak ? " Seketika perasaan Hanum tidak enak.

" Tolong bantu saya koreksi kuis ini, kuisnya mahasiswa semester dua. Kamu juga sudah lewat jadi pasti bisa"

" Tapi kan dulu dosennya bukan bapak. Saya khawatir tidak tepat"

" Saya percaya kamu"

" Tapi pak-"

" ck... ya sudah ini saya beri point – point jawabannya ya"

" Terima kasih pak, tapi-"

" Apalagi Num?"

" Ini tidak harus saya koreksi semua kan pak ?"

" Seselesainya saja, lagian kamu juga mau kuliah kan?"

Beberapa menit kemudian terdengar suara salam dari pintu.

" Wuah pintunya dibuka lebar lebar nih sekarang" Ternyata Bu Sonia yang datang. Sejak Hanum minta untuk membuka lebar pintunya dulu, sekarang setiap Hanum ke ruangan itu pasti langsung dibuka penuh walaupun ruangannya ber AC.

" Oh, ada Hanum ternyata" kata Bu Sonia dengan nada mengejek sambil tersenyum.

" Assalammu'alaikum Hanum "

" Wa'alaikumsalam bu"

" Kamu disuruh ngapain ?"

" Ini membantu Pak Bayu mengoreksi bu" jawab Hanum polos.

" Oh...punya asisten pribadi nih ceritanya?" ledek Bu Sonia.

" Apa sih mbak?"

" Beneran nih hanya mau sampai asisten aja ? Keduluan baru rasa kamu " Hanum yang mendengarnya semakin tidak mengerti dengan obrolan dua dosennya itu.

" Maunya sih dijadikan istri, tapi nggak tau tuh nggak peka – peka" ujar Pak Bayu sambil tertawa.

" Kodenya kurang keras sih" jawab Bu Sonia sambil tertawa.

" Iya nggak Num ?" tanya Bu Sonia tiba – tiba. Hanum yang sedang serius mengoreksi langsung mendongakkan kepalanya menatap dosennya.

" Maaf bu, gimana ya ?"

" Kamu mau nggak jadi asistennya Pak Bayu ?"

" Oh itu, terima kasih saja bu, baru jadi pj kelasnya aja, tugasnya sudah banyak"

" Hahaha...ternyata kamu dipilih jadi pj kelasnya?" tanya Bu Sonia sambil tertawa lagi.

" Iya bu, jadi pj nya saja begini apalagi jadi asistennya. Tidak bu makasih"

" Kalau jadi istrinya aja gimana ?" tanya Bu Sonia lag

" Maksudnya bu ??"

***

" Assalamualaikum "

"Wa'alaikumsalam. Ada apa ya pak ?" .

" Ke ruangan saya bentar Num" Perasaan baru kemarin hari Pak Bayu memintanya ke sana, masak sekarang sudah harus ke sana lagi.

Seperti bisa setelah salam, Hanum duduk di hadapan Pak Bayu.

" Bentar ya, saya carikan dulu. Ini hasil post test kemarin, nanti kamu bagikan ke teman – teman"

" Baik pak" Saat menunggu Pak Bayu mencari, handphone Hanum tidak berhenti berbunyi.

" Angkat saja, siapa tahu penting" pinta Pak Bayu

" Tapi ini dari nomor tidak dikenal"

" Ya sudah kamu angkat di sini saja. Kalau nggak keberatan kamu load speaker. Jika ada apa-apa nanti saya saksinya"

Akhirnya Hanum menurut.

Assalammualaikum, Hanum?

Wa'alaikumsalam. Iya benar. Ini siapa ya ?

Aku Ghani, mahasiswa Teknik Kimia.

(Ghani ? Teknik Kimia ? Hanum berusaha mengingat nama – nama temannya, tapi gagal)

Iya, kamu pasti belum kenal, makanya aku ajak kenalan.

Oh, gitu. Tapi kamu tahu aku dari mana ?

Dua hari lalu aku lihat kamu lagi jalan di depan GSG, sama temanmu kalau nggak salah. Kebetulan kamu pakai jaket Akuntansi yang sama dengan punya temanku. Aku tanya, trus dia nunjukin foto angkatan kalian, akhirnya bisa tahu namamu

Temanku siapa ya

Irfan

Oh, Irfan. Iya bener, dia temanku.

Ehm...boleh kan Num saya kenal kamu. Maksudku jadi teman dulu

Boleh saja, kan berteman boleh dengan siapa saja

Kamu ada waktu nggak kalau kita ketemuan ?

Untuk apa?

Ya aku ingin kenal kamu lebih dekat

Aku nggak tahu, bisa apa tidak. Ehm, maaf Ghan aku nggak bisa lama-lama. Ini lagi ada dosenku di sini. Maaf ya

Iya nggak pa pa. nanti dilanjut lagi.

Setelah menutup teleponnya, Hanum baru sadar kalau tadi dia telepon dengan mode load speaker. Ini berarti Pak Bayu mendengar semua pembicaraannya. Ya Allah...

Hanum lalu menoleh ke arah Pak Bayu yang saat ini duduk sedekap sambil menatapnya tajam. Wajahnya benar – benar mengerikan.

" Sudah telponannya?. Fans baru ya? "

Hanum hanya diam saja, tidak berniat untuk menjawabnya. Yang terpenting sekarang keluar dari ruangan ini dengan segera. 

Cinta Sang Dosen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang