" Baru pulang ?" tanya mamanya Pak Bayu sambil tersenyum saat melihat kami masuk ke rumah. Nada bicara mama seperti candaan kepada kami. Mama tahu kalau Bayu dan Hanum seharusnya sudah pulang dari KKN kemarin.
" Ehm...iya ma" jawab Pak Bayu sambil memegang tengkuknya.
" Apa sekarang jarak Jogja Purworejo sejauh ini ya? Kayaknya dulu tiga jam an udah sampai. Sekarang 24 jam lebih ya?" Mama lagi-lagi bertanya sambil senyam senyum. Hanum menjadi malu sendiri.
" Mama bisa aja" ucap Pak Bayu sambil merangkul mamanya.
" Sini duduk sebelah mama, Nak?" ajak mama pada Hanum. Hanum pun menuruti keinginan mertuanya. Mama dan Hanum duduk bersebelahan di sofa yang ada di ruang keluarga. Bayu yang tadinya duduk di sofa single lalu berpindah duduk di sebelah istrinya. Tangan kirinya merangkul pundak Hanum, sedang tangan kanannya menggenggam tangan Hanum yang saling terkait. Melihat kelakuan anak lelakinya, mama pun berdecak.
" Ya Allah Bayu, kamu itu ck..ck..."
" Ya gimana ma, kayanya berat kalau harus jauh-jauhan sama istri. Hanum itu udah kayak magnet, jauhan aja rasanya udah ketarik pengen deket terus apalagi kalau dekat gini ma, kayak nggak mau lepas" ujar Bayu
" Lebay kamu tuh, agak ke sana duduknya, mama mau ngobrol sama menantu mama. Lagian kamu juga udah sehari semalam kan nggak ngelepasin Hanum." Kata mama sambil tertawa.
" Astaghfirullah mama...kok tahu sih" ucap Bayu sambil tertawa.
Anak dan mama bener-bener deh.
" Tahulah...tuh ada bercak merah ketinggalan di pipi Hanum. Kamu itu mbok kasihan sama Hanum, pilih-pilih tempat yang tertutup. Kalau kelihatan kayak gini kan Hanum nya yang malu. Iya, kalau yang tahu terus mudeng ( paham) kalau yang nggak kan dikiranya digigit nyamuk...nyamuk raksasa maksudnya hahaha"
Hanum yang mendengar langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan. Malu luar biasa, sedangkan Bayu yang ketahuan langsung tertawa dan mencoba menarik tangan Hanum yang menutupi mukanya.
" Mana...mana coba mas lihat"
" Nggak apa-apa sayang...nanti mas tambahin lagi ya hahaha" kata Bayu setelah berhasil melihat wajah Hanum yang sudah memerah. Bayu mengusap-usap hasil karyanya yang ada di wajah Hanum.
" Dasar ya pengantin baru. Kamu itu kok ya jadi mesum gini to le...le (nak dalam bahasa jawa) "
" Ya maklum lah ma, coba bayangin aja, hari minggunya akad eh seninnya Hanum KKN. Sebulan lebih lagi. Sedih banget kan ma"
Idih curhat pak dosen ini.
" Syukurin hahaha... puasa ya..." ledek mamanya.
" Oh... mama tahu jadi ini alasan kenapa perjalanan Jogja Purworejo mendadak jadi sehari semalam ?. jadinya kemana ?" tanya Mama.
" Ehm...rahasia ma. Udah ah nanti Hanum nya jadi malu. Iya nggak sayang?" ucap Bayu sambil menaikkan alisnya. Mama yang melihatnya langsung menepuk tangan Bayu yang sedang merangkul Hanum.
" Ehm...Hanum, kalau sama mama jangan takut ya. Hanum sudah mama anggap sebagai anak sendiri. Sama seperti mama kamu. Terima kasih ya sudah menerima Bayu sebagai suamimu"
" Iya ma. Justru Hanum yang bersyukur sudah dipertemukan dengan Mas Bayu. Doakan kami ya ma, semoga Allah mudahkan kami dalam menjalani rumah tangga kelak"
" Tentu Nak. Mama sudah membesarkan Bayu selama hampir 30 tahun. Mengajarkan banyak hal padanya sejak kecil. Mama yakin pasti masih banyak kekurangannya. Termasuk kebiasaan – kebiasaan yang tentunya berbeda dengan Hanum. Dengan perbedaan yang ada, tetap berkomunikasi, memaafkan dan memahami satu sama lain ya. Begitu juga dalam beribadah, semoga dengan menikah, kalian berdua dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...