Waktu pertama kali
Kulihat dirimu hadir
Rasa hati ini inginkan dirimuHati tenang mendengar
Suara indah menyapa
Geloranya hati ini tak kusangkaRasa ini tak tertahan
Hati ini selalu untukmuTerimalah lagu ini
Dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasaAku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia
Tulus padamuHari-hari berganti
Kini cinta pun hadir
Melihatmu, memandangmu bagai bidadari
Lentik indah matamu
Manis senyum bibirmu
Hitam panjang rambutmu anggun terikat
Rasa ini tak tertahan
Hati ini selalu untukmuTerimalah lagu ini
Dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasaAku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia...(Andmesh Kamaleng – Cinta Luar Biasa)
Sepanjang perjalanan menuju restoran tempat janjian bertemu dengan Arjuna, Bayu hanya diam saja. Dari tadi dia menyalakan lagu dari Andmesh Kamaleng yang berjudul Cinta Luar Biasa, dan itu diulang – ulang sampai beberapa kali, diikuti pula dengan suaranya yang mengikutinya dengan lirih. Tidak hanya itu saja, di rumah juga begitu. Sepertinya lagu favoritnya sekarang baru ini. Tepatnya setelah dia tahu tentang Arjuna. Rasa insecure nya lumayan menguasai diri.
Dari beberapa hari yang lalu, Hanum sudah berusaha membujuk suaminya untuk membatalkan pertemuan ini. Tapi suaminya menolak. Padahal Hanum hanya khawatir jika pertemuan ini hanya akan menyakiti hatinya. Berbeda dengan istrinya, Bayu justru beranggapan kalau mereka harus bertemu dan menyelesaikan semuanya agar tidak menjadi kendala dalam kehidupan rumah tangga yang baru saja dimulai. Akhirnya agenda hari ini pun jadi terlaksana. Sebenarnya pesan yang dikirimkan Arjuna sudah beberapa hari yang lalu, tapi tiba – tiba Arjuna meminta mundur karena mendadak ada pekerjaan di Bali, sehingga baru bisa hari ini.
" Mas" ucap Hanum memecah keheningan. Bayu yang mendengar hanya menolehkan kepalanya.
" Ehm...bener kita jadi ke sana ?"
" Jadi... kamu nggak usah mikirin hati mas, InsyaAllah mas bisa mengaturnya"
" Tapi aku khawatir nanti mas malah jadi sakit hati"
" Sakit hati kenapa? Kamu mau balikan sama dia" ucap Bayu ketus.
" Astaghfirullah, nggak mas. Aku sudah menikah. Hati aku juga sudah kuberikan sepenuhnya untuk mas. Aku hanya khawatir saja, beberapa hari ini saja sikap mas sudah berubah sama aku"
" Berubah gimana? "
" Ya berubah, mudah emosi, banyak diam, oh ya jadi sering nyanyiin lagu ini juga"
" Ya wajar lah, sainganku sekelas Arjuna. Beda lagi kalau dengan Gani, Adrian, Sandi atau siapa lagi lah. Kalau dengan mereka mas nggak masalah, kalau dengan Arjuna..."
" Mas..."
" Sudah nggak apa – apa, semua bakal baik – baik saja. Mas minta maaf sudah kebawa emosi. Mas cinta sama kamu" ucap Bayu sambil mengelus punggung tangan istrinya.
Sesampainya di restoran yang telah ditentukan, Bayu dan Hanum menuju meja yang telah direservasi. Tidak lama kemudian, terdengar langkah kaki yang mendekat.
" Sorry...saya terlambat. Tadi baru saja dari bandara agak macet sampai ke sininya" ucap Arjuna, sepertinya dia belum menyadari siapa yang berada di samping Hanum.
" Lho...kok ?" kata Arjuna kaget saat melihat seseorang yang duduk di sebelah Hanum adalah sosok yang dikenalnya.
" Saya kira Rizal kakak Hanum" ucapnya lagi masih dengan ekspresi terkejut dan bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...