Part 23

38.2K 3.3K 7
                                    

Akhirnya mereka berdua mampir ke tempat makan sesuai dengan permintaan Rendra. Rendra pun dibebaskan memilih menu yang diinginkan. Kesempatan !

"Lanjut !!" ucap Bayu tiba-tiba.

" Hahh...lanjut apa mas?" tanya Rendra yang pura – pura terkejut dengan ucapan sepupunya.

" Ini sudah sesuai request mu kan? Udah nggak gratis lagi, lanjutkan yang tadi" kata Bayu yang masih tampak kesal.

Rendra yang paham pun tertawa ngakak " Oalah...lanjut itu to maksudnya? tak kira masalah politik. Lanjutkan !" ucapnya masih sambil tertawa dengan tangan mengepal ke atas.

Bayu melihat wajah sepupunya itu dengan pandangan sebal.

" Oke...oke mas. Mulai dari mana nih mas ?" tanyanya

" Ya ... terserah kamu, kalau melihat porsi makanmu, seharusnya kamu tahu diri. emm.. kalau dari harganya juga seharusnya kamu harus cerita komplit !!"

Rendra yang mendengar hanya tertawa. Gini amat ya sepupunya. Bucin abis !!

" Oke...aku cerita ya.. Mas Bayu ndak usah khawatir. Hanum itu anak baik-baik, sangat baik malah, sholihah, alim, dan pintar. Aku kenal dia sejak kelas IX, kami teman sekelas. Dari prestasi dulu nih ya mas, Hanum itu anaknya pintar, walaupun nggak selalu rangking satu tapi dia selalu masuk peringkat lima besar di kelas"

Kalau itu Bayu sudah bisa menduganya, apalagi dengan melihat nilai-nilai di kampusnya. IPK nya juga cum laude.

" Kalau di sekolah, dia banyak aktif di masjid sekolah, kadang kajian, bakti sosial atau apalah itu. Aku bisa tahu karena kadang-kadang ikut. Oya, Hanum itu pintar mengaji lho mas, ngaji yang dilagukan itu apa namanya? Qiro'ah ya? Dia sering ikut lomba MTQ mewakili sekolah dan pernah menang kalau nggak salah" lanjutnya.

" Hanum juga anak yang baik, ramah, nggak suka pilih-pilih teman. Kita-kita suka berteman dengan dia. Walaupun dia berhijab dan aktif di masjid sekolah, tapi anaknya supel, bisa berteman dengan semua kalangan, dan nggak hanya dengan yang itu-itu saja. Mas Bayu bisa lihat gimana interaksi kami tadi. Tetap akrab tapi bisa menjaga diri. Kesupelan dan keramahannya ditambah nilai plus CANTIKnya, makanya Hanum banyak yang suka" Rendra memang sengaja menekankan kata cantik. Bayu yang mendengar kelihatan mendengus dan melihat dengan kesal.

" Ndak usah marah lho mas, tapi bener aku akui Hanum itu memang cantik banget. Wajahnya yang blasteran itu memang menarik. Dulu nih, banyak kakak kelas dan teman-temanku yang naksir Hanum. Tapi Hanumnya tetap santai dan baik ke kami...."

" Kami ? Termasuk kamu maksudmu?" potong Bayu.

" Jujur ya mas, iya. Tapi nggak berlangsung lama kok mas, aku tahu diri. Banyak banget saingannya. Mungkin rasaku hanya kagum saja. Aku salut dengan dia, dengan kelebihan fisik yang dimilikinya, tidak membuat dia sombong. Kadang kan ada yang merasa cantik, terus memanfaatkan kelebihannya untuk bertingkah kayak gitu lah. Tapi Hanum beda, dia anaknya rendah hati, ramah, dan nggak suka pilih-pilih teman juga, satu lagi yang penting anaknya nggak baperan" lanjutnya.

" Ada kan tipe cewek yang baru ditraktir makan satu kali sudah baper, nah kalau Hanum itu nggak Mas, makanya ada yang sampai ngasih kode-kode gitu Hanum tetap biasa saja sampai cowoknya mangkel ( dongkol) karena nggak peka-peka hahaha..."

Oh pantes...sejak awal sudah dikode nggak baper atau malah nggak peka ya, batin Bayu.

" Kamu masih ada rasa sama Hanum? " potong Bayu lagi.

" Nggak lah mas, kan sudah ku bilang, mungkin rasaku hanya kagum saja apalagi nggak lama kemudian malah aku jadian dengan teman sebangkunya hahaha...Karena aku jadiannya sama temennya, itu yang membuatku dekat sama Hanum"

" Dulu sering banget di mejanya Hanum ada coklat, permen, kue yang tidak jelas pengirimnya, tapi jelas kalau itu untuk Hanum, dan karena dianya tidak mau, akhirnya kita-kita deh yang dapat rejeki nomplok. Oya, pernah banget tuh mas, pas masih siswa baru Hanum dimarahi sama kakak kelas, cewek, lupa siapa ya namanya dulu, gara-gara nih ya katanya cowoknya naksir Hanum, padahal Hanumnya aja nggak tahu orangnya yang mana. Waktu itu dia langsung dibelain sama teman-teman di kelas. Kalau ingat itu jadi pengen ketawa"

" Oya, dulu Hanum pernah digosipin dekat dengan salah satu kakak kelas, namanya Kak Davin, kita kelas X, dia kelas XII. Dia ketua OSIS. Orangnya cakep banget mas. Jujur lho ini hehe " Bayu yang mendengar hanya mendengus kesal.

"Hanum itu kan alim dan nggak neko-neko. Aku tahu prinsipnya dia, yang nggak mau pacaran. Tapi karena Kak Davin punya power sebagai ketua OSIS, jadi dia bener-bener nunjukin rasa sukanya dengan terang-terangan. Sering banget nyamperin ke kelas, minjamin buku, nraktir makan, gitu-gitulah mas. Tapi Hanumnya biasa saja, padahal kan siapa yang nggak mau sama Kak Davin"

" Oya, terus si Davin..Davin tadi sekarang gimana?" Bayu masih penasaran.

" Aku nggak begitu tahu sih, setelah lulus sudah nggak ada kabarnya. Terakhir info yang ku tahu dia melanjutkan ke AKMIL. Eh, tak pikir-pikir, kok ya Hanum itu yang suka para ketua OSIS to ya hahaha..."

Rendra tahu kalau semasa SMP dan SMA nya Bayu memang ketua OSIS di sekolahnya dulu.

" By the way Mas Bayu bisa lolos ya?"

" Lolos apanya?"

" Lolos uji papanya Hanum?"

" Maksudnya gimana ? Kamu kok tahu?"

" Hahaha...tahu lah mas, soalnya dulu ada temenku yang naksir Hanum. Dia main ke rumahnya, eh nggak tahunya malah yang nemuin papanya. Sejak itu, nggak ada yang berani ke rumahnya. Kalau mau ke rumah Hanum, rame-rame ngajak yang cewek-cewek juga, padahal cuma nemenin yang modus hahaha" lanjut Rendra masih tertawa.

Kalau tentang ini, bukan hanya temannya saja yang akan diinterogasi papanya Hanum. Bayu jadi ingat awal ketemu juga banyak diajak berdiskusi. Tapi Bayu bisa memahaminya, mungkin saatnya nanti dia memiliki anak perempuan pasti juga akan memiliki sikap yang sama apalagi anaknya seperti Hanum.

Cinta Sang Dosen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang