Part 9

50.5K 4.5K 15
                                    


Ferdi dan Bayu berjalan beriringan. Mereka berbincang-bincang selama perjalanan dari masjid. Banyak hal yang diperbincangkan mereka berdua. Dan tidak terasa mereka sudah sampai di teras rumah.

" Ayo. Mas Bayu buka puasa di sini saja, sekalian bareng-bareng"

" Ndak usah Om, nanti di rumah saja" Tolak Bayu

" Nggak boleh lho nolak rejeki, ayo masuk sini"

Dan di sinilah Bayu sekarang. Di meja makan keluarga Ferdi. Bayu duduk berhadapan dengan Hanum. Terlihat Hanum yang hanya menunduk malu. Bagaimana tidak malu, kalau saat ini dia harus makan bersama dengan dosennya.

" Gimana rasanya Mas Bayu? Ini semua hasil masakannya Hanum lho" mamanya Hanum berbicara saat kita selesai makan.

Wah, benar-benar istri idaman. Cantik, sholihah, cerdas, pinter masak pula. Paket lengkap. Batin Bayu

" Oh ...benarkah? Enak ... sangat enak sekali."

" Benar ini masakanmu Hanum?"

" i...iya Pak" Jawab Hanum gugup.

" Tapi mohon maaf kalau rasanya tidak enak"

" Enak ...enak banget malah"

" Ehm..ehem" Papa dan mamanya Hanum berdehem mendengar jawabanku.

" Boleh nambah loh Mas " mamanya menimpali sambil tersenyum.

"Beneran Tan?"

Jawab Bayu sambil tersenyum. Bayu sangat bersyukur dia bisa diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga Hanum.

Setelah makan bersama eh tepatnya buka bersama selesai, Bayu membuka percakapannya.

"Ehm, mohon maaf Om, Tante dan Hanum. Sebelum saya ijin untuk undur diri, boleh saya minta jawaban atas kelanjutan proses taaruf yang saya ajukan tadi ?"

"Oh iya..iya...karena itu berhubungan dengan Hanum, bagaimana Hanum saja yang mau menjalani. Bagaimana nduk? Apa kamu bersedia untuk taaruf dengan Pak Bayu?' Sekarang giliran ayahnya menanyakan ke Hanum.

" Ehm...mmm...sebenarnya ada yang sedikit mau saya tanyakan ke Bapak, ini tentang kondisi saya?. Ehm..maksudnya sebelum nanti saya memutuskan untuk melanjutkan proses ini"

" Boleh ...silahkan kamu mau tanya apa ?"

" Saat ini tentu Bapak tahu, saya belum lulus kuliah, akhir semester ini saya masih harus KKN syukur-syukur sembari KKN saya bisa maju skripsi, itupun kalau proposal saya bisa acc semester ini. Kalau tidak, berarti saya masih harus mencari judul baru lagi untuk skripsi saya dan itu memakan waktu lagi. Dan ehm...mmmm..dengan kondisi saya seperti ini, apa Bapak tidak keberatan ?" Hanum bertanya dengan hati-hati.

" Oke...saya mengajak kamu taaruf itu dengan sadar sesadar-sadarnya diri saya. Maksudnya, saya tahu posisi kamu sekarang masih mahasiswa semester enam. Dan itu berarti sebentar lagi lulus, jika semua sesuai dengan rencana. Dan untuk proposal kamu, tidak ada salahnya mulai saat ini dikerjakan dengan sungguh-sungguh, agar bisa lanjut ke skripsi, artinya kamu tidak harus membuat proposal penelitian lagi. Kamu boleh konsultasi ke saya tentang proposal penelitian kamu, sebelum diberikan ke dosen pembimbingmu. Saya berharap, begitu maju ke pembimbing bisa lebih mudah acc nya. Oya, by the way dosen pembimbingmu siapa?"

" Bu Sonia Pak"

" Oh, Bu Sonia? Gampang mah itu. Saya sangat kenal baik dan dekat dengan beliau. Bukannya beliau juga dosen walimu?"

"Iya Pak"

" Kalau begitu bisa diatur nanti. Berarti besok kamu tinggal memilih satu dosen pembimbing untuk skripsimu ya. Kalau bisa Bu Sonia dilanjutkan saja, beliau kan yang tahu tentang proposalmu. Kalau beliau acc, bisa minta rekomendasi untuk dosen satunya lagi. Eh, saya juga tidak apa-apa lho" Pak Bayu mengakhirinya dengan tertawa diikuti dengan deheman dari papa dan mamanya Hanum.

" Masih ada yang mau ditanyakan lagi? Sepertinya masih ada yang mengganjal di pikiranmu?"

" Memang benar Pak, ada satu lagi. Masih terkait yang tadi. Dengan posisi saya yang mahasiswa, walaupun sudah semester enam dan sebentar lagi skripsi, tapi dengan status saya saat ini, tetap saja saya masih lulusan SMA lho Pak, sedangkan Bapak lulusan S3. Apa tidak ada masalah untuk Bapak terutama orangtua"

" Ehm...kok malah berasa sudah taaruf sih hahaha" Pak Bayu tertawa.

" Saya tidak mepermasalahkan hal itu. Untuk orangtua, sudah saya kondisikan. Tentu saja saya sudah meminta restu ke orang tua sebelum saya ke sini"

" Ehm..ya sudah itu dulu Pak, bisa menjadi pertimbangan saya apakah mau melanjutkan taaruf atau tidak"

" Tapi ... saya butuh waktu untuk sholat istikharah ya Pak"

" Bagaimana Mas Bayu?" Papanya Hanum menanyakan ke Bayu apakah disetujui permintaan anaknya.

" Oh boleh...tapi jangan lama-lama ya"

" Eh... udah tidak tahan jaga hati ya mas?" Mamanya Hanum menimpali. Dan semua tersenyum kecuali Hanum. Dia masih tidak percaya akan suasana hari ini.

"Mau berapa lama sholatnya?"

" Dua minggu bagaimana?"

" Sepertinya terlalu lama itu, kan ini baru keputusan kamu untuk mau taaruf dengan saya dulu, belum tahap selanjutnya"

" Ehm...ya sudah satu minggu ya Pak?"

" Oke... fix satu minggu ya gak tiga hari saja" Tawar Bayu

Papa dan mamanya yang mendengar candaan Bayu hanya senyum sembari menggoda anaknya.

" Ya sudah... satu minggu atau gak jadi saja" Jawab Hanum dengan nada sewot.

" Oke...oke...maaf deh. Satu minggu ya"

Ferdi, papanya Hanum lalu menyimpulkan pembicaraan malam itu. Hanum diberi waktu satu minggu untuk memutuskan apakah bersedia untuk taaruf dengan Bayu. Jika hatinya mantab, mereka akan bertukar biodata tentang diri masing-masing. Mereka akan saling mengenal satu sama lain dengan tentu saja dengan melibatkan pendamping. Untuk pendampingnya, akan menyusul jika memang akan lanjut ke tahap berikutnya. Tapi jika tidak ada kemantapan hati, berarti tidak akan lanjut ke tahap berikutnya.

Setelah selesai makan malam, Bayu pun pamit undur diri. Hanum mengantar Bayu sampai ke teras depan rumah.

" Ehm...Pak, saya minta tolong Bapak merahasiakan proses ini ya, saya khawatir kalau banyak orang yang tahu bisa menimbulkan fitnah"

" Oh tentu saja. Oya, jangan kamu jadikan beban perasaan saya ini. Saya tetap akan profesional. Di kampus kamu tetap mahasiswa saya dan saya dosenmu"

" Oh ya...satu lagi. Terima kasih makan malamnya ya. Makanan kamu memang benar-benar enak"

Ada rasa hangat dalam dadanya. Aduh...pipi jangan memerah ya

Cinta Sang Dosen ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang