" Ciee... yang baru saja halal nggak keluar-keluar kamar, gass terooossss" celetuk Rizal, kakaknya Hanum begitu melihat sepasang pengantin baru turun dari lantai dua. Dari keluar kamar menuju ke ruang keluarga di lantai satu, Bayu terus menggenggam tangan istrinya. Hanum sempat protes karena tidak enak kalau kelihatan banyak orang. Dan tahu apa jawabannya " Biarin aja, biar seluruh dunia tahu kalau kamu itu istriku". Lebay, batin Hanum. Dia sungguh tidak mengira dosen yang selama ini dikenalnya ramah dan berwibawa saat mengajar, bisa-bisanya bertingkah seperti ini.
" Apa sih bro" ucap Bayu sambil meninju lengan iparnya begitu mereka sampai di ruang keluarga.
" Auww, pukulannya beda ya kalau udah nikah tuh" ucap Rizal pura –pura meringis menahan sakit. Ucapannya tentu saja membuat keluarga besarnya yang sedang duduk di sana tertawa. Hanum yang melihatnya langsung mencubit kakaknya " Ihh, Mas Rizal tuh ngeselin"
"Rizal kalau pengen ngerasain pukulannya beda, makanya nikah, sudah dilangkahi juga sama adiknya. Udah punya calon belum?" interupsi dari salah satu keluarganya. Rizal yang mendengar hanya tertawa " Belum ada om, mau nyariin nih?"
" Yahh...kok belum ada tho? Bingung mau nyariin yang kayak gimana, jangan-jangan kriteriamu terlalu tinggi pak polisi"
" Nggak juga om, yang baik aja"
" Baik sekali cantiknya...baik sekali kayanya...baik sekali akhlaknya hahaha" ledek omnya lagi.
" Wah...wah Om Byan tau aja sih" sahut Rizal. Kompak mereka tertawa. Hanum yang menyimak sampai tertawa puas " Syukurin mas, karma langsung datang hahaha"
" Apaan sih" balasnya sambil melempar tisu ke arah Hanum yang dibalas dengan pelototan matanya.
" Sudah-sudah, ora uwes –uwes mengko ( tidak selesai-selesai nanti)" Ferdi menengahi candaan mereka.
" Sini le, duduk dulu kenalan sama keluarganya Hanum" ucap kakeknya Hanum.
" Nggih" Mereka langsung duduk di karpet yang digelar. Tampak di sana keluarga besar Hanum. Bayu dan Hanum duduk bersebelahan, tangannya masih saja menggenggam tangan istrinya dan meletakkan di atas pahanya. Beberapa kali Hanum berusaha melepasnya, tapi karena genggamannya yang kuat membuat Hanum pasrah saja. Sebenarnya tidak masalah untuk Hanum, hanya karena berada di antara keluarganya, dia merasa malu.
" Tangannya tolong dikondisikan ya bro, kasihan jiwa-jiwa para jomblo di sini" ejek kakaknya lagi.
" Siapa yang jomblo? Kamu sendiri kan? Makanya buruan nikah !! " balas omnya lagi. Kayaknya Rizal dan omnya Hanum yang satu ini memiliki kesamaan, usilnya, bercandanya.
" Kenalin, saya kakungnya Hanum, ini utinya. Kami kakung dan utinya Hanum dari pihak papanya" potong kakeknya Hanum. Terlihat sekali kakungnya Hanum masih terlihat berwibawa. Dia jadi ingat, Hanum pernah bilang kalau kakungnya dulu anggota TNI. Mungkin itu juga yang membuat kakeknya masih terlihat bugar.
" Papanya Hanum itu tiga bersaudara. Nomor satu, Ferdi, papanya Hanum, kedua Fera, itu yang lagi bawa minum, yang ketiga Fabyan, yang sifatnya mirip sama Rizal tadi, sukanya bercanda, dia juga polisi. Kalau cucu saya ada lima, Rizal dan Hanum, Putri dan Tantri itu anaknya Fera, Dimas itu anaknya Fabyian. Oya, Riko itu suaminya Fera dan ini Dewi istrinya Fabyan" lanjut kakung.
Bingung nggak ?? hehehe
Bayu yang mendengar menganggukkan kepalanya sambil mengingat-ingat satu persatu keluarga Hanum.
" Kalau yang duduk di sebelah saya ini, Pak Vindra, ini opanya Hanum dari ibunya. Yang ini omanya Hanum, Bu Michelle. Bule ya ?" canda kakung.
Iya, bener-bener bule, batin Bayu
" Mamanya Hanum hanya dua bersaudara. Maaf ya, pamannya hari ini tidak bisa datang karena baru ke luar negeri. InsyaAllah, besok syukurannya akan datang"
" Jadi opa dan oma hanya berdua ke sini ?" tanya Bayu.
" Nggak, kemarin kami ke sini sama Daniel. Tadi kemana ya? Baru keluar kayaknya. Daniel itu sepupunya Hanum. Dia tinggal di Palembang. Nah itu dia anaknya. Sini Dan, kenalan sama pengantinnya" ajak opa.
" Lhoh...?? Daniel Mahendra ?" ucap Bayu.
" Iya, aku ini Bay, ternyata kamu suaminya Hanum. Tadi pas akad, sempet mau nanya, tapi bener bukan sih. Pas dengar namanya ternyata benar"
" Iya, bener, gimana kabarnya?"
" Alhamdulillah baik, selamat datang bro di keluarga kami" mereka saling tosh tangan.
" Kalian saling kenal ?" tanya opa.
" Iya opa, Bayu ini teman KKN Daniel waktu kuliah dulu. Sudah sembilan tahun ya Bay, nggak ketemu"
" Iya ya, setelah KKN selesai, lost contact semua"
" Eh, tapi dulu Bayu itu idola pas KKN lho, banyak cewek-cewek di desa yang rajin ke posko "
" Nggak kebalik tuh? Bukannya kamu malah yang gitu ? ditambah mahasiswi-mahasiswi dari desa lain yang sering titip salam buat kamu Dan. Jangan memutar balikkan fakta lah" ujar Bayu sambil tertawa.
Bayu ingat sekali, jabatannya sebagai Korcam ( Koordinator Kecamatan) sekaligus teman sekelompoknya Daniel, mengharuskan dia sering bertemu teman-teman mahasiswa di wilayahnya. Tidak jarang satu dua orang yang mengirimkan salam untuk Daniel. Wajar sih, Daniel dengan wajah blasterannya banyak yang naksir.
Sebenarnya bisa dibilang mereka berdua idola waktu KKN dulu. Bayu dengan wajah ganteng khas Indonesia sedangkan Daniel tampan dengan wajah blasterannya. Ketampanan dengan kadar yang berbeda. Banyak yang naksir mereka berdua. Entah teman-teman mereka sesama mahasiswa maupun para gadis desa. Kebetulan lagi mereka berada dalam satu kelompok. Setiap hari ada saja mahasiswa yang bertamu di desa mereka, entah dengan alasan diskusi kegiatan kecamatan atau desa, mengantar kue atau makanan yang membuat beruntung para temannya di kelompoknya. Berbeda dengan sesama mahasiswa berbeda juga dengan para gadis desa, dengan alasan mau diajari belajar, bertanya tentang dunia perkuliahan dan masih banyak lagi. Walaupun tujuannya sama, ingin mencari perhatian dari idola mereka.
" Eh, bisa aja lo ya. Kita sama pokoknya hahaha" Mereka berdua tertawa.
" O iya, masih ingat Inge anak MIPA nggak ?" Bayu yang mendengar nama itu langsung menajamkan pandangannya ke Daniel. Dia tahu maksudnya Daniel tanya seperti itu.
" Hahaha... kenapa Bay? Oke...oke nggak jadi deh" ucap Daniel sambil terus tertawa. Hanum yang duduk disebelahnya berusaha melepaskan genggamannya tapi Bayu justru semakin tidak ingin melepaskan. Hanum menyipitkan pandangannya ke Bayu seolah mengatakan " Siapa Inge?"
" Udah sih kak, kasihan tuh masih pengantin baru kalau harus perang dunia" sahut Rizal dengan nada mengejek.
" Eh, tapi kamu juga harus hati-hati juga nih Bay, kalau dipikir-pikir aku sama Hanum kan mirip tuh, versi cewek lah. Aku yakin besok pas KKN pasti bakal banyak fansnya hahaha" lanjut Daniel sambil tertawa. Mereka seakan lupa kalau sedang mengobrol di antara keluarga besarnya.
Waduh, kalau Hanum besok KKN bagaimana ini? Secara, wajah mereka yang sama-sama menarik, batin Bayu jadi tidak tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...