" Udah semua?" Kata Bayu sembari mengambil koper yang dibawa Hanum dari dalam rumah. Setelahnya Bayu memasukkannya ke dalam bagasi mobil.
" InsyaAllah, udah"
" Wuahh cuit...cuit Hanum udah dijemput pak suami nih ye" ledek Adam.
Saat ini semua temannya sudah berkumpul di depan rumah pak lurah.
" Teman-temanmu sudah tau ?" bisik Bayu. Hanum menjawab dengan anggukan kepalanya.
" Alhamdulillah, setelah ini cincinnya dipakai lagi ya"
" Hayoo, yang pengantin baru bisik-bisik terus" ucap Shinta.
" Kepengen yang Shin?" tanya Tirta.
" Iyalah, siapa juga yang nggak pengen ?"
" Ya udah sana tinggal halalin aja"
" Halalin...halalin...sama siapa?"
" Tuh..calonnya udah siap" tunjuk Tirta ke arah Adam, sedang yang ditunjuk langsung mencak-mencak. Tirta dan Galih tertawa ngakak, sedang Sandi? Dia terlihat agak diam, hanya senyum melihat teman-temannya tertawa.
" Udah lah. Sakit perutku ini. Mbok ya kita itu empati dikit sama pak kordes ini. Kitanya ketawa-tawa dianya hatinya patah. Kaciaan " ucap Tirta lagi. Sandi yang mendengarnya langsung meninju lengan Tirta.
Pak Bayu yang tadi ikut tertawa menyaksikan candaan para mahasiswanya seketika ikut terdiam lalu nengok ke arah istrinya. Hanum yang merasa ditatap lalu melihat wajah suaminya yang terlihat muram " Kenapa?" Bayu hanya diam saja.
Ya, kemarin setelah Sandi menyampaikan perasaannya, Hanum langsung menelepon suaminya. Dia tidak ingin ada kesalahpahaman lagi. Hanum masih ingat bagaimana cemburunya Pak Bayu saat tahu ada temannya dari fakultas teknik yang menyukainya. Makanya kemarin dia langsung menelepon suaminya. Hanum mangabaikan pesan Sandi untuk tidak bilang ke Pak Bayu, siapa dia? Pikirnya, yang berhak atas dirinya ya suaminya. Apapun yang terjadi harus saling komunikasi. Saat Hanum menceritakan bagaimana Sandi mengungkapkan rasa sukanya, Pak Bayu langsung diam. Dia bilang sudah tidak kaget karena sejak awal Pak Bayu melihat kalau Sandi sepertinya suka sama Hanum. Dia melihat dari kaca mata sebagai sesama laki-laki. Tapi dasar Hanumnya saja yang kurang peka, dia tetap bersikap biasa saja seperti dengan yang lainnya.
Ini saja Pak Bayu belum tahu acara perpisahannya kemarin malam, dimana Sandi sengaja menyanyikan lagu yang sepertinya sengaja ditujukan untuknya. Setelah penampilan dari warga desa, teman-temannya yang laki-laki mengisi acara dengan menyanyi. Tidak disangka Sandi memiliki suara bagus. Di lagu yang kedua dia sempat memberikan kalimat pembuka yang membuat Shinta dan Melani heboh. Berkali-kali Shinta sampai mencubit lengannya sampai Hanum memilih untuk pindah tempat.
" Lagu ini ku persembahkan untuk seseorang yang belum sempat ku miliki. Tapi, hanya saya ya yang merasakannya, maksudnya dia tidak hahaha..karena saat ini sudah ada seseorang yang lebih baik dari saya yang telah mencintainya dengan setulus hati. Saya ikhlas, doa saya semoga dia bahagia. Lagu agak lama ya teman-teman...dari La Luna, nanti yang tidak tahu bisa buka you tube ya, ini lagu yang dulu sering dinyanyikan oleh kakak saya saat dia patah hati karena kekasihnya menikah. Saking seringnya mendengar, saya sampai hafal. Dulu saya sering mengejeknya, tapi mungkin karma ya....ternyata saya malah mengalaminya sendiri hahaha" Sandi mengakhirinya dengan tertawa sumbang.
Selepas KauPergi
La Luna
Selepas kau pergi
Tinggalah disini kusendiri
Kumerasakan sesuatu
Yang tlah hilang didalam hidupkuDalam lubuk hatimu
Ku yakin kau pun sebenarnya
Tak inginkan lepas dariku
Tahukah kau kini ku terlukaBantu aku membencimu
Ku terlalu mencintaimu
Dirimu begitu berarti untukku

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...