" Rend, ikut aku yuk" ajak Bayu ke Rendra sepupunya. Rendra ini anak dari Dian, adiknya mamanya Bayu yang tinggal di Jogja. Saat ini Rendra sedang main ke rumah Bayu.
" Kemana mas"
" Ini nganter motor"
" Motornya siapa?"
" Mahasiswaku"
" Heem... mahasiswa plus...plus" jawab Rendra sambil tersenyum mengejek.
" Plus...plus opo maksude? ( apa maksudnya?)"
" Mahasiswa plus calon istri to? Ngerti aku critane mas"
" Kamu tahu dari siapa?"
" Dari budhe lah, pas beliau cerita ke Ibu kan aku nguping hehehe"
" Dasar ya"
"Mahasiswa semester berapa sih mas?"
"Enam"
" Wehh.... sama kayak aku dong. Jauh banget selisih umurnya ya mas? Aku saja baru 21 tahun. Mas Bayu berapa? 30 bukan sih"
" Gak usah tanya-tanya, nyindir to maksude?"
" Ngerti wae jenengan ki ( kamu) mas, berarti selisih 9 tahun yo mas, kalau misalnya aku kayak mas Bayu, berarti calon istriku sekarang masih SD kelas 6 ya. Berarti aku ndak usah susah-susah cari di kampus, tinggal ngecengin anak-anak SD sebelah rumah hahaha" Kata Rendra sambil ketawa-tawa.
Rendra pun masih bertanya kenapa motor mahasiswanya Bayu bisa ada di sini. Dan Bayu pun menjelaskan tentang kejadian dua hari yang lalu.
" Wis lah, jadi mau atau nggak?"
" Oke...oke nggak usah marah lah mas, baru tadi malam juga ngelamar, kan bentar lagi juga jadi suami. Memang rumahnya mana mas?"
Bayu menyebutkan alamatnya Hanum. Lumayan jauh dari tempat tinggal Bayu. Akhirnya dicapai kesepakatan, Bayu mengendarai mobil dan Rendra yang memakai motornya Hanum. Tapi sebelumnya Bayu sudah menghubungi Hanum kalau mereka akan mengantar motornya. Modus sih sebenarnya, karena Hanum sendiri sebenarnya bisa mengambil motornya saat ke kampus sekalian.
Sampai di depan rumah Hanum, Rendra menghampiri Bayu dengan wajah penuh penasaran.
" Sebentar mas, calon istrimu eh mahasiswamu itu namanya siapa?" tanyanya.
" Hanum, kenapa?"
" Nama lengkapnya?"
" Faiza Hanum"
" Ya Allah... Subhanallah... MasyaAllah...Allahuakbar " ucap Rendra sambil terbelalak tidak percaya.
" Sek bener mas?" tanyanya masih tidak percaya.
" Iya benar, kamu kenapa? Kenal? Jangan bilang kalau...." Bayu bertanya karena melihat respon sepupunya yang terlihat kaget.
" Jangan su'udzon dulu lah mas, kalau benar lho mas, Hanum yang aku kenal. Aku dulu pernah main ke sini, ke rumahnya Hanum. Dia teman SMA ku mas"
Gantian sekarang Bayu yang terlihat kaget. Bayu lalu melihat Rendra dengan tatapan tajam. Menyangka ada hubungan antara Hanum dan Rendra sebelumnya. Apalagi setelah Bayu mengingat pembicaraan dengan Ferdi ayahnya Hanum tentang masa remajanya Hanum.
" ckckck... nggak usah cemburu gitu lah mas. Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Hanum. Just friend. Bener iku mas" ucap Rendra sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke Bayu, apalagi meihat ekspresi Bayu yang tiba-tiba berubah.
" Nanti tak ceritakan mas, tapi nggak gratis lho" ancam Rendra.
" Ayo mas, segera masuk. Aku lihat dulu, ini beneran Hanum temenku atau bukan, tapi kalau rumahnya sih iya" katanya sambil melihat-lihat lagi nomor rumah yang ada di pagar depan.
Akhirnya mereka pun masuk dan mengetuk pintu. Tidak lama kemudian muncul sang tuan rumah. Sama- sama terkejut, saat Hanum melihat orang yang diajak Bayu berkunjung ke rumahnya itu.
" Assalammu'alaikum Hanum" salam Rendra sambil tersenyum cengengesan seperti khasnya. Rendra tetap cuek saja walaupun mendapat tatapan tajam dari sepupunya.
" Wa'alaikumsalam, silahkan masuk" Hanum mempersilahkan masuk kedua tamunya. Setelahnya Hanum membuatkan mereka minuman dan menyajikan sedikit camilan.
" Ini Hanum, Faiza Hanum kan? Alumni SMA Nusa Bangsa?" tanya Rendra untuk meyakinkan diri.
" Iya, bener. Kamu Rendra kan?"
" Bener berarti, gimana kabarnya?"
" Alhamdulillah, baik. Kamu sendiri gimana? Kuliah dimana sekarang?"
" Alhamdulillah baik juga. Aku kuliah di Fakultas Teknik di Solo" Hanum pun menganggukan kepalanya.
" Eh, Num aku beneran nggak nyangka lho ternyata calon istrinya mas Bayu itu kamu, baru tadi pas sampai depan rumahmu, baru ngeh kayaknya ini rumahmu. Sudah lama juga ya ke sininya dulu? Udah berapa tahun ya? Lupa aku. Pas ku tanya mas Bayu, eh dianya malah langsung melotot tajam ke arahku Num, cemburu kayaknya calon suamimu ini"
Hanum yang mendengar pun hanya tertawa, berbeda dengan Bayu yang masih sulit untuk tersenyum. Tidak lama kemudian, mereka terlibat perbincangan yang menyenangkan apalagi cerita tentang masa putih abu-abu mereka.
Bayu yang merasa tersisihkan langsung berdehem, dan itu membuat mereka tersadar.
" Ehm...silahkan diminum dulu Pak, Rend" ucap Hanum sambil berusaha membuat suasana menjadi nyaman kembali. Apalagi melihat Pak Bayu yang dari tadi diam saja.
" Ehm. Pak Bayu dan Rendra ini ......"
" Kami sepupuan" jawab Bayu singkat. Hanum hanya menganggukkan kepalanya dan merasa tidak enak.
" Maaf ya Pak, jadi merepotkan, harus mengantar motor ke sini"
" Tidak apa-apa, kebetulan tidak ada agenda hari ini"
" Itu motornya mau sekalian dimasukkan ke garasi atau nggak?"
" Nggak usah Pak, di depan saja. Terima kasih sekali sudah diantar". Bayu pun tersenyum.
" Manggilnya Pak banget gitu hahaha" Rendra berusaha mengurangi kecanggungan di antara mereka. Pak Bayu dan Hanum hanya tersenyum.
" Nggak usah sok tahu, besok kalau sudah nikah, jelas ganti panggilannya" jawab Bayu masih agak ketus.
" Papa mama di rumah?"
" Papa mama baru saja pergi kondangan. Saya di rumah sama eyang, tapi baru saja sare ( tidur)"
" Ya sudah kalau gitu, kami pamit dulu. Sampaikan salam saya untuk papa dan mama. Rendra masih mau ngobrol atau mau ikut pamit juga?" sindir Bayu.
"Yang bener ini mas, aku boleh nih ngobrol lama sama Hanum?" balas Rendra sambil tertawa. Bayu hanya diam dan terlihat kesal.
Akhirnya mereka pamit dari rumah Hanum.
***********
Sepanjang perjalanan mereka banyak diam. Rendra yang merasa tidak enak akhirnya beritikad untuk memulai pembicaraan.
" Mas, aku itu sama Hanum bener- bener murni temenan. Dulu kita sekelas terus. Fansnya Hanum itu banyak...."
" Termasuk kamu?" potong Bayu.
" Nggak lah mas, tahu diri aku"
" Jujur saja, nggak usah bohong"
" Beneran mas, nggak usah cemburu gitu to, ya udah aku cerita sedikit, kalau banyak nggak gratis, ini prolognya saja. Iya bener, awal sempat tertarik..." Tiba-tiba mobil Bayu mengerem mendadak.
" Ya Allah mas, kaget aku" kata Rendra yang kepalanya hampir menyentuh dashboard mobil.
" Nggak usah sampai segitunya mas, aku belum selesai ceritanya lho" Rendra tahu hati sepupunya pasti panas saat mendengar Rendra akan bercerita. Tapi memang Rendra akui, dulu sempat tertarik dengan Hanum.
" Mau dilanjutkan nggak? Kalau nggak ya sudah" ancam Rendra.
" Mau makan dimana?" tanya Bayu menghiraukan pertanyaan dari Rendra.
Yes...Berhasil. Batin Rendra sambil menahan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...