Bayu dan Hanum sedang sarapan di rumah. Semalam Bayu minta menu makanan yang dimasak Hanum selama di KKN. Bayu ingat bagaimana teman-teman Hanum, terutama yang laki-laki memuji betapa enaknya masakan Hanum. Makanya Bayu meminta Hanum untuk memasak menu masakan apa saja yang pernah Hanum sajikan ke teman-temannya itu.
Dan pagi ini mereka sarapan dengan nasi goreng sosis dengan telur mata sapi. Tidak henti-hentinya Bayu memuji betapa enaknya masakan itu.
" Wah, benar juga kata teman-temanmu, masakan kamu memang enak banget sayang. Bisa jadi bulan depan timbangan mas udah naik nih"
" Alhamdulillah, aku seneng kalau mas Bayu juga seneng. Diimbangi olah raganya dong mas, tapi ngajak aku ya. Aku nggak mau kalau harus gendut sendirian"
" Iya- iya pasti" sahut Bayu sambil tertawa.
" Oya, hari ini jadi ke kampus?"
" InsyaAllah jadi"
" Janjian jam berapa dengan Pak Galih ?"
" Jam Sembilan, tapi aku mau berangkat lebih awal aja"
" Ya udah, nanti bareng aja ke kampusnya"
" Jangan mas, aku berangkat sendiri aja"
" Kenapa?"
" Ya pokoknya aku belum mau"
" Mas ngajar jam Sembilan, nanti sekalian aja"
" Aku belum mau mas, ini baru hari pertama aku ke kampus. Apalagi kemarin heboh tentang berita pernikahan mas. Aku nggak bayangin kalau mereka lihat kita berangkat bareng ke kampus. Baru mau sekali bimbingan, bisa ambyar aku nanti "
" Bahasamu itu lho yang, ambyar kayak lagunya Didi Kempot" ucap Bayu sambil tertawa.
" Trus kapan maunya datang bareng mas?"
" Ya besok, kalau undangannya udah di sebar. Kan nggak surprise kalau udah tahu duluan."
" Ya udah, mas manut aja. Tapi nanti hati-hati naik motornya"
Tentang motor jadi ingat kejadian kemarin. Jadi setelah menginap di rumah Bayu, mereka lanjut menginap di rumah Hanum, setelah sebelumnya mereka mengurus syukuran pernikahan yang akan digelar sebulan lagi. Mulai dari Wedding Organizer, Undangan, dan souvenir. Hanum bersikukuh mau membawa motornya dari rumah dengan Bayu mengikuti dari belakang. Hanum hanya tidak ingin repot kalau ingin ke kampus atau kegiatan yang lain. Tapi Bayu menolak dengan tegas. Akhirnya selama perjalanan pulang Hanum hanya diam. Sebenarnya dia hanya tidak ingin merepotkan suaminya jika harus mengantar dan menjemputnya, apalagi melihat kegiatan suaminya yang juga padat.
" Sayang, mas minta maaf ya. Bukan mas mau melarang kamu untuk membawa motor dari rumah. Bagi mas, setelah akad nikah maka detik itu juga tanggung jawab atas diri kamu dari ayah beralih ke mas. Termasuk memenuhi semua kebutuhanmu. Mas berharap, dengan menikah dengan mas, kamu tidak akan kekurangan apapun, Alhamdulillah jika bisa lebih dari apa yang sudah kamu dapatkan selama ini. Jadi bisa ngerti ya tadi kenapa mas melarang kamu membawa motor?" ucap Bayu sekembalinya dari rumah mertuanya.
Hanum yang mendengarnya langsung terisak. Tidak mengira bahwa pemikiran suaminya sampai segitu. Hanum terbawa egonya, yang merasa kenapa harus dilarang, toh itu juga motornya. Tetapi sekarang, dia merasa betapa bersyukurnya memiliki suami seorang Bayu.
" Sayang, jangan nangis. Maafkan mas ya?" ucap Bayu sambil meminggirkan mobilnya. Bayu lalu membawa Hanum ke dalam pelukannya.
" Nggak mas, mas nggak salah. Justru Hanum yang harusnya minta maaf, sudah marah dan tidak memahami apa yang mas pikirkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
Spiritual" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...