Tiga hari berada di tempat KKN diisi dengan perkenalan. Di malam kedua kemarin diisi perkenalan mahasiswa KKN dengan bapak bapak dan ibu-ibu. Beruntung memang, waktu itu bersamaan dengan pertemuan rutin warga yang bertempat di kediaman Pak Lurah. Malam berikutnya, mereka mengundang pemuda pemudi ke posko untuk berkenalan dan menyampaikan program kerja yang terkait dengan remaja di desa tersebut.
Mereka sangat antusias sekali dengan program-program yang ditawarkan, baik untuk orang tua, remaja, maupun anak-anak. Khusus program usulan dari Bayu, mereka menyambutnya dengan senang hati. Mereka tidak sabar menunggu pertemuan dengan dosennya para mahasiswa itu.
Para remaja di desa juga menyambut dengan sangat antusias. Mereka siap bekerja sama dan membantu pelaksanaan program-program ini. Hanum dan teman-temannya sangat bersyukur, kedatangan mereka mendapatkan penerimaan yang sangat baik. Tanpa dukungan dari warga, program mereka tidak akan berjalan lancar.
**********
Seperti yang dikatakan dosennya, Pak Bayu akan datang kembali dua atau tiga hari setelah penyerahan mahasiswa KKN. Beliau datang untuk berkoordinasi dengan mahasiswa KKN dan bapak lurah. Selain itu, beliau perlu survey keadaan lingkungan sekitar. Walaupun kemarin juga sudah meminta kami melaksanakan survey.
Sore menjelang maghrib, Pak Bayu sampai di depan posko. Beliau datang memakai kaos kerah warna hitam dan celana jeans. Penampilannya benar-benar membuatnya terlihat muda. Memang masih muda kan? Hehehe
" Assalammu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam" jawab kami bersamaan.
Pintu depan memang selalu terbuka, karena semenjak ada kami, banyak anak-anak atau remaja yang berdatangan ke posko, entah minta untuk belajar atau hanya bermain saja. Jika kami tidak berada di ruang tamu, maka tempat favorit kami adalah ruang tengah, yang hanya dipisahkan dinding dengan ruang tamu. Disini ruangannya cukup besar, ada televisi yang terletak di meja kecil di ujung ruangan. Biasanya kami duduk lesehan dengan karpet atau tikar. Di tempat ini pula kami diskusi membahas program-program selama kami KKN, ngobrol, makan bersama, bahkan ada yang tiduran di sini, tapi yang laki-laki saja. Di depan ruang keluarga ada tiga kamar bersebelahan, kamar paling ujung untuk mahasiswa putri, ruang sebelahnya ruang tamu, baru dua kamar setelahnya, yang satu untuk mahasiswa putra. Untuk memasak, kami juga mandiri, bukan catering dengan salah satu warga. Jadi setiap pagi dan sore kami selalu giliran memasak, walaupun dijadwal, tapi seringnya kami yang putri yang memasak. Tapi belum tahu juga, karena KKN nya baru berjalan tiga hari.
Setelah mendengar salam, Hanum pun beranjak untuk melihat siapa tamunya. Walaupun dari suaranya sebenarnya dia tahu kalau itu suaminya. Bayu yang melihatnya langsung tersenyum. Bayu mengulurkan tangannya untuk dicium istrinya. Hanum tampak menengok ke belakang, khawatir ada temannya yang melihat. Setelah melihat situasi aman, Hanum cepat-cepat meraih tangan suaminya dan menciumnya. Melihat Hanum yang terburu-buru salamannya, membuat Bayu tertawa, kemudian dia justru mengelus kepala istrinya dan berbisik " Boleh peluk nggak? Mas kangen banget sama kamu?". Hanum yang mendengarnya langsung memukul lengan suaminya. Bayu tertawa setelah menggoda istrinya dan melihatnya salah tingkah.
" Num, siapa tamunya ? " terdengar suara Melani dari dalam.
" Ehm..mm..ini ada Pak Bayu" jawab Hanum gelagapan.
Setelah mendengar nama Pak Bayu sontak teman-temannya langsung bangkit dari duduknya dan keluar ke ruang tamu. Mereka mempersilahkan Pak Bayu untuk duduk.
" Kirain siapa Num, lama amat di ruang tamuya" ucap Adam. Hanum yang mendengar hanya bisa meringis, kemudian masuk untuk membuatkannya minum.
Ruang tamu di sini belum ada kursi tamunya. Jadi mereka duduk di atas karpet yang digelar. Rumah ini kelihatannya masih belum lama di bangun oleh pak lurah. Rumah pak lurah ini cukup besar. Keluarga pak lurah tinggal di rumah bagian depan yang menghadap ke selatan, di depan rumahnya ada pendopo. Nah, rumah yang dipakai untuk posko ini bangunan baru yang dibangun di tanah belakang rumah pak lurah menghadap ke barat. Rencananya besok akan ditinggali anaknya yang masih berada di Tangerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen ( END )
आध्यात्मिक" Permisi Kak, boleh saya minta tanda tangannya?" Pria itu menoleh dan kaget tapi tidak lama kemudian tersenyum. Aneh, pikir Hanum. " Oh, ya..ya, sini bolpoinnya" katanya. Dia lalu meminta buku Hanum dan memberikan tanda tangannya. Tidak lupa di ba...