62. Dinner

1.1K 114 9
                                    

Warning, part ini mengandung keuwuan yang luar biasa bisa bikin sesak napas, kejang-kejang, gigit jari, senyum-senyum sendiri, silakan dinikmati!

Selamat membaca cerita Leone
🖤🤍

Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

62

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

62. Dinner

"Yang kita rindukan hanya momennya, sekali pun ada kesempatan kembali mengulang, orangnya pasti sudah berbeda."

***

Malam minggu bagi sebagian orang memiliki makna yang berarti. Namun, tentu saja hal itu diperuntukkan oleh orang-orang yang sudah tidak jomlo lagi. Layaknya Clara yang sedari tadi senyam-senyum sendiri, memandangi layar ponsel berisi chat-nya bersama Leone yang katanya akan menjemputnya ke mari.

Clara memeluk ponselnya sendiri dalam posisi menatap langit-langit kamar. Ia memejamkan matanya, membayangkan bagaimana nanti ketika dinner berdua bersama Leone. Yang omong-omong ini adalah kali pertamanya.

Tak mau memikirkannya lama-lama, Clara segera bangkit dari kasurnya. Ia membuka lemari dan mencari-cari baju yang pas untuknya pergi. Sampai pilihannya jatuh pada dress berwarna marun yang dibelikan kakaknya dulu waktu ulang tahunnya ke tujuh belas.

Clara keluar dari kamarnya setelah merasa cukup dengan dandanannya dan yakin bahwa tidak ada barang yang ketinggalan. Langkah membawanya menuruni anak tangga sampai tiba di ruang makan, mendapati sang kakak yang tengah menata menu di atas meja. "Kak?"

Nicho menoleh dalam sekejap, menyunggingkan senyuman yang perlahan pudar melihat penampilan adiknya. "Eh? Mau ke mana? Rapi banget?"

Clara gelagapan, ia mengulum bibirnya lantas menjawab, "Keluar sama temen. Nggak apa-apa, 'kan, Kak?"

Pundak Nicho menurun, ia menunjukkan raut wajah sedih. "Jadi Kakak makan sendiri malam ini?"

"Emangnya papa ke mana?"

Nicho mengedikkan bahunya. "Katanya, sih. Masih ada urusan di luar."

Mendadak Clara teringat perbincangan papanya tempo hari. Sepertinya kakaknya belum mengetahui akan hal tersebut. Terlalu lama memikirkannya, ia sampai melamun.

LEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang