43. Bahaya Mengancam

1K 115 32
                                    

Hai, comeback again. Intinya jangan lupa vote dan ajak teman-teman kalian buat baca ya? Kalau tembus 50 vote aku bakalan update cepet. Setiap part udah nyentuh 300 readers pun aku udah seneng banget kok.

So, selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

So, selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

43. Bahaya Mengancam

"Sebuah hubungan yang dekat, biasanya akan memiliki insting yang kuat antar sesamanya. True?"

***

Masih ada satu pelajaran lagi di dua jam terakhir sebelum pulang. Clara mendesah kasar tatkala tak ada pesan balasan sama sekali dari kekasihnya padahal ada notifikasi online di sana sebelum berganti menjadi off beberapa menit kemudian. Ia mencoba berpikir positif kalau Leone sedang diburu-buru. Namun, sedetik kemudian, nama Chika muncul di layar notifikasi. Ia langsung mengangkat telepon dari temannya itu.

"Halo, Chik?" sapa Clara cepat begitu tersambung.

"Halo, Ra! Lo nggak kangen sama gue?"

"Ya kangen, lah!" Clara melengkungkan senyuman tipis. "Gimana keadaan lo? Udah baikan?"

"Udah, tapi masih mual sedikit."

"Lo bandel banget, sih! Udah berapa kali gue bilang dijaga makanannya. Malah terima pemberian Leone."

"Ya habisnya, Ra. Siapa coba yang nggak mau dikasih makanan sebanyak itu? Gue juga udah lama nggak makan itu. Ya gue pengin deh."

Clara menggeleng-gelengkan kepalanya. Chika itu terlalu polos dan memang harus selalu ada yang mengawasinya. Sebab jika meleng sedikit saja pasti akan ada kejadian seperti saat ini.

"Ya udah istirahat sana, kayaknya ada Pak Fuad." Clara melihat siswa-siswi datang bergerombol dari luar sembari mengatakan 'ada guru, ada guru'.

"Dadah, Clara! Semangat belajarnya!"

LEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang