37. Ketakutan yang Dirasakan

1.3K 125 64
                                    

Halo, ehehehhe sori kemarin nggak update. Belum sempet direvisi ✌️

Sebelum baca boleh dong divote dulu. Sekalian mau tanya, dari mana kalian tahu cerita Leone?

Selamat membaca cerita Leone
🖤🤍

Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

37. Ketakutan yang Dirasakan

"Rasa takut ada supaya kita bisa membatasi diri. Rasa takut juga ada supaya kita bisa berani melawannya dan bisa hidup bebas dengan nyaman."

***

Clara merasakan pipinya diusap seseorang. Matanya yang masih terpejam perlahan terbuka kala Leone bersuara membangunkannya. "Udah nyampe?" Ia mengucak matanya sekali melihat sekitar.

"Udah."

"Ya udah gue masuk." Clara menyampirkan tas kecilnya di bahu sembari menarik tuas pintu mobil.

Leone dengan cepat menahan bahu Clara saat hendak pergi. "Gue beliin lo hape baru." Ia memberikan sebuah kotak yang berisikan ponsel itu pada Clara.

"Ngapain, sih? Nggak usah." Clara menolaknya cuma-cuma seraya mendorong ponsel itu.

"Jangan bikin semuanya jadi rumit, Ra. Cukup terima pemberian gue, ini juga sebagai tanda terima kasih gue karena lo udah mau temenin gue."

Clara mengembuskan napas berat. "Gue ikhlas temenin lo."

"Gue juga ikhlas kasih ini ke lo." Leone bersikeras untuk memberikannya karena jika bukan untuk Clara buat apa ponsel itu ia beli?

"Tapi gue nggak mau bikin lo repot."

"Gue nggak merasa lo repotin."

Jeff yang risau dengan perdebatan mereka takut semakin menjadi-jadi akhirnya ikut bicara menengahi. "Leone paling nggak bisa kalau pemberiannya ditolak, Non. Nanti dia akan marah dan saya bisa kena imbasnya."

"Denger apa kata Jeff. Nggak mau, 'kan lo gue musuhin?"

Clara akhirnya mengambil kotak ponsel itu secara kasar. "Demi Om Jeff, ya, ini."

Leone tersenyum lebar menampilkan sederet giginya. "Yang penting lo bisa terima pemberian gue. Gue nggak tau nomor-nomor lo yang penting, jadi yang gue masukin cuma nomor gue. Barangkali lo butuh sesuatu."

"Emang dasar ya lo!" Clara mendorong pintu keluar. Ia pun beranjak dari duduknya, diikuti oleh Leone yang juga keluar.

"Makasih."

Clara yang sudah berdiri di depan pagar rumah terkejut mendengar itu. "Lo ngomong makasih? Nggak salah denger, 'kan gue?"

"Siapa? Gue? Itu gue nyindir lo!"

LEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang