[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
[2 Part Sebelum End!]
WARNING!!!
Banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. Tidak untuk ditiru.
***
"Lo udah berhasil bikin gue sembuh dari luka masa lalu. Tapi lo juga yang udah bikin gue luka baru. Seharusnya kita ng...
Aku berubah pikiran buat tamatin cerita ini dalam waktu dekat. Selain supaya kalian bisa baca maraton dan nggak kegantung, juga supaya akunya bisa tenang. Jangan lupa vote dan ramaikan part ini ya!
Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
45. The Last War
"Ketidakmampuan seseorang dalam mengatur emosinya bukan tanggung jawabmu."
***
Jalanan yang sepi membuat Leone tak mampu berbuat apa-apa. Ingin pergi pun, rasanya percuma karena ia sudah dikelilingi oleh anggota geng motor Karel. Ia tak tahu apa yang akan Karel lakukan padanya lagi kali ini.
"Masih belum puas udah gue bikin kehilangan semuanya?"
Karel tertawa sinis seraya melangkah mendekati Leone. "Lo pikir gue nggak tau kalo lo abis jalan sama Shemira?"
Leone tersenyum miring, ia lalu terkekeh kecil. "Sampai kapan pun, apa yang lo dapat nggak akan bisa bertahan lama karena lo mendapatkannya dengan cara sampah!"
"Gue masih belum kalah dari lo, Leone." Karel menyuruh salah satu anggotanya untuk menahan pergerakan Leone. Sedangkan dirinya mengambil ponsel untuk menunjukkan sebuah video.
Leone berusaha melepas cengkeraman kedua tangan orang di sampingnya tapi percuma saja. Yang bisa dilakukannya kini adalah menonton video yang ditunjukkan Karel.
Di menit-menit awal, Leone masih tak mengerti maksud video itu. Namun, begitu dirinya tampak hadir di sana dengan seseorang yang mengeluarkan banyak darah di bagian kepala. Leone ingat kejadiannya, itu satu tahun yang lalu sebelum akhirnya ia dapat melupakan kejadian tersebut karena dianggap telah selesai.
Leone semakin membelalakkan matanya tatkala tahu bahwa perempuan itu telah meninggal dunia sehari setelahnya. Kakinya melemas dengan debaran jantung yang berpacu semakin cepat.
