42. Puncak Pertengkaran

1.2K 110 23
                                    

Kembali lagi di part 42. Ada kabar apa hari ini? Semoga baik-baik aja ya semuanya ✨

Jangan lupa vote dulu sebelum baca, oke? Part ini lumayan nguras emosi, tapi ada uwunya juga.

Selamat membaca cerita Leone
🖤🤍

Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

42

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

42. Puncak Pertengkaran

"Kita tidak akan sadar betapa berharganya sesuatu yang dimiliki, sampai ketika kita kehilangan hal tersebut."

***

Memasuki area kantin, ada banyak siswa-siswi yang sudah memenuhi tempat duduk. Mereka biasanya sudah menduduki kursi sejak jam istirahat belum berbunyi.

"Nggak ada yang kosong, Yon."

Leone ikut berjinjit untuk bisa lebih menjangkau area dalam pandangannya. Sama seperti ucapan Clara barusan, tidak ada tempat yang kosong untuk mereka makan.

"Lo tunggu sini," titah Leone.

"Nggak," jawab Clara sembari menarik kembali tangan Leone. "Gue tau lo mau ngusir adik kelas, ya, 'kan?"

Mendapat tebakan itu refleks Leone memberikan senyuman tipis. "There' s no other way."

Pandangan Clara masih lurus ke depan mencari tempat yang kosong. Tepat setelah Leone hendak angkat suara, ada segerombolan siswa-siswi yang telah selesai makan. "Tuh, kosong. Makanya sabar! Ayo!" ajak Clara.

Keduanya sempat berpapasan dengan Andro, Kaivan dan Elang. Mereka juga baru saja selesai makan sepertinya. Pandangan mereka sama sekali sengaja supaya tidak melihat keduanya. Leone tak mau ambil pusing dan membalas mereka dengan hal serupa. Sedangkan Clara mulai khawatir, jika terus seperti ini bagaimana mereka bisa berbaikan?

"Andro, Kaivan, Elang," sapa Clara memberanikan diri. "Udah pada selesai?"

"Udah, Ra," balas Andro singkat. Lain halnya dengan Kaivan yang benar-benar tidak ada antusiasnya sama sekali untuk menjawab. Sedangkan Elang menggaruk tengkuknya karena dirasa sangat canggung.

LEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang