51. Meredam

943 107 15
                                    

Selamat membaca cerita Leone
🖤🤍

Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

51

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

51. Meredam

"Dia menghindar, harusnya lo sadar, bukan malah mengejar."

***

Clara merasakan ada suara yang memaksa masuk ke dalam indra pendengarannya. Adegan dalam mimpinya perlahan-lahan mulai memudar digantikan suara gaduh dan ketukan pintu yang keras. Buyar sudah happy ending yang Clara harapkan dalam mimpinya ketika suara Nicho semakin mendengung di telinga.

"Clara, bangun!!!"

Suara teriakan yang Clara sudah ia sadari dari sang kakak tak membuatnya menurut. Ia malah menarik selimutnya ke atas meski sadar bahwa matahari telah masuk lewat celah jendela kamarnya. Ia masih berharap dapat melanjutkan mimpinya.

"Sebentar lagi jam tujuh, Clara," sahut Nicho lagi dari luar. "Kamu nggak mau sekolah?"

"Ah, Kakak ganggu aja!" umpat Clara berbisik. "Jadi nggak bisa dilanjut lagi, 'kan, mimpinya."

Clara akhirnya menyibak selimut. Ia lantas memaksa membuka matanya yang langsung fokus kepada jarum jam di dinding. Matanya membelalak sempurna. Ia mengucak indra penglihatannya untuk memastikan sekali lagi bahwa yang dilihatnya benar. Baru setelah itu, ia mendudukkan tubuhnya. "Iya, Kak, udah bangun!"

"Cepetan mandi! Kita sarapan bareng!"

Clara tak menjawab seruan tersebut sebab suara langkah kaki pergi meninggalkan kamarnya. Ia segera berbenah meski masih berusaha mengumpulkan nyawa. Omong-omong mendadak senyumannya terlukis jelas di bibir lantaran mengingat kalau papa dan kakaknya berada di rumah.

Seiring detik berlalu serta dentingan suara sendok dan garpu silih berganti. Clara akhirnya turun dari lantai satu setelah sudah rapi dengan pakaian seragam sekolahnya. Ia dapat melihat Nicho yang nampaknya sudah bersiap-siap membangunkannya lagi.

"Kamu selalu kesiangan ya pasti kalau sekolah?" tembak Nicho langsung saat Clara tengah menarik kursi di hadapannya.

"Nggak lah, Kak. Tadi malem, 'kan, Clara baru pulang jam dua belas. Jadi masih ngantuk. Untung ada yang bangunin," balas Clara disertai cengiran lebar. Ia kemudian mengambil piring beserta sendok dan garpu. "Buatan siapa, nih, nasi gorengnya? Pasti Kak Nicho ya?"

LEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang