10. Sebuah Janji

2.6K 272 125
                                    

Halo hehehehe. Maaf banget ya hari selasa ga update. Jadi part ini tuh harusnya direvisi dan waktu itu aku masih belum mood nulis buat revisinya.

Sekarang udah update nih, jangan lupa vote dulu ya sebelum baca. Tinggal klik aja kok :( dengan begitu aku bisa seneng banget karena cerita aku bisa dihargai 🤗

Daripada lama-lama. Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

 Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10. Sebuah Janji

"Tanggung jawab terbesar seseorang adalah kepercayaan. Gue mau lo nggak akan kecewain gue karena hal itu."

***

Leone benar-benar merasa bosan. Sedari tadi yang dilakukannya hanya mondar-mandir di ruang tamu. Ia ingin sekali masuk ke sekolah, tapi dokter pribadinya mengatakan bahwa kondisinya masih belum pulih. Padahal ia sudah merasa lebih baik sekarang.

Pikirannya tiba-tiba tertuju pada Clara. Tengah malam, ia sebenarnya tersadar saat perempuan itu pergi pulang. Padahal ia ingin sekali untuk ditemani perempuan itu hingga pagi.

Eh, tunggu?

Sialan. Leone malah jadi memikirkannya. Ia juga tiba-tiba malah menekan tombol telepon nomor Clara. Dan sayangnya, perempuan itu malah menelepon balik dirinya.

"Kenapa lo telepon gue?"

Leone mengelak. "Siapa yang telepon lo? Halusinasi kali lo. Lo yang ngapain telepon gue?"

"Heh kepala batu! Jelas-jelas tadi gue liat notifikasi telepon lo! Pas gue angkat malah mati."

Masih mengelak, tapi Leone menahan tawanya sekarang. "Lo pengin banget ya gue telepon? Sampe telepon balik begini. Kangen ya lo sama gue?"

"Dih najis! Udah kan nggak ada yang penting? Gue mau masuk kelas."

"Serius lo mau matiin telepon gue? Jarang-jarang lo gue angkat telepon dari cewek."

LEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang