Hai! Udah nggak sabar nunggu kelanjutannya kan? Jangan lupa vote dulu oke?
Selamat membaca cerita Leone
🖤🤍70. Bukti-bukti dan Kebimbangan
“Buat apa memiliki hati kalau hanya menggunakan akal?”
***
Clara menurunkan knop pintu usai tatap papa, kakak dan Leone terarah kepadanya. Sementara bahunya menjadi turun, ia merasa bingung harus bersikap bagaimana ketika bertemu dengan mamanya di dalam ruangan itu.
"Mama ... nggak akan ngapa-ngapain Clara, 'kan?"
"Kalau kamu nggak siap sekarang, papa temenin kamu ke dalem oke?"
Clara mengangguk singkat lantaran perasaan was-was menyelimutinya. Tangan Leone yang ada tepat di sebelahnya ia cengkeram kencang ketika pintu terbuka menampilkan sang mama yang terduduk dengan tatapan tak menentu.
"Hei, Ra. Liat aku." Leone menepuk pundak kekasihnya. "Ini kesempatan kamu buat memperbaiki hubungan kalian. Aku yakin mama kamu sayang banget sama kamu. Lawan rasa takut kamu, oke?"
Clara menoleh sekilas ke arah mamanya lalu mengangguk ketika Leone memberikan keberanian lewat tatapan.
Perlahan tapi pasti, Clara melangkah masuk ke kamar yang dulunya adalah kamar orang tuanya. Ia tak sanggup menatap wajah Tiara—mamanya yang tampak jauh sangat berbeda ketika tinggal berdua bersamanya.
"Ma?" panggil Clara memberanikan diri. Bibirnya bergetar, sekujur tubuhnya terasa begitu kaku. Clara tak berani menatap ketika mamanya menyadari akan kehadiran ia di sana.
"Clara? Kamu Clara bukan?"
Langkah Clara berhenti, atmosfer tegang mengisi ruangan. Clara tidak tahu apakah ia harus menangis sejadi-jadinya melihat kondisi mama yang kehilangan akalnya atau ia harus bahagia karena tidak akan ada lagi penderitaan seperti di masa lalunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONE
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [2 Part Sebelum End!] WARNING!!! Banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. Tidak untuk ditiru. *** "Lo udah berhasil bikin gue sembuh dari luka masa lalu. Tapi lo juga yang udah bikin gue luka baru. Seharusnya kita ng...