[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
[2 Part Sebelum End!]
WARNING!!!
Banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. Tidak untuk ditiru.
***
"Lo udah berhasil bikin gue sembuh dari luka masa lalu. Tapi lo juga yang udah bikin gue luka baru. Seharusnya kita ng...
Selamat lebaran! Nggak apa-apa lah ya lebih dua hari wkwk. Mohon maaf ya apabila ada kesalahan kata-kata selama aku nulis cerita Leone 🙏
Yuk klik vote dulu sebelum baca. Tembus 50 vote aku langsung up lagi besoknya. Siap ga 😋
Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
41. Kesepakatan
"Seandainya hari itu tidak ada. Mungkin tidak akan pernah ada kita. Kini yang ada hanya aku dan kamu tanpa hubungan apa-apa."
***
Clara melambaikan tangannya setelah turun dari atas motor. "Gue duluan ya, Yon! Ada tugas belum dikerjain!" seru Clara tak peduli lagi saat Leone meneriakkan namanya.
Padahal yang sebenarnya terjadi, Clara masih gugup untuk berinteraksi dengan Leone. Ya, ini semua akibat kejadian semalam. Tak ada henti-hentinya ia mengumpat sepanjang hari.
Masih pagi seperti ini, Clara sudah berkeringat cukup banyak karena berlari menghindari Leone di parkiran. Ia kemudian berjalan santai sembari mengedarkan pandangannya kemana-mana. Sesekali menyapa guru yang melewati koridor dengan mencium tangannya.
Clara dapat menemukan beberapa orang yang duduk di taman. Ia tak menyangka seorang Abi tampaknya sedang membicarakan sesuatu yang serius bersama Theresia dan teman-temannya. Namun, seiring pandangannya menyorot ke arah mereka, Abi mendadak bangkit berdiri. Ia yang teringat harus berbicara soal kemarin dengan laki-laki itu akhirnya berteriak memanggil.
"Abi!" panggil Clara seraya berlari menghampiri.
Clara terus mengejar laki-laki itu kendati Abi tidak mengacuhkannya dan malah pergi menjauh. "Abi gue manggil lo!"
"AW!" Tepat saat teriakan itu, tubuh Clara terpental ke belakang karena Theresia yang dengan sengaja menyenggol bahunya. Kakinya yang tidak dapat menopang tubuhnya dengan kuat tak mampu menahan. Ia jatuh tersungkur.
