4. Yocanz Shop

183 30 9
                                    

Kondisi di dalam kelas 11 MIPA 4 saat ini tidak terlalu sepi sebab bel tanda istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Kebanyakan sudah keluar entah itu pergi ke kantin atau ke kelas lain untuk bertemu temannya yang lain.

Namun, tidak dengan sosok berambut pendek yang duduk di kursi nomor dua dari belakang dekat jendela.

Namanya Alifia Nuri. Perempuan dengan tubuh berisi itu terlihat sibuk di mejanya sampai-sampai tidak memedulikan keadaan sekitar.

Buku catatan penjualan terbuka lebar di atas meja. Sementara empunya sibuk menghitung dengan HP-nya.

"Fi!" Sosok jangkung Dea yang baru memasuki kelas berteriak memanggil.

"Apa?" balas Fia berteriak tapi tidak menoleh sedikit pun. Masih fokus dengan benda pipih di tangan.

"Kantin, yuk?" Dea langsung menarik kursi di depan meja Fia, memutar kursi itu 45 derajat lalu duduk di sana.

Fia menggeleng. "Enggak, gue harus ngerekap data pembeli," katanya sambil menunjuk buku miliknya di atas meja.

Dea meringis. Selalu saja seperti itu alasan yang dibuat Fia ketika dia mengajaknya ke kantin.

"Ya, elah, Fi. Ayo, dong. Lo gak kasian apa sama gue?" Dea merengek. Cewek berponi itu memasang raut wajah semelas mungkin agar temannya itu termakan bujuk rayu.

"Gue masih sibuk, De. Abis ini juga mau ngasih barang ke orang-orang." Kali ini Fia menunjuk kresek hitam besar yang ada di bawah mejanya.

Melihat hal itu Dea segera memasang wajah ceria. Dea menyunggingkan senyum lebar dan menegakkan tubuhnya. "Oke, ayo kita ngirim barang sekarang!" serunya dengan semangat membara.

Mengambil kresek hitam itu dan mengangkatnya ke atas meja. Kemudian dengan cepat-cepat Dea menutup buku catatan milik Fia dan menyimpan pulpen yang dipegang cewek itu ke dalam kolong meja. Setelah itu Dea langsung menarik tangan Fia dengan satu tangannya yang bebas.

Mengantar barang jualan Fia adalah suatu hal yang membuat Dea senang. Terlebih lagi karena yang banyak memesan adalah anak kelas sebelah, 11 MIPA 5.

"Lo mau ke mana?" Fia menatap horor pada Dea yang melangkah penuh percaya diri menuju kelas sebelah. Fia sendiri sudah menghentikan langkahnya dan berhasil lepas dari cengkeraman Dea.

Dea mengerjapkan matanya sebentar. Merasa aneh tapi dia menyunggingkan senyumnya sambil menjawab dengan pede, "Sebelas MIPA lima, kan?"

Fia menepuk jidatnya. "Ngapain ke sana, dodol? Yang pesen, tuh, anak sepuluh MIPA satu!" balasnya agak ngegas. Merasa kesal dengan kelakuan Dea yang ingin modus saja dengan kelas sebelah.

Dea tertawa garing. Kemudian dengan agak berlari ia menghampiri Fia sambil menahan rasa malu. Untung saja di koridor itu hanya ada mereka berdua. Kalau tidak, mau ditaruh di mana wajah Dea?

Kini keduanya berjalan beriringan menuju lantai bawah. Kelas 10 memang ada di lantai 1. Sementara lantai 2 dihuni oleh kelas 11. Dan lantai 3 untuk kelas 12. Baru setelah itu ada rooftop di lantai teratas untuk bersantai. Biasanya banyak anak yang pergi ke sana untuk sekadar menghirup udara segar sambil melihat penjuru sekolah.

*

Sosok gadis dengan rambut panjangnya itu menatap lesu pada benda pipih di tangan. Bibirnya melengkung ke bawah. Matanya sudah berkaca-kaca ketika melihat pesan yang dia kirim belum mendapat balasan.

"Udah, lah, Yuan. Kali aja dia lagi sibuk, kan?" Salah satu teman yang duduk di dekatnya itu berusaha menghibur sambil menepuk-nepuk bahu cewek yang dia panggil Yuan itu.

Yuan mendelik, menepis tangan cewek itu dengan kasar. Raut wajahnya menjadi jelek ketika tangan temannya menyentuhnya. Mailina yang diperlakukan seperti itu hanya menipiskan bibirnya.

"Permisi~"

Sontak perhatian Yuan teralihkan pada suara barusan. Ia menoleh ke arah pintu mendapati sosok cewek jangkung yang tengah celingukan.

"Yang namanya Yuan di sini siapa?"

Yuan menunjuk dirinya sendiri bingung. "Gue?" Seingatnya dia tidak mengenal cewek yang sedang mencarinya itu. Tapi tak urung dia berjalan menuju pintu.

"Kenapa, ya?" tanyanya dengan raut manis sebagai kesan pertama yang bagus.

Dea menoleh. "Oh, lo yang namanya Yuan?" tanyanya yang segera dijawab anggukan oleh gadis yang tingginya hampir setara dengannya itu.

"Hm, bentar, ya." Dea menaruh kresek hitam yang dipegangnya itu lalu mengeluarkan sebuah kresek hitam lainnya dengan tulisan nama Yuan di atasnya.

"Nih."

Sebuah kresek hitam disodorkan ke arahnya. Yuan mengernyitkan alisnya sambil mencoba mengingat-ingat apa yang membuat cewek asing di depannya memberikannya kresek itu.

"Beberapa minggu lalu lo ikut po outer di Yocanz shop. Sekarang barangnya udah ready."

Ah. Yuan ingat sekarang. Beberapa minggu yang lalu dia naksir berat dengan outer merah kotak-kotak yang dilihatnya di HP milik Mailina. Kemudian ia menyuruh temannya itu untuk memesan.

"Makasih, Kak!" serunya antusias. Dia segera mengambil kresek hitam itu dan memeluknya erat. Raut wajahnya semakin terlihat cantik ketika ia tersenyum seperti sekarang.

"Oke, jangan lupa tag akun ig Yocanz shop, ya." Dea mengerlingkan matanya sambil menarik Fia pergi dari sana.

"Siap, Kak!"

"Ini yang jualan gue apa lo, sih?" Dea bertanya ketika mereka kembali menyusuri koridor kelas 10.

Fia terkekeh pelan. "Tenang aja, spageti kesukaan lo itu bakal tersedia ntar sepulang sekolah."

Mendengar kata spageti, Dea tentu saja kembali bersemangat. Cewek jangkung itu sangat menyukai spageti setelah Aris, pacarnya. Rasa-rasanya ia tidak bisa hidup tanpa mereka berdua.

Keduanya kembali mendatangi beberapa kelas untuk mengantarkan pesanan dari toko Yocanz shop yang dikelola Fia. Meski cewek itu baru memulainya ketika awal kenaikan kelas 11 dulu, kini toko itu sudah mulai berkembang dan pembelinya juga meningkat meski sebatas lingkungan sekolah.

Tapi Fia sudah sangat senang dengan hal itu. Setidaknya dengan itu dia bisa mendapat uang jajan tanpa perlu merepotkan papanya.

 Setidaknya dengan itu dia bisa mendapat uang jajan tanpa perlu merepotkan papanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow Ig @/Quiriezt yaa. Mau 🐮tualan juga boleh, DM aja oke

Disana aku ngeposting spoiler gitu haha

BalloonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang