Buat AN,
Yang ngilang.
Lo ngambil surat dari gue tapi gak pernah bales. Lo kenapa?
Dari Naufal.
*
Naufal mengernyit mendapati lembaran halaman majalah yang tak ada satu pun kertas terselip di sana. Itu berarti suratnya sudah di ambil. Tapi, pagi tadi Naufal tak mendapat balasan yang biasa dia terima di lokernya.
Ini aneh.
Apa karena saat hari Senin Naufal tidak menuliskan surat untuknya?
Naufal menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Segera dia kembalikan majalah di tangan ke dalam rak seperti sebelumnya. Dia berniat kembali ke kelas.
Saat melewati meja petugas, Naufal tak lagi dihadang. Mrs. Selvia sudah mulai terbiasa akan kehadirannya yang setiap saat muncul di perpustakaan, seperti hantu yang datang tiba-tiba dan pergi sesuka hati.
Naufal melangkahkan kakinya menuju kantin yang letaknya berlawanan dari perpustakaan. Dia perlu melewati beberapa laboratorium dan ruang kelas sebelum sampai di tempat tujuannya. Lumayan jauh memang.
Ketika sampai di bawah, Naufal berjalan dengan tubuh tegap. Tangan kirinya digunakan untuk menyisir rambutnya ke belakang. Membuat beberapa siswi yang kebetulan berdiri di koridor jadi menjerit tertahan.
Naufal tidak terlalu peduli. Hal itu sudah biasa untuknya. Jadi dia tetap melanjutkan perjalanannya menuju kantin.Satu tangan dimasukkan ke dalam saku celana abu-abu, sementara tangan yang lain digunakan untuk menyisir rambutnya sesekali, membuatnya berantakan tetapi menunjukkan pesonanya sendiri. Kemeja putih yang dikeluarkan sebelah dan tidak ada dasi yang melingkari kerahnya, begitu juga tidak ada sabuk hitam di pinggangnya. Itu membuatnya terlihat seperti premannya sekolah. Tetapi dengan wajahnya yang imut dan manis, semuanya menjadi sirna. Seolah-olah kesan nakal itu terkalahkan dengan sisi lainnya yang manis.
Begitu tiba di kantin yang ramai, Naufal langsung dapat menemukan temannya yang berkumpul di salah satu meja yang berada di tengah-tengah, menjadi pusat perhatian orang yang berada di kantin.
“Cendol dawet!” Alaska yang duduk di tengah berseru keras. Senyum lebar terpasang di wajah cerianya.
“Cendol-cendol.” Oky yang duduk di kursi ujung menyahut sambil berdiri. Kemudian bertepuk tangan dengan heboh seolah tengah menyemangati temannya.
“Dawet-dawet.” Kenzie menyahut penuh semangat, tetapi kemudian cowok itu menunduk dan fokus dengan jeruk di tangan.
“Cendol dawet seger!” Itu Yohan yang berseru ketika menghampiri meja dengan satu mangkuk di tangan. Bahkan dia memutar tubuhnya dengan satu kaki terangkat seperti melakukan gerakan balet. Untung saja mangkuk yang dipegangnya tidak jatuh.
Cakra yang duduk di samping Alaska jadi berdiri. Mengambil gelas plastik yang isinya sudah habis, lalu memegangnya seakan-akan yang dia pegang adalah toa. “Lima ratusan.”
“Gak pake ketan!” Taro yang pendiam pun ikut mengangkat suara meski tidak terlalu keras. Posisi duduknya berada di samping Nathan yang kini tengah menyembunyikan wajahnya di atas meja. Dia tidak mau mengambil risiko untuk membangunkan macan yang tertidur itu.
“Ji ro lu pat.” Kevin dan Fardhan si kembar menyahut berbarengan. Kemudian keduanya saling menoleh cepat dan memandang satu sama lain. Sedetik kemudian mereka tertawa nyaring.
“Tak tik tak tik tung.”
“Tak tik tak tik tung.”
Kemudian Niken, Lucky, Eric, Kevin dan Yohan menari penuh semangat. Sebenarnya tidak bisa disebut menari sebab apa yang mereka lakukan hanyalah menggoyangkan pinggul ke kanan dan kiri sambil mengeluarkan suara-suara aneh. Hal itu didukung dengan Fauzan dan Oky yang kini memukul meja membuat musik pendukung. Sementara Cakra memukul-mukulkan gelas plastik pada meja untuk membuat suara berbeda.
Naufal yang masih berdiri di dekat pintu masuk menatap ngeri pada teman sekelasnya itu. Ini adalah hal yang tidak biasa. Melihat mereka bertingkah gila di luar kelas adalah keajaiban! Karena biasanya mereka akan bertingkah sok keren untuk menggaet adik kelas cantik.
“Ekhem!” Nathan yang sebelumnya tertidur dengan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan jadi berdeham merasa terganggu. Itu membuat beberapa dari temannya menghentikan aksi gila mereka. Segera setelah itu mereka ikut berdeham sok keren lalu kembali duduk. Bertingkah seolah-olah kejadian sebelumnya tidak pernah terjadi.
Baru setelah temannya diam, Naufal menghampiri meja mereka dengan tenang.
*
Double up spesial 20!
*
Itu note tahun lalu, sayang kalau dihapus, udah hampir setaun ya cerita ini belum tamat" huhu:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Balloons
Teen FictionKatanya cinta itu buta. Tapi, kenapa fisik selalu jadi penentu utama? * Berawal dari terpaksa nonton futsal, Fia terpesona pada sosok cowok yang dijuluki wink boy dari Kelas Pangeran. Berkat saran dari Sellindra yang sudah terpercaya menjadi Mak Com...